Mengetahui Kepentingan Komunikasi Efektif Integritas Tujuan Kerangka Konsep Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

sebagai penyebab terjadinya aktivitas, yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses motivasi: a. Tujuan Tujuan merupakan alasan utama mengapa seseorang memiliki motivasi. Motivasi itu muncul karena seseorang tersebut ingin mencapai tujuan dalam hidupnya.

b. Mengetahui Kepentingan

Untuk mendapatkan sebuah motivasi seseorang tersebut harus mengetahui serta menyadari kepentingan apa yang menjadi tujuan untuk mencapai sesuatu.

c. Komunikasi Efektif

Motivasi itu muncul apabila kita mempunyai komunikasi yang efektif dengan orang lain. Dengan komunikasi yang efektif akan membantu kita dalam mendapatkan motivasi dari orang lain.

d. Integritas Tujuan

Dalam memotivasi diri, selain kita perlu mengetahui tujuan yang akan kita capai, kita juga perlu mengintegrasikan tujuan kita tersebut agar kita mudah dalam mencapainya.

e. Fasilitas

Fasilitas yang baik dan lengkap menjadi faktor pendorong yang ampuh dalam memotivasi seseorang. Dengan fasilitas yang tersedia, maka seseorang itu akan semangat serta termotivasi. Siagian: 1995: 46 Atas dasar sumber dan proses perkembangan, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan.untuk keperluan studi psikologi telah diadakan penertiban dengan diadakannya penggolongannya. Antara lain sebagai berikut ini. Siagian, 1995

1. Motif Primer

Universitas Sumatera Utara Menunjuk kepada motif yang tidak dipelajari untuk itu sering juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke dalam: a Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga mencapai keadaan fisik yang seimbang. b Dorongan umum dan motif darurat, termasuk didalamnya dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman dan ingin tahu, dalam hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dalam golongan melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar untuk menyelamatkan diri.

2. Motif Sekunder

Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari kedalam golongan sebagai berikut : a Takut yang dipelajari learned fears b Motif Sosial ingin diterima, ingin dihargai, konformitas, afiliasi dll c Motif-motif Obyektif eksplorasi, manipulasi, dan minat d Maksud purpose dan aspirasi e Motif berprestasi Achievement Motive Dari pengertian serta penggolongan, motifasi tersebut, motivasi jika dihubungkan dengan proses pengembangan diri seseorang berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang tersebut mengembangkan dirinya sehingga bisa lebih baik dari sebelumnya.

2.1.6 Pengembangan Diri

Universitas Sumatera Utara Menurut Kartono 1995: 39, defenisi dari pengembangan diri adalah “Individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi diatas jelas bahwa cara pendekatan tersebut merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandirian. Cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko. Bagi jiwa yang selalu ingin maju, pengembangan diri merupakan salah satu syarat utama yang tidak bisa dilewati. Dalam pengembangan diri sendiri sering kali kita dituntut untuk rela berkorban, menginvestasikan materi ataupun waktu sendiri. Bisa berupa mengikuti seminar-seminar dalam bidang yang ingin dikembangkan. Atau membeli buku-buku sebagai bahan referensi pengembangan diri. Hal-hal tersebut yang berhubungan dengan pengorbanan untuk mengembangkan diri, sering disebut self-infestment. Pengorbanan tersebut sebetulnya adalah wujud sebuah investasi, ada harapan meraup sebuah keuntungan yang lebih besar tentunya. Karena memang seperti itu wujud sesuatu yang namanya investasi. Namun banyak orang, terutama di negara-negara berkembang menuju miskin yang tidak menyadari semua itu. Padahal, individu yang sadar dan bisa melakukan self-investment ini sudah pasti akan berkembang, atau minimal bisa mengakselarasi perkembangan dirinya. Melakukan pengembangan diri adalah satu-satunya jalan untuk memberikan nilai beda dibanding orang-orang sekeliling. Tujuan Pengembangan Diri Tujuan kita mengembangkan diri, yaitu: Kartono, 1995: 53

1. Mendapatkan Rasa Aman

Keamanan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Di dunia kerja, keamanan meliputi kondisi kerja, asuransi kesehatan, gaji pada waktu berhalangan kerja, dan dana pension. Akan tetapi, keamanan dan rasa aman yang kita cari dengan pengembangan diri bukanlah keamanan dari Universitas Sumatera Utara luar seperti itu, melainkan keamanan dari dalam, yaitu keamanan batin. Keamanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin, jasmani-rohani, material-spiritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil memodifikasi sikap dan perilaku kita menjadi lebih baik, menambah kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita.

2. Kemantapan Hidup

Kemantapan hidup adalah keadaan hidup dimana kita tidak mudah goyah dan digoyahkan, baik oleh faktor-faktor yang ada di dalam diri. Upaya Pengembangan Diri Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolak ukur yang nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai. Konsep Sharpening Our Concept and Tools SHOCT yang dikembangkan oleh Lembaga Manajemen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri. 1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar. 2. Menjalin hubungan dengan orang lain. 3. Mengelola waktu secara efektif 4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas mencari pengetahuan baru. 5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi. 6. Membuat jurnal pribadi dengan menggunakancatatan harian agar jadwal kita menjadi teratur. Proses Pengembangan Diri Proses pengembangan diri adalah sebuah cara untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, mewujudkan impian-impian, meningkatkan rasa percaya diri, Universitas Sumatera Utara menjadi kuat dalam menghadapi percobaan dan menjalani hubungan yang baik dengan sesamanya. http:www.jendelailmu.comdaftar-bukupid-25697proses pengembangan-diri.html

1. Pancarkan Antusiasme Anda

Menerapkan prinsip-prinsip bertindak ke dalam kehidupan nyata akan mempertinggi jiwa Anda dan mengangkat semangat Anda. Anda akan menjalani hari-hari yang penuh dan lebih baik. Hal ini terjadi karena Anda telah memanfaatkan saat-saat hening anda untuk berpikir, mengorganisasikan dan memprioritaskan hidup anda. Anda akan mencintai banyak hal dan hal-hal tersebut akan menjadi bagian dari hari- hari Anda. Anda akan selalu berada dibawah kendali. Setiap hari Anda akan melakukan hal-hal baik untuk diri Anda sendiri maupun orang lain.

2. Master Sukses

Ada master di dalam diri Anda yang menjadi panutan. Master tersebut adalah Anda dalam kondisi yang terbaik. Teruslah berusaha. Anda tenang, tenggang rasa, sabar dan percaya diri. Anda jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan dapat diandalkan. Anda loyal dan menarik. Anda rendah hati dan menghormati orang lain. Anda tangguh, tekun, dan pekerja keras. Anda selalu ingin tahu dan mau diajar. Anda sehat, bersemangat, dan entusiastik.

3. Berani Mengambil Resiko Gagal

Bersiap-siaplah. Saat ini adalah saat yang paling baik bagi Anda untuk memulai tindakan-tindakan positif. Anda selalu berlatih dan anda punya kepercayaan diri dalam mempersiapkan tindakan Anda. Jangan biarkan diri Anda dikalahkan oleh keraguan. Anda menyadari bahwa saatnya akan datang dimana Anda harus bertindak. Jika Anda ragu terlalu lama, keraguan tersebut akan selalu menyelimuti dan berubah menjadi ketakutan. Ya, Anda bisa tersandung. Ya, Anda bisa ditolak. Ya, Anda mungkin gagal. Inilah hidup. Para penakluk kehidupan setuju bahwa dalam berusaha mereka mungkin harus menyesuaikan dirinya, bahkan memulainya kembali berkali-kali. Perbedaan antara orang sukses dengan yang lainnya bukan pada apakah anda melakukan kesalahan atau bahkan Universitas Sumatera Utara gagal untuk sementara waktu, tetapi perbedaannya pada bagaimana respon Anda. Kebanyakan orang mencari jaminan sebelum mengambil tindakan. Namun, dalam usaha pencarian jaminan tersebut, mereka sering menerima peringatan yang dapat dengan mudah digunakan sebagai alasan untuk tidak bertindak.

4. Ciptakan Perubahan

Status quo mungkin kondisi yang menyenangkan, namun karena harus terjadi perkembangan, maka harus ada perubahan. Karena Anda mencari perkembangan, maka Anda harus mencari perubahan. Jangan Anda lihat lingkungan Anda sebagaimana adanya, namun bagaimana seharusnya Anda mencari perubahan karena Anda perlu mencari jati diri yang lebih baik sehingga Anda dapat memainkan peran Anda dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

5. Terimalah Perbedaan

Lihatlah setiap orang sebagai individu dan bukan sebagai bagian sebuah kelompok. Seluruh manusia dari seluruh negara dan budaya pada dasarnya adalah sama tanpa memandang ras, warna, keyakinan atau jenis kelamin. Tolaklah kebijakan yang bersifat stereotip, memecah belah dan merendahkan diri serta mengelompokkan orang kedalam kategori- kategori. Jadilah orang pertama yang membangun jembatan toleransi dan kesepahama. Beberapa Metode Pengembangan Diri Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah : Dariyo, 2004: 5 • Observasi Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati perilaku orang lain. Sebagai contoh adalah seorang siswa SMP yang mengamati Universitas Sumatera Utara kemampuan seseorang melalui tayangan di televisi. Pengamatan ini sangat membantu proses pengembangan diri siswa tersebut. • Refleksi Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari individu itu sendiri. Ini merupakan aspek penting pengembangan diri. • Bacaan Penuntun Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam proses pengembangan diri. • Mencari Umpan Balik Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati. • Paket-paket Siap Pakai Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri sangat dibutuhkan dalam memakai metode ini. Oleh karena itu, pengembangan diri menuntut seseorang untuk lebih belajar sendiri, mencari secara mandiri tentang kualitas diri yang bisa diandalkan, terutama dalam dunia kerja dan memasuki kehidupan nyata. Pengembangan diri dapat dilakukan melalui pengembangan bakat, perwujudan impian-impian, peningkatan rasa percaya diri, komunikasi yang baik dengan lingkungan, mencoba Universitas Sumatera Utara menjadi kuat dalam menghadapi percobaan, peka terhadap diri sendiri dan peka terhadap orang lain.

2.1.7 Bakat

Bakat atau aptitude merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam suatu bidang atau kemampuan tertentu, seorang lebih berbakat dalam bidang bahasa sedangkan yang lain dalam matematika, yang lain lagi lebih menunjukkan bakatnya dalam sejarah dsb. Seperti halnya kecerdasan, maka pada bakat pun beberapa ahli memberikan rumusan yang tidak selalu sama tentang bakat. Nana Syaodaih Skmadinata, 2005: 101 W.B. Michel 1960 merumuskan bakat sebagai “pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had or no previous trainin”. Berarti bahwa bakat merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar, bakat berkenaan dengan kemungkinan menguasai suatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu. Guilford 1959 memberikan defenisi yang sedikit berbeda, menurut dia: “aptitude pertains to abilities to perform. There are actually as many ability as there are actions to be performe, hence traits of this kind are very numerous”. Menurut Guilford bakat itu banyak sekali, sebanyak perbuatan atau kreatifitas individu. Ada tiga komponen dari bakat menurut Guilford yaitu komponen Intelektual, perceptual, dan psikomotor. Komponen intelak tual terdiri atas beberapa aspek yaitu aspek pengenalan, ingatan, berpikir konvergen, berfikir divergen dan evaluasi. Komponen perceptual juga meliputi beberapa aspek yaitu pemusatan perhatian, ketajaman indera, orientasi ruang dan waktu. Keluasan dan kecepatan mempersepsi. Komponen psikomotor terdiri atas aspek-aspek rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak, ketepatan, koordinasi gerak dan kelenturan.Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 101-102 Bakat pernah didefenisikan hampir seluruhnya dari segi IQ atau kemampuan yang lebih unggul yang diperlihatkan seperti kinerja yang luar biasa Universitas Sumatera Utara dalam matematika atau catur, tetapi defenisi itu sekarang meliputi siswa yang mempunyai kemampuan yang unggul dalam berbagai kenis kegiatan, termasuk seni.Robert E. Slavin, 2011: 125 Ada dua kelompok bakat yang dimiliki individu yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan. Bakat sekolah atau scholastic aptitude, merupakan bakat yang dimiliki seseorang yang mendukung penyelesaian tugas-tugas atau perkembangan sekolah atau pendidikan. Bakat ini terutama berkenaan dengan kapasitas dasra menguasai pelajaran atau perkuliahan. Bakat pekerjaan vocational aptitude merupakan bakat yang dimiliki seseorang berkenaan bidang pekerjaan atau jabatan tertentu, seperti bakat di bidang pertanian, ekonomi, hukum, dsb. Sesungguhnya sekolah merupakan persiapan kearah bekerja. Dengan demikian bakat sekolah juga tidak secara langsung merupakan bagian dari bakat pekerjaan. Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 102 Alat untuk mengukur bakat disebut tes bakat aptitude test. Tes baku atau tes standar pada umumnya hanya bisa dilaksanakan pada pengembangan tes bakat. Tes bakat umumnya disusun oleh para ahli pengukuran Psichometrist. Ada beberapa tes bakat yang terkenal diantaranya adalah DAT, MAT, FCAT, MT. DAT atau Differential Aptitude test disusun oleh Benet, terdiri atas tujuh sub test yaitu bakat verbal atau verbal reasoning, kecepatan dan ketelitian atau clerical speed and accuary dan bakat menggunakan bahasa atau language usage. MAT atu Multiplle uptitude Test terdiri atas sepuluh sub tes, yaitu pengetahuan umum, perbendaharaan kata, berhitung, deret bilangan, pemahaman mekanis, memahami huruf, memahami kata, kecepatan-ketelitian dan tilikan ruang. Kombinasi tes kesatu sampai kelima menunjukkan kecerdasan seseorang. Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 103-104 Konsep atau defenisi keterbakatan yang saat ini dianut di banyak Negara dan juga diadopsi di Indonesia dalam Proyek Pendidikan Anak Berbakat ialah defenisi USOE dan defenisi Renzulli. Manfaat dari defenisi USOE adalah mengakui adanya enam bidang keterbakatan bakat intelektual umum, bakat akademis khusus, bakat kreati-produktif, bakat dalam salah satu bidang seni, seni Universitas Sumatera Utara bakat dalam bidang psikologi atau bakat memimpin, dan bidang psikomotor. Defenisi ini juga membedakan antara bakat sebagai potensi dan bakat yang sudah tampak dari prestasi, tetapi keduanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.Utami Munandar, 199: 27-28. Anak berbakat Anak berbakat menurut defenisi dari U.S. Office of Education 1971, adalah anak-anak yang didefenisikan oleh orang-orang professional, yang karena kemampuannya yang sangat menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, untuk mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat Alex Shobur, 2011: 181-182. Sedangkan menurut Utami Munandar, anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang professional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan- kemampuan yang unggul. Kemampuan-kemampuan tersebut, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni dan kemampuan psikomotor seperti dalam olah raga.Utami Munandar, 1999: 23 Anak berbakat Gifted punya kecerdasan diatas rata-rata biasanya punya IQ diatas 130 dan atau punya bakat unggul di beberapa bidang,seperti seni, music atau matematika. Program untuk anak berbakat di sekolah biasanya didasarkan pada kecerdasan dan prestasi akademik. Kriteria ini diperluas dengan memasukkan faktor-faktor seperti kreativitas dan komitmen. John W. Santrock, 1999:24 Beberapa implikasi dari defenisi anak berbakat ini bagi identifikasi dan pengembangan anak berbakat ialah pertama, bahwa harus dibedakan antara bakat sebagai potensi yang mungkin belim terwujud dan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul. Kedua, tuntutan bahwa anak berbakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan potensi Universitas Sumatera Utara minat dan kemampuannya, hal ini sesuai dengan UU No.2 Pasal 24 Ayat 1. Utami Munandar, 1999:24 Ellen Winner, seorang ahli di bidang kretivitas dan anak berbakat, mendeskripsikan tiga criteria yang menjadi ciri anak berbakat: 1. Dewasa lebih dini Precocity Anak berbakat adalah anak dewasasebelum waktunya apabila diberi kesempatan untuk menggunakan bakat atau talenta mereka. Dalam banyak kasus, anak bebakat dewasa lebih dini karena mereka dilahirkan dengan membawa kemampuan di domain tertentu, walaupunbakat-bakat sejak lahir ini tetap harus dipelihara dan di pupuk. 2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri Anak berbakat belajar secara berbeda dengan anak lain yang tidak berbakat. Mereka tidak membutuhkan banyak dukungan atau scaffolding dari orang dewasa. Mereka juga kerap membuat penemuan dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang unik di bidang menjadi bakat mereka. Tapi kemampuan mereka di bidang lain boleh jadi normal atau bisa juga di atas normal. 3. Semangat untuk menguasai. Anak yang berbakat tertarik untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka. Mereka memperlihatkan minat besar dan obsesif dan kemampuan kuat fokus. Mereka tidak perlu didorong oleh orang tuanya. Mereka punya motivasi internal yang kuat. Para peneliti telah menemukan bahwa anak berbakat belajar lebih cepat, memproses informasi yang lebih baik, menggunakan penalaran dengan lebih baik, menggunakan strategi yang lebih baik, dan memantau pemahaman mereka dengan lebih baik ketimbang anak yang tidak berbakat. John. W. Sntrock, 2010: 251-252 Universitas Sumatera Utara R. A. Martinson dalam bukunya “The Identification the gifted and talented” 1974 merincikan cirri-ciri anak berbakat: 1. Membaca pada usia yang relatif lebih muda. 2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak. 3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas. 4. Mempunyai minat yang luas, juga pada persoalan “dewasa” 5. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat. 6. Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri. 7. Memberi berbagai jawaban yang baik. 8. Biasa memberikan gagasan yang baik 9. Luwes dalam berfikir 10. Terbuka pada rangsangan-rangsangan dari luar lingkungan. 11. Memiliki pengamatan yang tajam. 12. Bisa berkosentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati. 13. Berpikir kritis, juga pada diri sendiri. 14. Senang mencoba hal-hal baru. 15. Mempunyai daya ingat yang kuat. 16. Mempunyai banyak hobi. 17. Berperilaku terarah pada tujuan. 18. Mempunyai daya abstraksi, konseptualitas, dan sintesis yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 19. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah 20. Cepat menanggapi hubungan sebab akibat. 21. Tidak cepat puas dengan prestasinya. 22. Sensitive dan menggunakan intuisi. 23. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

2.1.8 Teori jarum hipodermik

Teori ini juga di kenal dengan istilah Hypodermic Needle Theory Scramm, 1971, teori ” jarum suntik” atau teori “Stimulus-Respon” De Fleur dan Ball-Rokeach, 1989: 163-165. Teori ini mengatakan bahwa rakyat benar- benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Ia menyebutkan bahwa apabila pesan-pesan tersebut tepat sasaran, ia akan mendapatkan efek yang diinginkan. Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap one step flow, yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsi media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience. Media massa ini sepadan dengan teori Stimulus- Response S-R yang mekanistis dan sering digunakan pada penelitian psikologi. Teori peluru atau jarum hipodermik mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini mengasumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya pasif. Menurut Elihu Katz dalam bukunya, “The Diffusion Of New Ideas and Practise” menunjukkan aspek-aspek yang menarik dari model hypodermic needle ini, yaitu : • Media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide kedalam benak orang yang tidak berdaya Universitas Sumatera Utara • Mass audience dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa. Kalau individu-individu mass audiance berpendapat sam tentang suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain, melainkan karena mereka karena memperoleh pesan-pesan yang sama dari satu media Schramm, 1963. Model hypodermic needle cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media massany. Para ilmuwan sosial mulai berminat terhadap gejala-gejala tersebut berusaha memperoleh bukti-bukti yang valid melalui penelitian ilmiah.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa Nawawi, 1995: 40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Gambar 2.2 Model Toritis Variabel Bebas X Program Super Boy Indonesia di SCTV Variabel Terikat Y Konsep Pengembangan Bakat siswa SD Negeri 164518 Kota Tebing Tinggi Karakteristik Responden Universitas Sumatera Utara

2.3 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas X

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain Nawawi, 1995: 56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Tayangan “Super Boy Indonesia” di SCTV.

2. Variabel Terikat Y

Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Rakhmat, 2004: 12. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Pengembangan bakat siswa SD Negeri 164518 Kota Tebing Tinggi. Tabel 2.1 Operasional Variabel No Variabel Teoritis Variabel Operasional Universitas Sumatera Utara 1. Variabel bebas X Program Super Boy Indonesia Di SCTV 1. Durasi acara 2. Tema Acara 3. Materi Acara 4. Waktu Penayangan 5. Kejelasan Materi Acara 6. Penampilan Pembawa Acara 7. Penampilan Peserta 8. Komentar Para Juri 9. Konsep Acara

2. Variabel Terikat Y

Indikator Pengembangan bakat Siswa SD Negeri 164518 kmemota Tebing Tinggi • Lebih suka untuk membaca • Membaca lebih banyak • Lebih pintar untuk berbicara • Mempunyai cita-cita • Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi • Berusaha mengerjakan tugasnya sendiri • Lebih suka memberikan jawa- ban yang baik • Lebih suka memberikan pemi- kiran yang baik • Lebih mudah berfikir • Lebih peduli pada lingkungan • Memiliki pengamatan yang tinggi • Lebih berkosentrasi pada pe- kerjaan • Berfikir kritis • Lebih suka mencoba hal-hal baru • Daya ingat yang kuat Universitas Sumatera Utara • Mempunyai banyak hobi • Berperilaku lebih fokus • Lebih senang terhadap kegia- tan sekolah • Cepat menanggapi hubungan antar sahabat • Tidak cepat puas dengan prestasinya • Selalu menggunakan insting • Daya imajinasi yang kuat 3. Karakteristrik Responden 1. Jenis kelamin 2. Kelas

2.4 Defenisi Operasional