2.2.3 Diagnosis Angina Pektoris Tak Stabil
Untuk dapat menegakkan diagnosis angina pektoris tak stabil, pasien yang dicurigai menderita penyakit ini harus dievaluasi dengan tepat. Penegakkan
diagnosis yang tepat dapat mengurangi kebutuhan keuangan pasien untuk pemeriksaan penunjang diagnosis.
o Anamnesis
Pada anamnesis, perlu ditanyakan gejala yang dirasakan seperti nyeri di dada yang terjadi, sudah berapa lama, riwayat penyakit terdahulu, dan konsumsi
obat-obatan lainnya. Pada pasien dengan usia muda, yaitu usia di bawah 50 tahun, perlu ditanyakan konsumsi kokain Fuster et al, 2008.
o Elektrokardiogram
Pemeriksaan melalui elektrokardiogram dapat menunjukkan adanya gejala iskemia atau infark pada jantung. Adanya depresi segmen ST menunjukkan terjadi
iskemia. Gelombang T negatif juga salah satu tanda iskemia. Perubahan gelombang ST dan T yang non spesifik seperti depresi pada segmen ST kurang
dari 0,5 mm dan gelombang T negatif kurang dari 2 mm, tidak spesifik untuk iskemia Trisnohadi, 2006.
Walaupun, gambaran elektrokardiogram tidak menunjukkan tanda dari angina pektoris tak stabil bukan berarti menunjukkan bahwa pasien tersebut tidak
menderita angina pektoris tak stabil. Pada angina tak stabil 4 mempunyai gambaran EKG normal Fuster et al, 2008.
o Pemeriksaan biokimia kardiak marker
Pemeriksaan biokimia ini, dapat digunakan untuk mendiagnosis nekrosis jantung dan untuk memperkirakan prognosis. Pemeriksaan biokimia yang
dilakukan adalah pemeriksaan CK-MB dan troponin jantung Fuster et al, 2008. o
Tehnik Pencitraan Non Invasif Pemeriksaan ini dilakukan dengan ekokardiografi, dimana melalui alat ini,
gambaran jantung dapat dilihat melalui layar. Pemeriksaan ekokardiografi tidak memberikan data untuk diagnosis angina pektoris tak stabil secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri, adanya insufisiensi mitral dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung menandakan prognosis kurang
baik Trisnohadi, 2006.
2.2.4 Penatalaksanaan Angina Pektoris Tak Stabil