Patofisiologi Angina Pektoris Tak Stabil

Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan aterosklerosis Santoso, Setiawan, 2005. o Angina tak stabil Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal yaitu, dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini terjadi akibat aterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang berkembang dan mudah mengalami spasme Santoso, Setiawan, 2005. Terdapat klasifikasi angina pektoris berdasarkan Canadian Cardiovascular Society yang terbagi sebagai berikut : o Kelas 1 : angina yang tidak terjadi dengan aktivitas fisik biasa seperti berjalan. Angina terjadi saat aktivitas yang cepat, membutuhkan tenaga yang besar seperti saat mengangkat barang yang berat. o Kelas 2 : angina terjadi saat berjalan atau menaiki tangga secara cepat, berjalan atau menaiki tangga setelah makan, atau dibawah tekanan emosional. o Kelas 3 : angina terjadi saat berjalan satu sampai dua langkah dan menaiki tangga dalam keadaan tenang. o Kelas 4 : angina yang terjadi saat istirahat sehingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari Fuster et al, 2008.

2.2.2 Patofisiologi Angina Pektoris Tak Stabil

o Gangguan plak atau ruptur plak Ruptur plak sering terjadi pada bagian pinggir dari plak dimana bagian tersebut menempel di dinding pembuluh darah. Pada area tersebut plak terinfiltrasi dengan sel-sel inflamasi dan memiliki tekanan yang tinggi untuk ruptur. Plak yang cenderung untuk ruptur memiliki struktur fibrous cap yang tipis dan massa lemak Universitas Sumatera Utara yang besar. Struktur ini dipengaruhi faktor biomekanik dari plak tersebut dan meningkatkan kemungkinan untuk ruptur Fuster et al, 2008. Terjadinya ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi, agregasi platelet, dan menyebabkan terbentuknya trombus. Bila trombus menutup pembuluh darah 100 akan terjadi infark dengan elevasi segmen ST, sedangkan bila trombus tidak menyumbat 100 akan menyebabkan angina pektoris tak stabil Trisnohadi, 2006. o Erosi pada plak tanpa ruptur Terjadinya penyempitan pada pembuluh darah juga disebabkan oleh proliferasi dan migrasi dari otot polos sebagai reaksi dari kerusakan endotel. Adanya perubahan bentuk dan lesi karena bertambahnya sel otot polos dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah dengan cepat Trisnohadi, 2006. o Vasokonstriksi Terjadinya vasokonstriksi juga mempunyai peran penting pada angina tak stabil. Diperkirakan adanya disfungsi endotel dan bahan vasoaktif yang diproduksi oleh platelet, berperan dalam perubahan tonus pembuluh darah dan menyebabkan spasme Trisnohadi, 2006. Vasokonstriksi atau kurangnya vasodilatasi yang sesuai berkontribusi dalam perkembangan episode iskemia pada pasien angina pektoris tak stabil dan merupakan target dalam pemberian terapi Fuster et al, 2008. o Trombosis Terjadinya trombosis setelah plak terganggu disebabkan karena interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot polos, makrofag, dan kolagen. Inti lemak merupakan bahan terpenting dalam pembentukan trombus yang kaya trombosit, sedangkan sel otot polos dan sel busa yang ada dalam plak berhubungan dengan ekspresi faktor jaringan dalam plak tak stabil Trisnohadi, 2006. Faktor jaringan menginisiasi kaskade koagulasi ekstrinsik, menghasilkan aktivasi faktor X menjadi faktor Xa dimana hal ini akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin mengkatalisasi perubahan fibrinogen menjadi fibrin, membentuk pembekuan platelet-fibrin yang membuat obstruksi aliran darah koroner Fuster et al, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Diagnosis Angina Pektoris Tak Stabil