9
Dilihat dari bentuknya, isolator dibagi menjadi 3 jenis seperti yang ditunjukan Gambar 2.4.
Gambar 2.4. a.Isolator Piring Standar
b. Isolator Anti-Fog c. Isolator Aerodinamis
Keterangan Gambar 2.4 : a.
Isolator piring dengan desain standar. Isolator ini digunakan pada daerah dengan bobot polusi rendah seperti daerah yang tidak ada
industri. b.
Isolator piring dengan desain anti-fog. Isolator ini dirancang memiliki lekukan yang lebih dalam untuk memperpanjang jarak rambat arus,
digunakan pada daerah dengan polusi tinggi seperti daerah industri berat.
c. Isolator piring dengan desain aerodinamis. Isolator ini dirancang
memiliki daerah permukaan yang licin sehingga polutan sulit untuk menempel pada permukaannya. Isolator ini digunakan di daerah gurun.
2.2 Distribusi Tegangan pada Isolator Rantai
[1]
Isolator rantai adalah beberapa isolator piring yang diserikan. Karena suatu isolator dapat dianggap merupakan suatu kapasitor maka jika beberapa isolator
piring dirangkai menjadi isolator rantai seperti pada Gambar 2.5a, maka ditemukan tiga kelompok susunan “konduktor-dielektrik-konduktor”, masing-
masing dibentuk oleh : 1.
Jepitan logam isolator-dielektrik-isolator jepitan logam dibawahnya. Susunan ini membentuk kapasitansi sendiri isolator C
1
.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Jepitan logam isolator-udara-menara. Susunan ini membentuk kapasitansi
jepitan logam isolator dengan menara yang ditanahkan C
2
. Kapasitansi ini disebut kapasitansi tegangan rendah.
3. Jepitan logam isolator-udara-konduktor transmisi. Susunan ini membentuk
kapasitansi jepitan logam dengan konduktor tegangan tinggi, dan disebut kapasitansi tegagan tinggi C
3
. Karena itu, isolator rantai dapat dianggap merupakan susunan dari beberapa
unit kapasitor yang terhubung seperti pada Gambar 2.5b.
a b
Gambar 2.5. a Susunan “konduktor-dielektrik-konduktor” pada isolator
rantai dan b Susunan kapasitansi pada isolator rantai Nilai kapasitansi C
1
, C
2
, dan C
3
sulit dihitung dengan tepat sehingga perhitungan tegangan pada setiap unit isolator hasilnya kurang akurat. Karena itu
distribusi tegangan pada isolator rantai biasanya ditentukan dengan percobaan di laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
11
2.3 Arus Bocor pada Isolator
[3]
Bila suatu bahan isolasi dikenai medan elektrik, arus akan mengalir pada permukaan bahan isolasi tersebut. Arus ini sering disebut arus bocor atau arus
rambat. Besarnya arus bocor ini ditentukan oleh resistansi permukaan bahan isolasi. Mudah dipahami bahwa besarnya arus bocor dipengaruhi oleh kondisi
udara di sekitar isolator, yaitu temperature, tekanan, kelembaban, dan kandungan polusi di sekitar isolator tersebut. Secara teknis, sistem isolasi harus mampu
memikul arus bocor tanpa menimbulkan pemburukan pada isolator atau setidaknya pemburukan pada arus bocor tersebut dapat dibatasi. Arus bocor
menimbulkan panas pada permukaan isolator, dan efek samping yang ditimbulkannya adalah penguraian bahan kimia yang melapisi permukaan isolator.
Efek yang sangat nyata dari penguraian kimia ini adalah timbulnya jejak arus pada permukaan isolator. Jejak arus inilah yang disebut kerak dielektrik. Kerak
dielktrik pada bahan isolasi dapat membentuk suatu jalur konduktif. Keberadaan jalur konduktif ini menimbulkan peninggian tekanan medan elektrik pada bahan
isolasi. Panas yang ditimbulkan arus rambat dapat juga menimbulkan erosi dielktrik tanpa didahului adanya kerak konduktif.
2.4 Tahanan Isolator