Prosedur Percobaan Distribusi Tegangan Isolator Rantai Kondisi Kering Prosedur Percobaan Distribusi Tegangan Isolator Rantai Kondisi Basah Prosedur Percobaan Arus Bocor Isolator Rantai Kondisi Kering

20

3.4.1 Rangkaian Pengujian Arus Bocor

Adapun rangkaian pengujian arus bocor pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.9 Rangkaian Pengujian Arus Bocor pada Isolator Rantai Keterangan Gambar 3.9: S1 : Saklar CB TU : Trafo Uji AT : Autotrafo RP1 : Tahanan Pengujian S2 : Saklar High Voltage Test Set V : Voltmeter RP2 : Tahanan Pengukuran

3.5 Prosedur Percobaan

3.5.1 Prosedur Percobaan Distribusi Tegangan Isolator Rantai Kondisi Kering

1. Isolator dicuci dengan air sampai bersih 2. Isolator dikeringkan secara alami sekitar 24 jam dalam suatu ruangan yang ditutupi plastik agar tidak terjadi pencemaran dari luar. 3. Percobaan dirangkai seperti Gambar 3.8 untuk 5 keping isolator piring. 4. Temperatur dan tekanan pada ruang uji diukur dengan menggunakan barometer. 5. Jarak sela bola dibuat sebesar 0,2 cm 6. Terminal B dihubungkan pada pin 1. 7. Saklar primer S1 ditutup dan AT diatur hingga tegangan keluarannya nol. 8. Saklar sekunder S2 ditutup. Universitas Sumatera Utara 21 9. Tegangan keluaran AT dinaikkan secara bertahap dengan kecepatan 1 kVdetik sampai udara pada sela bola tembus listrik. 10. Pada saat bersamaan, tegangan V dicatat dan saklar S2 dibuka. 11. Turunkan AT sampai keluarannya nol. 12. Ulangi prosedur 8 sd 11 sebanyak 3 kali. 13. Selanjutnya prosedur 5 sd 11 diulangi untuk posisi terminal A tetap dan terminal B dipindahkan ke pin 2,3,4, dan 5. 14. Lakukan pengujian ini untuk 6 sd 10 keping isolator. 15. Percobaan selesai.

3.5.2 Prosedur Percobaan Distribusi Tegangan Isolator Rantai Kondisi Basah

1. Pada percobaan ini isolator dirangkaikan pada peralatan pembuat simulasi hujan, air hujan yang dimaksud adalah air hujan alami yang ditampung di sekitar daerah Padang Bulan. Untuk pembasahan ringan air hujan dicurahkan dengan intensitas pembasahan sebesar 0,8 mmmenit, untuk intensitas pembasahan sedang sebesar 3,3 mm menit dan untuk pembasahan tinggi sebesar 5,5 mmmenit. 2. Isolator dihujani selama ± 5 menit. 3. Kemudian diulangi kembali langkah 3 sampai 15 pada sub bab 3.5.1.

3.5.3 Prosedur Percobaan Arus Bocor Isolator Rantai Kondisi Kering

1. Pada percobaan ini akan diukur besar arus bocor yang mengalir melalui permukaan isolator. Arus bocor yang akan diukur diperkirakan berada dalam kisaran mikroampere μA sehingga pengukuran dengan menggunakan amperemeter praktis akan menghasilkan pembacaan yang tidak akurat. Oleh karena itu untuk mengukur arus bocor, di dalam eksperimen ini ditambahkan suatu rangkaian sederhana yang memanfaatkan hukum Ohm. Pada kabel pembumian rangkaian percobaan dipasang tahanan dengan nilai yang telah diketahui, selanjutnya akan disebut sebagai tahanan uji. Tahanan uji kemudian dihubungkan pada voltmeter, sehingga pada saat tegangan kerja diberikan, pada voltmeter akan terbaca nilai tegangan yang dialami Universitas Sumatera Utara 22 tahanan. Dari nilai tegangan tersebut, diperoleh besar arus bocor yang mengalir melalui tahanan uji dengan menggunakan persamaan 3.1 berikut ini: � ����� = � 2 � ................................................................................. 3.1 Dimana : I bocor = Arus Bocor Ampere V 2 = Pembacaan V 2 Volt R = Tahanan uji Ohm 2. Percobaan dirangkai sesuai dengan Gambar 3.9 untuk 5 keping isolator piring. 3. Saklar primer S1 ditutup dan AT diatur hingga tegangan keluarannya nol. 4. Saklar sekunder S2 ditutup. 5. Tegangan keluaran AT dinaikkan secara bertahap dengan kecepatan 1 kVdetik sampai voltmeter V1 menunjukkan nilai tegangan kerja yang digunakan yaitu 20 kV, 30 kV dan 40 kV. 6. Pada saat bersamaan, tegangan V 2 dibaca dan dicatat. 7. Saklar S1 dan S2 dibuka. 8. Dengan prosedur yang sama diulangi langkah 4 sampai 8 sebanyak 3 kali. 9. Dilakukan pengujian untuk 6 sampai 10 keping isolator.

3.5.4 Prosedur Percobaan Arus Bocor Isolator Rantai Kondisi Basah