12
3.3 PROSEDUR PENELITIAN
3.3.1 Prosedur Pembuatan Starter
1. Semua peralatan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada
suhu 121
o
C. 2.
Nira aren dipasteurisasi pada suhu 80
o
C. 3.
Dicampurkan satu oase S.cerevisiae dengan 850 ml nira aren kemudian diaduk di rotary shaker hingga merata.
4. Starter didiamkan selama 48 jam pada suhu ruangan.
5. Dilakukan perhitungan jumlah sel hingga diperoleh konsentrasi larutan
starter diatas 1.10
6
selml dengan hemositometer.
3.3.2 Prosedur Fermentasi
1. Semua peralatan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada
suhu 121
o
C. 2.
Nira aren dipasteurisasi pada suhu 80
o
C. 3.
Kadar gula nira aren diukur dengan refraktometer. 4.
Dicampurkan nira aren dengan larutan starter sebanyak 15 vv dari total volume campuran 850 ml.
5. Ditambahkan NPK 0,4 mm ke dalam larutan.
6. Campuran diaduk di rotary shaker dengan kecepatan agitasi 75 rpm
selama 24 jam pada suhu ruangan. 7.
Dimasukkan hasil fermentasi ke dalam peralatan distilasi, kondisi operasi diatur pada suhu 88
o
C. 8.
Distilat di tampung dengan erlenmeyer dan diukur volumenya. 9.
Diambil sampel distilat untuk dianalisis. 10.
Prosedur di atas diulangi dengan volume starter 25, 35, 45, dan 55 serta variasi kecepatan agitasi 100 rpm dan 125 rpm.
Universitas Sumatera Utara
13
3.3.3 Prosedur Analisis
3.3.3.1 Prosedur Analisis Gula
1. Dilakukan kalibrasi dengan cara dibuka penutup prisma dan diteteskan 2-3
aquades. Ditutup penutup prisma sehingga aquades membasahi seluruh permukaan prisma tanpa adanya gelembung udara. Dibiarkan selama 30
detik sebelum lanjut ke langkah selanjutnya. 2.
Diarahkan prisma ke arah sumber cahaya kemudian diamati di bagian lensa pengamat.
3. Dikalibrasi refraktometer dengan cara memutar sekrup sehingga bagian
atas yang berwarna biru dan bagian bawah yang berwarna putih tepat berada di skala nol.
4. Diulang langkah satu dengan mengganti auades dengan sampel. Dilakukan
langkah dua dan tiga. Pada langkah ketiga konsentrasi larutan gula dapat langsung dibaca pada alat.
[45]
3.3.3.2 Prosedur Analisis Oksidasi Bioetanol dengan Kalium Dikromat K
2
Cr
2
O
7
1. Disiapkan sebuah tabung reaksi.
2. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml K
2
Cr
2
O
7
2 dan ditambahkan 5 tetes H
2
SO
4
pekat kemudian dihomogenkan. 3.
Ditambahkan 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi. 4.
Diamati perubahan yang terjadi. 5.
Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari jingga ke hijau kebiruan.
[46]
3.3.3.3 Prosedur Analisis Densitas
1. Alat piknometer yang digunakan untuk mengukur densitas bioetanol
dikeringkan ke dalam oven pada temperatur 100
o
C selama 10 menit kemudian didinginkan sampai suhu kamar.
2. Ditimbang piknometer kosong dengan menggunakan neraca analitis
kemudian dicatat massanya.
Universitas Sumatera Utara
14 3.
Diisi piknometer dengan aquades kemudian ditimbang dengan neraca analitis dan dicatat massanya. Dicatat suhu aquades pada saat pengukuran.
4. Piknometer dikeringkan di dalam oven pada temperatur 100
o
C selama 10 menit lalu didinginkan sampai suhu kamar.
5. Dimasukkan sampel distilat ke dalam.
6. Ditimbang piknometer yang berisi sampel distilat dengan menggunakan
neraca analitis dan dicatat massanya. 7.
Dihitung densitas distilat dengan rumus : ρ
1
m
1
= ρ
2
m
2
Dimana: ρ
1
= densitas air m
1
= massa piknometer berisi air – piknometer kosong
ρ
2
= densitas distilat m
2
= massa piknometer berisi distilat – piknometer kosong
[47]
3.3.3.4 Prosedur Analisis Spesific Gravity dan Api Gravity
Specific gravity dan API gravity adalah suatu pernyataan yang menyatakan densitas kerapatan atau berat per satuan volume dari suatu bahan. Hubungan
antara specific gravity sg dan API gravity G adalah sebagai berikut:
Besarnya harga dari API gravity berkisar dari 0-100, sedangkan specific gravity merupakan harga relatif dari densitas suatu bahan terhadap air. Hubungan
antara densitas dan specific gravity adalah sebagai berikut:
[47]
Universitas Sumatera Utara
15 3.3.3.5 Prosedur Analisis Nilai Kalor
Nilai densitas, spesific gravity dan API gravity kemudian digunakan untuk menghitung nilai kalor dengan persamaan:
[47] 3.3.3.6 Analisis Kadar Bioetanol dengan Metode Densitas
Analisis kadar bioetanol dilakukan dengan metode densitas dengan cara berikut:
1. Nilai densitas yang diperoleh sebelumnya dicocokkan pada tabel 3.1.
2. Kadar etanol dihitung dengan menginterpolasi data densitas berat jenis
dan kadar etanol pada suhu 32
o
C pada tabel 3.1. [48] Tabel 3.1 Konversi Berat Jenis - Kadar Etanol
Kadar Larutan Etanol
Berat Jenis Larutan Etanol grml
Kadar Larutan Etanol
Berat Jenis Larutan Etanol grml
0,99503 25
0,95487 1
0,99314 26
0,95318 2
0,99129 27
0,95145 3
0,98948 28
0,94968 4
0,98772 29
0,94789 5
0,98602 30
0,94606 6
0,98438 31
0,94420 7
0,98277 32
0,94306 8
0,98117 33
0,94038 9
0,97957 34
0,93842 10
0,97799 35
0,93644 11
0,97645 36
0,93443 12
0,97492 37
0,93298 13
0,97341 38
0,93035 14
0,97192 39
0,92826 15
0,97044 40
0,92616 16
0,96898 41
0,92403 17
0,97044 42
0,92187 18
0,96599 43
0,91970 19
0,96446 44
0,91751 20
0,96291 45
0,91532 21
0,96134 46
0,91559 22
0,95976 47
0,91088 23
0,95815 48
0,90865
Universitas Sumatera Utara
16 Ya
3.4 FLOWCHART PENELITIAN