Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red Etanol Hasil Analisis Oksidasi Bioetanol dengan Kalium Dikromat K

18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL ANALISIS BAHAN BAKU DAN BIOETANOL 4.1.1 Hasil Analisis Kadar Gula Nira Aren Analisis kadar gula dilakukan dengan menggunakan alat hand-held refraktometer. Refraktometer tipe hand-held merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kadar gula pada bahan makanan. Kandungan gula dinyatakan dalam satuan Brix, yang artinya berat gram gula dari 100 gram larutan gula [49]. Dari hasil analisis diperoleh kadar gula untuk nira segar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 Brix. Artinya terdapat 11 gram gula untuk setiap 100 gram nira segar.

4.1.2 Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red Etanol

Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red etanol dari nira aren dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa etanol. Karakteristik FTIR etanol dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini. Gambar 4.1 Spektrum FTIR Fourier Transform Infra Red Etanol Dari Nira Aren Keterangan analisis gugus fungsi : - 3338,64 cm -1 : ikatan pada -OH - 2978,46 cm -1 : ikatan pada alkana C-H - 1642,94 cm -1 : ikatan C=O - 1085,45 cm -1 : ikatan C-O-H - 1043,87 cm -1 : ikatan dari C-OH Universitas Sumatera Utara 19 Data spektrum etanol dengan mencermati puncak serapan gelombang yang diperlihatkan dapat dianalisis bahwa pada serapan 3338,64 cm -1 terdapat serapan yang kuat dan melebar, hal ini menunjukkan adanya interaksi antara molekul elektronegatif O dengan positif H yang membentuk ikatan hidrogen. Artinya terdapat gugus –OH dalam sampel. Serapan kecil pada 2978,46 cm -1 menunjukkan adanya ikatan alkana C-H yang kuat. Bilangan gelombang 1642,94 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C=O yang menyatakan bahwa terdapat gugus keton pada sampel. Keton mungkin terbentuk dari oksidasi sampel yang mengandung etanol. Bilangan gelombang 1085,45 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C-O-H yang terdapat pada alkohol primer dan sekunder. Serta pada serapan 1043,87 cm -1 terdapat ikatan C-OH Maka dari hasil analisa FTIR ini dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung etanol.

4.1.3 Hasil Analisis Oksidasi Bioetanol dengan Kalium Dikromat K

2 Cr 2 O 7 Analisis ini dilakukan untuk menentukan adanya etanol dalam sampel. Adanya etanol dalam sampel diuji dengan menggunakan larutan kalium dikromat. Prinsip yang digunakan adalah reaksi redoks antara etanol dengan kalium dikromat dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi adalah : 3C 2 H 5 OH+2K 2 Cr 2 O 7 +8H 2 SO 4 3CH 3 CHO+2Cr 2 SO 4 3 +11H 2 O +2K 2 SO 4 [50]. Reaksi ini ditandai dengan perubahan larutan yang mula-mula berwarna jingga menjadi biru. Gambar 4.2 menunjukkan perubahan warna larutan kalium dikromat sebelum dan sesudah penambahan bioetanol. a. Sebelum penambahan bioetanol b. Setelah penambahan bioetanol Gambar 4.2 Hasil Analisis Oksidasi Bioetanol dengan Kalium Dikromat Universitas Sumatera Utara 20

4.2 PENGARUH VOLUME STARTER DAN AGITASI TERHADAP KADAR BIOETANOL