8
2.2 NIRA AREN
Aren Arenga pinnata Merr merupakan salah satu spesies palem yang memiliki banyak kegunaan dimana hampir semua bagian tanamanpohon ini dapat
digunakan [32]. Aren berbentuk pohon soliter dengan tinggi 12 m bahkan dapat mencapai 15 m-20 m dengan diameter setinggi dada 60-65 cm. permukaan batang
ditutupi srat ijuk berwarna hitam yang berasal dari tangkai daun [33]. Produk terpenting dari aren adalah nira [19]. Nira adalah cairan manis yang diperoleh dari
air perasan batang atau getah tandan bunga tanaman [20]. Nira dihasilkan ketika pohon mengkonversi pati menjadi gula untuk memungkinkan adanya
perkembangan bunga [34]. Nira yang manis diperoleh dari aren dengan cara penyadapan. Nira disadap
dari tongkol bunga jantan dapat menghasilkan 4-6 liter per hari dengan 2 kali penyadapan. Setiap bunga jantan dapat disadap selama 3-4 bulan sampai akhirnya
tongkol mengering. Jika dibiarkan begitu saja, nira dapat meragi sendiri dan berubah menjadi tuak dengan kadar etanol 4 [17]. Nira biasanya dijadikan gula
aren [21] namun saat ini para peneliti fokus terhadap produksi bioetanol dari nira aren melalui proses fermentasi [32].
Nira segar mengandung gula 13,9-14,9, abu 0,04, protein 0,2 dan kadar lemak 0,02 [23]. Kandungan gula yang cukup tinggi pada nira aren
menyebabkan nira mudah rusak selama penyimpanan. Hal ini disebabkan karena adanya peristiwa fermentasi yang dapat menurunkan kualitas nira [35].
2.3 FERMENTASI
Pembuatan etanol melalui proses fermentasi secara anaerobik dengan bantuan mikroorganisme adalah metode yang paling umum di lakukan di dunia industri
[15], bahan baku yang digunakan adalah sukrosa atau pati . Proses fermentasi pati menjadi etanol membutuhkan proses yang lebih panjang, sehingga bahan baku
sukrosa lebih disukai [36]. Secara sederhana proses fermentasi adalah proses konversi 1 mol glukosa
menjadi 2 mol etanol dan 2 mol karbondioksida dengan bantuan enzim. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
C
6
H
12
O
6
2C
2
H
5
OH + 2CO
2
[36]
Universitas Sumatera Utara
9 Proses fermentasi dapat dilakukan dengan metode batch, fed-batch atau secara
kontinyu [37]. Proses fermentasi menggunakan reaktor batch secara luas telah digunakan di industri [38]. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil fermentasi
antara lain : 1.
Nutrisi Hasil penelitian [39] menunjukkan bahwa tanpa pemberian nutrisi, konversi
etanol dari sukrosa menjadi lebih rendah. Nutrisi yang digunakan dalam proses fermentasi pembentukan etanol adalah NPK [15]. Penelitiannya
menunjukkan bahwa penambahan NPK dengan volume 0,4 dalam proses fermentasi nira aren meningkatkan reduksi gula dari 25 menjadi 37,5
dalam waktu 24 jam. 2.
Biokatalis Biokatalis yang paling banyak digunakan di industri pembuatan bioetanol saat
ini adalah S.cerevisiae [6];[41]. S.cerevisiae bekerja dengan baik pada pembuatan bioetanol melalui proses fermentasi. Kelebihan S.cerevisiae adalah
ketahanannya terhadap kadar alkohol yang tinggi [40] yakni 12-20 vv etanol [36], kemampuannya menghasilkan produk fermentasi yang tinggi, dan
pertumbuhan yang baik dalam kondisi anaerob [41]. 3.
Pengadukan Pengaruh pengadukan untuk meningkatkan produksi etanol dalam proses
fermentasi tidaklah terlalu besar namun proses pengadukan akan mempersingkat waktu fermentasi [42] dan juga mendistribusikan nutrisi bagi
sel biokatalis secara merata. Pengadukan dengan kecepatan 100 rpm merupakan kecepatan pengadukan yang lebih baik dibandingkan dengan 50
rpm atau 150 rpm [26]. 4.
Temperatur Temperatur optimum untuk proses fermentasi glukosa adalah dibawah 40
o
C pada keadaan atmosfir [26].
5. Jumlah volume starter
Semakin tinggi volume starter yang digunakan maka semakin tinggi yield bioethanol yang didapatkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
Universitas Sumatera Utara
10 Kismurtono didapat volume starter optimum untuk proses fermentasi nira aren
adalah 25 dengan kondisi standar [15].
Proses pemurnian bioetanol setelah proses fermentasi dilakukan dengan proses distilasi [43]. Pada tahap ini
dihasilkan distilat dengan kadar alkohol 45-50, untuk meningkatkan kadar bioetanol hingga 95 dilakukan proses disitilasi
bertingkat. Selanjutnya untuk mengeluarkan sisa air 4-5 dapat dilakukan dengan cara penambahan senyawa anhidrus, distilasi azeotrop atau dengan cara
filterisasi molecular sieve [17].
2.4 SACCHAROMYCES CEREVISIAE