22
9. Mendekatkan diri kepada Tuhan. Usahakan sediakan waktu untuk mencari
ketenangan melalui berdoa dan sholat sesuai dengan keyakinan yang dimiliki. Beragama sebaiknya tidak hanya ritual, tetapi perlu penghayatan
dan pengalaman, sehingga meningkatkan keyakinankeimanan.
2.3. KonsepAnsietas
2.3.1 PengertianAnsietas
Ansietas cemas merupakanresponemosionaldanpenilaianindividu yang subjektifdandipengaruhiolehalambawahsadardanbelumdiketahuisecarakhususfakt
or penyebabnya.Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was khawatir
seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung beberapa waktu.Kecemasan merupakan
keadaan perasaan efektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaaan
yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjukkan dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan Lestari, 2015
2.3.2 Tanda dan Gejala Ansietas
Menurut Hawari 2008, keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami ansietas antara lain:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung. b.
Merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.
Universitas Sumatera Utara
23
Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
c. Gangguan pola tidur dan mimpi-mimpi yang menegangkan.
d. Gangguan kosentrasi dan daya ingat.
e. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdengung, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala.
2.3.3 Tingkatan Ansietas
Menurut Pieter, dkk 2011 yang menjadi tingkatan ansietas adalah sebagai berikut :
a. Ansietas Ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan peristiwa kehidupan
sehari hari. Lapangan persepsi melebar dan orang akan bersikap hati-hati dan waspada. Orang yang mengalami ansietas ringan akan terdorong untuk
menghasilkan kreativitas. Respons fisiologis orang yang mengalami ansietas ringan adalah sesekali mengalami napas pendek, naiknya tekanan darah dan nadi,
muka berkerut, bibir bergetar, dan mengalami gejala pada lambung. Respon kognitif biasanya lapang persepsi melebar, dapat menerima ransangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah dan dapat menjelaskan masalah secara efektif. Adapun respons perilaku dan emosi adalah tidak dapat duduk tenang,
tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. b. Ansietas Sedang
Ansietas sedang tingkat lapangan persepsi pada lingkungan menurun dan memfokuskan diri pada hal-hal penting saat itu juga dan menyampingkan hal-hal
Universitas Sumatera Utara
24
lain. Respons fisiologis dari orang yang mengalami ansietas sedang adalah sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare,
konstipasi, dan gelisah. Respons kognitif biasanya lapang persepsi yang menyempit, ransangan luar sulit diterima, berfokus terhadap apa yang menjadi
perhatian. Adapun respons perilaku dan emosi adalah gerakan yang tersentak- sentak, meremas tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak aman.
c. Ansietas Berat Pada Ansietas berat tingkat lapangan persepsinya menjadi sangat sempit,
individu cenderung memikirkan hal-hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal lain. Individu sulit berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk
memusatkan perhatian pada area lain. Respons fisiologis ansietas berat adalah napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, banyak berkeringat, rasa sakit kepala.
penglihatan kabur, dan mengalami ketegangan. Respons kognitif biasanya lapangan persepsi yang sangat sempit dan tidak mampu untuk menyelesaikan
masalah. Adapun respons perilaku dan emosi terlihat dari perasaan tidak aman, verbalisasi yang cepat, blocking.
d. Panik Pada tingkatan panik lapangan persepsi seseorang sudah sangat sempit dan
sudah mengalami gangguan sehingga tidak bisa mengendalikan diri lagi dan sulit melakukan apapun walaupun dia sudah diberikan pengarahan. Respons fisiologis
panik adalah napas pendek, rasa tercekit, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik yang sangat rendah. Sementara respons kognitif panik adalah
Universitas Sumatera Utara
25
lapangan persepsi yang sangat sempit sekali dan tidak mampu berpikir logis. Adapun respons perilaku dan emosi terlihat agitasi, mengamuk dan marah-marah,
ketakutan, berteriak-teriak, blocking, kehilangan kontrol diri dan memiliki persepsi yang kacau.
2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Ansietas.