17
sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dan sebagainya. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat
mengakibatkan kematian. Pada tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres.
Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stresor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.
2.2.4 Tingkatan Stres
Menurut Potter Perry 2005 adapun tingkatan stres adalah sebagai berikut:
a. Stres Ringan
Stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti ini biasanya
berlangsung beberapa menit atau jam. Bagi mereka sendiri, stressor ini bukan risiko signifikan untuk timbulnya gejala. Namun, demikian, stressor ringan
yang banyak dalam waktu singkat meningkatkan risiko penyakit. b.
Stres Sedang Berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya,
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga merupakan situasi stres
sedang. c.
Stres Berat
Universitas Sumatera Utara
18
Situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun, seperti perselisihan perkawinan terus menerus, kesulitan finansial yang
berkepanjangan, dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan makin lama situasi stres, makin tinggi risiko kesehatan yang ditimbulkan.
2.2.5. Tahapan Stres
Gambaran stres biasanya timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali tidak disadari. Namun meskipun demikian dari pengalaman praktek
kesehatan jiwa, para ahli mencoba membagi stres tersebut dalam enam tahapan. Setiap tahapan memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang dirasakan oleh yang
bersangkutan, hal mana yang berguna bagi seseorang dalam rangka mengenali gejala stres sebelum memeriksakannya ke tenaga pelayanan kesehatan. Menurut
Hawari 2008, bahwa tahapan stres adalah sebagai berikut: 1.
Stres tahap pertama paling ringan: Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan perasaan sebagai
berikut; Semangat bekerja besar, penglihatan tajam, tidak sebagaimana biasanya, energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan
pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang bertambah semangat tanpa disadari bahwa cadangan energinya
sedang menipis. 2.
Stres tahap kedua: Dalam tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan
tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering
Universitas Sumatera Utara
19
dikemukakan adalah sebagai berikut; Merasa letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah setelah makan siang, merasa lelah menjelang sore hari,
terkadang mengalami gangguan pada saluran cerna gangguan usus, perut kembang, kadang-kadang jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada
otot-otot punggung dan tengkuk belakang leher. perasaan tidak bisa santai.
3. Stres pada tahap ketiga: Pada tahapan ini keluhan-keluhan keletihan
semakin nampak disertai gejala-gejala; gangguan usus lebih terasa sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang, otot-otot terasa lebih tegang,
perasaan tegang yang semakin meningkat, gangguan tidur susah tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu
pagi, badan terasa loyo, rasa-rasa mau pingsan tidak sampai jatuh pingsan.
4. Stres tahap Keempat: Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih
buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut; untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan yang semula
menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan kemampuan untuk menganggapi situasi, pergaulan sosial dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya
terasa berat, tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini hari, perasaan negativistik, kemampuan
berkonsentrasi menurun tajam, perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan. 5.
Stres tahap Kelima: Tahapan ini merupakan tahapan yang lebih mendalam dari tahap 4 di atas, yaitu; keletihan yang mendalam physical and
Universitas Sumatera Utara
20
psychological exhaustionI, untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan sistem pencernaan sakit maag dan
usus lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang, perasaan takut dan semakin menjadi, mirip panik.
6. Stres tahap Keenam paling berat: Tahapan ini merupakan tahapan
puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala pada tahap ini cukup mengerikan, yaitu; debaran jantung terasa amat keras, hal ini
disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan, karena stres tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah, napas sesak dan megap-megap, badan
gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran, tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi, pingsan.
2.2.6. Manajemen Stres