peningkatan kualitas minyak goreng bekas adalah dengan adsorpsi menggunakan adsorben sehingga mutu minyak dapat dipertahankan. Adsorben tersebut dapat
menghilangkan sebagian asam lemak bebas dan peroksida. Minyak goreng yangn sudah diadsorpsi dapat digunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel dan pembuatan sabun.
2.3 Kualitas minyak Goreng
2.3.1 Berat Jenis
Peningkatan berat jenis berbanding lurus dengan banyaknya frekuensi dalam menggoreng. Hal ini dikarenakan selama penggorengan terdapat kotoran yang
berasal dari bahan yang bercampur dalam minyak tersebut dan mengakibatkan bobot jenis yang meningkat. Berat jenis dipengaruhi oleh kotoran yang
terkandung didalam minyak. Kotoran tersebut antara lain yang berasal dari bahan baku, asam lemak bebas, hidrokarbon, mono dan digliserida hasil hidrolisa dari
trigliserida serta zat-zat hasil oksidasi dan komposisi minyak White, P. J. 1991.
2.3.1 Penentuan Kadar Air pada Minyak
Penentuan kadar air minyak goreng bekas adalah mengetahui kadar air yang terdapat pada minyak goreng dengan menggunakan oven pada suhu 60
o
C selama 3 jam Pratiwi Putri Lestari, 2010
2.3.2 Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas adalah suatu asam lemak oleat, linoleat, stearat, dan lain-lain yang tidak terikat pada molekul gliserin. Kadar Asam Lemak Bebas yang rendah
adalah pertanda dari minyak segar yang berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
Meningkatnya kadar Asam Lemak Bebas pada waktu penggorengan adalah terutama jumlah uap dari makanan selama proses penggorengan dan suhu
penggorengan. Faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya Asam Lemak Bebas termasuk dengan adanya rempah-rempah makanan yang gosong di dalam
minyak.
Tingkat Asam Lemak Bebas yang sangat tinggi bisa menghasilkan asap yang berlebih dan rasa yang tidak sedap. Kadar Asam Lemak Bebas dapat
membantu dalam penilaian syarat dari minyak yang berkualitas baik Sartika S Sinaga, 2008.
2.3.3 Penentuan Angka Peroksida
Bilangan peroksida adalah menyatakan terjadinya oksidasi dari minyak. Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah pengolahan dan
penyimpanan. Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari minyak yang berkualitas baik, bilangan peroksidanya hampir mendekati nol. Peroksida akan
meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum penggunaan, yang jumlahnya tergantung pada waktu, suhu, dan kontaknya dengan
cahaya dan udara Sartika S Sinaga, 2008.
Selama oksidasi, nilai peroksida meningkat secara lambat-laun, yang kemudian dengan cepat mencapai puncak. Tingginya bilangan peroksida
menandakan oksidasi yang berkelanjutan, tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas dari oksidasi. Pada suhu penggorengan, peroksida meningkat,
tetapi menguap dan meninggalkan sistem penggorengan pada temperatur yang tinggi Sartika S Sinaga, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.4 Arang Aktif