Tabel 2.1 Syarat Mutu Minyak Goreng Menurut SNI 01-3741-2002
No Kriteria Uji
Satuan Persyaratan
1 Bau dan Rasa
- Normal
2 Warna
- Putih, kuning pucat sampai kuning
3 Kadar Air
bb Maks 0,30
4 Berat jenis
0,900 5
Bilangan Asam Maks 2
6 Bilangan peroksida
Meqgr Maks 2
7 Cemaran logam
7.1 Besi Fe
mgkg Maks 1.5
7.2 Tembaga Cu
mgkg Maks 0.1
7.3 Raksa Hg
mgkg Maks 0.1
7.4 Timbal Pb
mgkg Maks 40.0
7.5 Timah Sn
mgkg Maks 0.005
7.6 Seng Zn
mgkg Maks 40.0250.0
8 Arsen As
bb Maks 0.1
Sumber : Standar Nasional Indonesia 01-3741-2002
2.2 Minyak Goreng Bekas
Minyak goreng bekas mengandung berbagai radikal bebas, yang setiap saat siap untuk mengoksidasi organ tubuh secara perlahan. Minyak goreng bekas kaya akan
asam lemak bebas. Terlalu sering mengkonsumsi minyak goreng bekas dapat menyebabkan potensi kanker meningkat. Menurut para ahli kesehatan, minyak
goreng hanya boleh digunakan dua sampai empat kali menggoreng Winarno, 1980.
Selama proses penggorengan, minyak akan mengalami reaksi degradasi yang disebabkan oleh panas, udara, dan air, mengakibatkan oksidasi, hidrolisis
dan polimerisasi. Produk reaksi degradasi yang terkandung dalam minyak ini akan
Universitas Sumatera Utara
mengurangi kualitas minyak dan menyebabkan efek kesehatan yang merugikan bagi manusia
Bhattacharya, et al. 2008
Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas dari sisa industri maupun rumah tangga dalam jumlah tinggi dan menyadari adanya bahaya
konsumsi minyak goreng bekas, maka perlu dilakukan upaya –upaya untuk memanfaatkan minyak goreng bekas tersebut agar tidak terbuang dan mencemari
lingkungan. Pemanfaatan minyak goreng bekas ini dapat dilakukan pemurnian agar dapat digunakan kembali sebagai media penggorengan atau digunakan
sebagai bahan baku produk berbasis minyak seperti sabun Susinggih dkk, 2005.
Jika kita mengumpulkan minyak goreng bekas disebut juga recycled frying oil
keuntungan yang bisa diperoleh antara lain adalah :
a. Mencegah terjadinya polusi lingkungan air dan tanah dengan tidak adanya pembuangan miyak goreng bekas ke sembarang tempat.
b. Mengurangi bahan karsinogenik yang beredar di masyarakat. Penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang ditandai dengan warna coklat tua,
hitam akan mengoksidasi asam lemak tidak jenuh membentuk gugus peroksida. Senyawa ini memicu kanker, pembesar hati, ginjal dan
gangguan jantung Prihandana, 2007.
Menurut ketaren 1986, tujuan utama proses pemurnian minyak adalah menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, serta
memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Kotoran – kotoran yang ada dalam minyak
dapat berupa komponen yang tidak larut dalam minyak. Komponen yang tidak larut dalam minyak adalah lendir, getah, abu dan mineral.
Harmin Nora, dkk 2012 juga dalam penelitianya tentang pemanfaatan arang aktif serbuk gergaji kayu ulin mengatakan bahwa salah satu alternative cara
Universitas Sumatera Utara
peningkatan kualitas minyak goreng bekas adalah dengan adsorpsi menggunakan adsorben sehingga mutu minyak dapat dipertahankan. Adsorben tersebut dapat
menghilangkan sebagian asam lemak bebas dan peroksida. Minyak goreng yangn sudah diadsorpsi dapat digunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel dan pembuatan sabun.
2.3 Kualitas minyak Goreng