44
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesmpulan didapat dalam penelitian ini adalah: 1. Kualitas arang aktif tempurung biji karet yang diperoleh adalah kadar air
5,500 , kadar abu 6,000 , kadar karbon terikat 73,000 , kadar zat mudah menguap 21,000 , kadar daya serap iodin 251,321 .
2. Kualitas minyak goreng bekas sebelum penambahan karbon aktif memiliki berat jenis 0,995, kadar air 0,520 , kadar asam lemak bebas 11,776 dan
bilangan peroksida 20,000 Meqgr. Bila dibandingkan dengan kualitas minyak goreng bekas setelah penambahan karbon aktif telah mengalami
penurunan dengan kondisi optimum pada penambahan karbon aktif sebesar 15 gram dan waktu kontak 80 menit dimana berat jenis turun
hingga 0,900, begitu juga dengan kadar air hingga 0,070 diikuti dengan kadar asam lemak bebas hingga 0,716 serta bilangan peroksida hingga 4
meqkg.
3. Kadar penambahan karbon aktif dan waktu kontak penambahan yang berbeda sangat berpengaruh terhadap pemurnian minyak goreng dengan
arang aktif dalam peningkatan kualitas minyak goreng. Dimana semakin banyak kadar penambahan karbon aktif dan semakin lama waktu kontak
penambahan karbon aktif maka akan menghasilkan kualiats minyak goreng bekas yang semakin baik dan layak pakai.
Universitas Sumatera Utara
5.2 SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan arang aktif dari sumber alam lainnya dengan menggunakan kadar arang aktif dan waktu operasi
yang lebih tinggi dari penelitian ini serta pengaruh suhu pencampuran terhadap kualitas minyak goreng.
2. Bagi masyarakat khususnya pedagang makanan atau olahan bahan gorengan lain yang diolah menggunakan minyak goreng sebagai perantara
dapat menggunakan karbon aktif untuk mengolah minyak goreng bekas.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak goreng
Lemak dan minyak merupakan suatu trigliserida yang terbentuk dari kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Lemak dan
minyak sebagai bahan pangan dibagi menjadi dua, yaitu lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak misalnya mentega, dan lemak yang dimasak bersama-
sama bahan pangan atau dijadikan sebagai medium penghantar panas dalam memasak bahan pangan misalnya minyak goreng Ketaren 1986.
Minyak goreng bukan hanya sebagai media transfer panas ke makanan, tetapi juga sebagai bahan makanan. Selama penggorengan sebagian minyak akan
masuk ke bagian luar bahan goreng dan mengisi ruang kosong yang semula diisi oleh air. Hasil penggorengan biasanya mengandung 5-40 minyak. Komposisi
minyak yang rusak dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pengendapan lemak dalam pembuluh darah dan penurunan nilai cerna lemak Wijana, 2005.
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, stabil pada cahaya matahari, tidak merusak flavor bau hasil gorengan, menghasilkan produk dengan
tekstur dan rasa yang bagus. Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI 01-3741-2002 yang dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Syarat Mutu Minyak Goreng Menurut SNI 01-3741-2002
No Kriteria Uji
Satuan Persyaratan
1 Bau dan Rasa
- Normal
2 Warna
- Putih, kuning pucat sampai kuning
3 Kadar Air
bb Maks 0,30
4 Berat jenis
0,900 5
Bilangan Asam Maks 2
6 Bilangan peroksida
Meqgr Maks 2
7 Cemaran logam
7.1 Besi Fe
mgkg Maks 1.5
7.2 Tembaga Cu
mgkg Maks 0.1
7.3 Raksa Hg
mgkg Maks 0.1
7.4 Timbal Pb
mgkg Maks 40.0
7.5 Timah Sn
mgkg Maks 0.005
7.6 Seng Zn
mgkg Maks 40.0250.0
8 Arsen As
bb Maks 0.1
Sumber : Standar Nasional Indonesia 01-3741-2002
2.2 Minyak Goreng Bekas