Pembagian Karbon Aktif Pengujian kualitas karbon aktif

hasil pengembunan uap hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku Meilita Tryana Sembiring, Dkk, 2003 Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul – molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Berdasarkan standar kualitas arang aktif menurut SNI 06- 3730-1995 tertulis pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Kualitas arang aktif menurut SNI 06- 3730-1995 No Uraian Persyaratan kualitas Butiran Serbuk 1 Bagianyang hilang pada pemanasan 950 C, Maks 15 Maks 25 2 Kadar air , Maks 4,5 Maks 15 3 Kadar abu, Maks 2,5 Maks 10 6 Daya serap terhadap I 2 ,mgg Maks 750 Maks 750

2.4.3 Pembagian Karbon Aktif

Ada dua macam tipe karbon aktif yaitu : 1. Arang aktif sebagai pemucat Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai 1000 Å yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat – zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari Universitas Sumatera Utara serbuk – serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah Doerner, Max, 1984. 2. Arang aktif sebagai bahan penyerap uap Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori berkisar antara 10-200 Å. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur keras. Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu keharusan. Karbon aktif merupakan bahan yang multi fungsi dimana hampir sebagian besar telah dipakai penggunaannya oleh berbagai macam jenis industri Doerner, Max, 1984.

2.4.5 Pengujian kualitas karbon aktif

Pengujian kualitas dilakukan terhadap beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai penentu mutu arang aktif yang dihasilkan. Metode pengujian didsarkan pada metode standar kecuali penentu nilai rehidrasi. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam menentukan kualitas karbon aktif pada penelitian ini adalah : 1. Kadar air AOAC, 1971 dan SNI, 1995 Kadar air bahan ditentukan dengan cara pengeringan didalam oven. Sebanyak 5 gram sampel yang telah dihaluskan ditimbang dengan teliti dan ditempatkan dalam cawan aluminium yang telah diketahui bobotnya konstan, selanjutnya contoh didinginkan dalam desikator selama 15 menit sebelum ditimbang beratnya Universitas Sumatera Utara Kadar air = 100 2.1 2. Kadar zat mudah menguap AOAC, 1971 DAN SNI, 1995 Pada prinsipnya metode ini mengandalkan penguapan zat – zat dalam arang selain air. Caranya dengan menimbang sampel sebanyak 20 gram dan dipanasakan pada suhu 800 – 900 o C selama 15 menit. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang Kadar zat mudah menguap = X 100 2.2 dimana : a = berat sampel awal b = berat sampel setelah ditanur 3. Kadar abu total AOAC1971 DAN SNI, 1995 Ditimbang secara teliti sebanyak 5 gram sampel dalam cawan, kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 105 o C sampai mencapai bobot konstan. Kemudian dipanaskan pelan – pelan diatas bara atau dibawah lampu infra merah sampai asap berhenti mengepul. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur dan diabukan pada suhu 650 o C sampai terbentuk abu putih. Abu yang terbentuk dibasahi air suling, dikeringkan dengan pemanas air, kemudian pada hot plate. Setelah itu diabukan kembali sampai didapat bobot konstan Kadar abu total = 100 2.3 Universitas Sumatera Utara 4. Kadar karbon SNI, 1995 Fraksi karbon dalam arang aktif adalah hasil dari proses pengarangan selain abu, air dan zat – zat yang mudah menguap. Penentuannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Kadar karbon terikat = 100 - b+c 2.4 Dimana : b = zat menguap C = kadar abu 5. Daya serap iodin SNI, 1995 Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 1 gram, selanjutnya ditambahkan 25 ml larutan iod monoklorida diaduk campuran iodin dan sampel dengan hati – hati dan disimpan ditenpat yang gelap selama 2 jam, ke dalam erlenmeyer ditambah 10 ml larutan kalium iodida KI 20 dan 150 ml air suling kemudian diaduk dan seterusnya dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N. Sebagai petunjuk adalah larutan patikanji dan untuk perbandingan digunakan larutan blanko dengan cara yang sama Daya serap terhadap larutan iodin = , 2.5 Dimana : A : volume titrasi iodin ml B : volume Na 2 S 2 O 3 Fp : faktor pengencer a : bobot arang aktif gr 126,93 : jumlah iodin sesuai 1 ml larutan Na 2 S 2 O 3 Universitas Sumatera Utara

2.5 Adsorpsi