Konsep Modal Sosial DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELLITIAN

86

4.5.2. Konsep Modal Sosial

Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Selain itu konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama. Modal sosial dalam kelompok pemulung dapat diciptakan pada hasil kepercayaan antar sesama, hubungan timbal balik yang mereka miliki serta jaringan informasi untuk menunjang kebutuhan yang harus mereka penuhi. Putnam menerima pembedaan mengenai modal social: a. Modal sosial yang mengikat bonding social capital adalah didasarkan pada keluarga atau ikatan yang kuat lainnya, bertumpu pada ikatan langsung dan jelas dari orang-orang yang dikenal, ditempatkan pada hierarki yang mapan. b. Modal sosial yang menjembatani bridging social capital adalah yang mengantar orang dari berbagai latar belakang yang berbeda untuk bersama tampak sejenis dengan solidaritas organik Durkheim. c. Modal sosial yang menghubungkan linking social capital adalah yang menunjuk pada ikatan antara orang dengan tipe jaringan yang berbeda yang memberikan akses bagi tipe sumber daya yang sangat berbeda. Berdasarkan Pengamatan dan wawancara lapangan, pemulung dalam penelitian mengalami 2 bentuk modal sosial yaitu modal sosial yang mengikat bonding social capital dan modal sosial yang menjembatani bridging social capital. Universitas Sumatera Utara 87 Modal sosial yang mengikat terlihat dengan terdapatnya hubungan keluarga yang memberikan bantuan dengan mengizinkan menempati rumah tanpa bayaransewa atau menempati rumah secara gratis. Modal sosial yang menjembatani terlihat dengan bentuk kerjasama yang di buat oleh pemulung terhadap tokenya, warung langganan, rentenir dan koperasi. Secara tidak langsung mereka membentuk kerja sama berdasarkan kepentingan masing-masing. Seperti toke membutuhkan pemulung untuk memberinya barang bekas, sedangkan pemulung membutuhkan bantuan tokenya di saat ia berada di masa sulit keuangan, walaupun hanya dalam bentuk pinjaman sementara, namun itu sudah membentuk suatu kerjasama dan hubungan timbal balik. Selanjutnya hubungan pemilik warung langganan dengan pemulung.Warung membutuhkan orang untuk membeli di warungnya termasuk pemulung warga yang bertempat tinggal dengan pemilik warung.Walau kebanyakan pemulung yang membutuhkan bantuan pemilik warung di saat mereka krisis keuangan untuk membeli kebutuhan pokok, tetapi mereka sudah membentuk suatu hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Kemudian hubungan koperasi dan rentenir terhadap pemulung.Sekilas pemulung yang tampak membutuhkan koperasi dan rentenir untuk memberikan bantuan kepada mereka di saat mereka membutuhkan uang untuk melanjutkan kehidupan.Namun di balik itu semua koperasi dan rentenir juga membutuhkan mereka pemulung orang yang meminjam duit kepadanya untuk menambah perkembangan duit mereka dengan bunga pinjaman 10 yang diberikan koperasi dan rentenir kepada yang meminjam. Universitas Sumatera Utara 88

4.5.3. Konsep ketergantungan