20
mereka lakukan dalam kehidupan mereka, karena modal seperti ini yang mereka miliki. Proses suatu reciprocal tidak hanya terjadi seperti jual beli akan tetapi
melalui proses yang sudah terjadi sebelumnya dalam kehidupan masyarakat, dan hubungan ini berlangsung dalam jangka panjang maupun pendek. Selain itu
hubungan timbal balik akan terjadi ketika orang tersebut merasa bahwa ia pernah dibantu oleh seseorang tersebut dalam artian balas budi. Setiap kehidupan
seseorang selalu mengharapkan balasan terhadap kebaikan yang ia peroleh dari orang tersebut akan tetapi hal ini juga akan terjadi dengan tingkat kepedulian
sosial yang tinggi, saling membantu dan memperhatikan.
2.3.Kemiskinan
Mengapa kita perlu mempelajari fenomena kemiskinan ?kemiskinan bukanlah fenomena yang baru didalam kehidupan sosial. Ia merupakan fenomena
sosial yang selalu menjadi atribut Negara-negara dunia ketiga. Fenomena ini juga merupakan kebalikan dari kondisi yang dialami oleh Negara-negara maju yang
memiliki atribut sebagai Negara modern.Jika diamati, seolah-olah kemiskinan identik dan selalu melekat didalam struktur Negara-negara dunia ketiga dan
menjadi problem yang cukup serius untuk mendapat penanganan dari para penyelenggara Negara.
2.3.1. Batasan tentang kemiskinan
Kemiskinan lazimnya digambarkan sebagai gejala kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.Sekelompok anggota masyarakat
dikatakan berada di bawah garis kemiskinan jika pendapatan kelompok anggota masyarakat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal. Kemiskinan merupakan tema sentral
Universitas Sumatera Utara
21
dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan
makmur. Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga hal :
1 persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, 2 posisi manusia di dalam lingkungan sekitar, dan 3 kebutuhan objektif manusia untuk
dapat hidup secara manusiawi. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan system nilai yang dimiliki.Dalam hal inilah maka garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah.Berkaitan dengan posisi
manusia dalam lingkungan sosial, bukan kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatnya ditengah-tengah masyarakat
sekitarnya.Kebutuhan objektif manusia untuk dapat hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah bernilai gizi cukup dengan protein dan
kalori, sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim, dan lingkungan alam yang dialaminya.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam nilai uang sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang
diperlukan.Dengan demikian, garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal versi Bank Dunia dikota 75 dolar AS, dan di pedesaan 50
dolar AS per jiwa setahun, 1973. Menurut Prof. Sayoga, garis kemiskinan dinyatakan dalam Rp per tahun, sama dengan nilai tukar beras kg per orang per
bulan yaitu untuk masyarakat pedesaan 320 kg per orang per tahun dan untuk masyarakat perkotaan 480 kg per orang per tahun .
Universitas Sumatera Utara
22
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor produksi sendiri seperti tanah, modal, dan
keterampilan. 2.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal
usaha. 3.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan.
4. Kebanyakan tinggal didesa sebagai pekerja bebas self employed
berusaha apa saja. 5.
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Di Indonesia, salah satu patokan yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang termasuk kategori miskin atau tidak adalah dengan mengacu
pada kriteria yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik BPS. BPS setiap tahun biasanya selalu mengeluarkan batasan pendapatan per kapita per tahun, dan
dibedakan antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Menurut BPS, kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi
standar tertentu dan kebutuhan dasar baik makanan maupun bukan makanan. Standar ini disebut garis kemiskinan, yakni setara 2.100 kalori energy per kapita
per hari, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan makanan yang paling pokok.
Universitas Sumatera Utara
23
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas mengemukakan batasan kemiskinan sebagai keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak adanya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga Negara.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara, di antaranya : 1.
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi. 3.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi seluruh dunia.
Universitas Sumatera Utara
24
2.3.2. Mengukur Kemiskinan