92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
• Pemulung yang berada di perumahan Cendana adalah penduduk yang
berasal dari desa pertanian di luar kota Medan, kebanyakan dari mereka merantau ke MedanTanjung Morawa untuk mencari pekerjaan karena
sulitnya memperoleh pekerjaan dikampung mereka. •
Pemulung yang berada di perumahan Cendana menyewa rumah di perumahan Cendana dengan biaya sewa Rp. 1,2jt-2jttahunnya. Dan ada
juga menetap secara gratis karena rumah yang ia tempati adalah rumah milik saudaranya.
• Pemulung yang berada di perumahan Cendana memiliki penghasilan rata-
rata Rp.50.000hari. Dan daerah kerja mereka berada di seputaran daerah Deli Serdang. Alasan mereka memilih daerah Deli Serdang karena untuk
Daerah Deli Serdang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka, karena mereka berada di Tanjung Morawa, dan masih banyaknya sampah yang
berserakan diseputaran rumah-rumah warga desa di kabupaten Deli Serdang.
• Strategi bertahan hidup yang digunakan pemulung di perumahan Cendana
adalah strategi aktif, strategi pasif, modal sosial dan teori ketergantungan.Strategi aktif yang digunakan pemulung yang berada di
perumahan Cendana dengan cara bekerja bersama istri, adik dan anak- anak mereka, menjual pakaian bekas menjadi usaha sampingan,
Universitas Sumatera Utara
93
menukangi barang-barang bekas, serta menambah jam kerja mereka agar mendapat barang bekas lebih banyak selama dilapangan.
• Strategi pasif yang digunakan pemulung di perumahan Cendana adalah
dengan cara menghemat biaya kebutuhan pokok seperti makan dengan lauk seadanya, membeli daging disaat hari besar saja yaitu pada saat natal,
tahun baru dan pesta. Membeli pakaian baru setahun sekali, lebih sering membeli pakaian bekasmonza untuk digunakan sehari-hari.
Selanjutnya menghemat biaya kesehatan dengan mendaftarkan diri dan keluarga sebagai anggota dari program bantuan pemerintah yaitu Kartu
Indonesia Sehat KIS, dan Kartu Keluarga Sejahtera KKS. Serta menghemat biaya pendidikan anak-anak mereka dengan menyekolahkan
anak-anak mereka ke sekolah negeri karena di sekolah negeri ada program wajib belajar 9 tahun dan di gratiskan segala biaya apapun selain biaya
seragam sekolah. •
Modal sosial dan ketergantungan, para pemulung menggunakan modal sosialnya sebagai alat yang dapat membantu mereka di masa sulit,
misalnya disaat tidak ada uang mereka biasanya meminjam kepada toke, kedewarung, rentenir, dan koperasi dengan sistem pembayaran harian,
mingguan dan bulanan. Dan ketergantungan yang terlihat antara pemulung dan toke. Karena pemulung membutuhkan toke untuk meminjamkan
becaknya dan memberikan ia hutangan disaat ia kesulitan keuangan. Serta warungkede adalah tempat yang paling sering di hutangin untuk belanja
kebutuhan pokok dan mereka saling membutuhkan. Toke membutuhkan pemulung untuk memberikan barang bekas, pemulung butuh toke untuk
Universitas Sumatera Utara
94
membantunya dimasa sulit, warung butuh pembeli dikedenya, dan pemulung membutuhkan warung untuk berhutang kebutuhan pokok disaat
sulit keuangan. •
Pemulung di perumahan Cendana sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan, terlihat dengan tidak adanya factor produksi yang mereka
miliki seperti tanah, modal dan keterampilan. Tingkat pendidikan yang rendah, dan kebanyakan dari mereka tinggal di desa sebagai pekerja bebas
self employed berusaha apa saja.
5.2.Saran
• Kepada pemulung agar lebih mengutamakan pendidikan kepada anak-
anaknya, memanfaatkan fasilitas program pemerintah untuk pendidikan yaitu wajib belajar 9 tahun untuk menyekolahkan anak-anak mereka agar
mereka tidak kurang pendidikan dan dapat merubah hidup keluarga.
• Kepada pemulung agar belajar berhemat, walaupun pendapatan sedikit,
setidaknya dapat disisihkan untuk ditabung karena melihat pekerjaan pemulung yang kesehariannya sangat
lelah dilapangan dapat mempengaruhi kesehatan dimasa mendatang, jadi harus ada persiapan
untuk hal-hal yang tidak diduga akan terjadi, setidaknya harus sudah menyiapkan kebutuhan financial walaupun sudah terdaftar sebagai anggota
KIS. KKS dan KIP.
• Kepada pemulung harus lebih kreatif lagi, karena apabila pemulung bisa
lebih kreatif dalam mengolah barang bekas, maka dapat menambah penghasilan si pemulung sendiri di banding langsung menjual barang
bekasnya ke toke.
Universitas Sumatera Utara
95
• Kepada pemulung tetap mempertahankan modal sosial nya sebagai usaha
yang dapat membantu mereka dimasa sulit mereka.
• Kepada pemerintahan mohon diberikan pendampingan kepada masyarakat
pemulung yang berada di perumahan Cendana seperti pelatihan kreatifitas dalam pengolahan barang bekas dan pelatihan memperbaiki mesin-mesin
yang rusak. Karena kendala dilapangan melalui pengamatan, banyaknya alat elektronik yang masih bagus mereka kumpulkan namun tidak dapat
diperbaiki lagi karena keterbatasan kemampuan dalam mengolah mesin. Jika mereka bisa memperbaiki mesin, mereka bisa menambah penghasilan
mereka dengan mengolah barang-barang bekas yang mereka dapat dibandingkan mereka menjual langsung ke toke dibayar dengan harga
murah.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA