19 derivatif relatif lebih sederhana, alat dan biaya operasionalnya lebih murah dan
waktu analisisnya lebih cepat Nurhidayati, 2007.
2.5 Validasi Metode Analisis
Tujuan utama yang harus dicapai dari suatu kegiatan analisis kimia adalah dihasilkannya data hasil uji yang absah valid. Secara sederhana hasil uji yang
absah dapat digambarkan sebagai hasil uji yang mempunyai akurasi accuracy dan presisi precission yang baik. Validasi adalah suatu tindakan penilaian
terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk
penggunaannya Harmita, 2004. Validasi metode analisis dilakukan dengan uji laboratorium, dengan
demikian dapat ditunjukkan bahwa karakteristik kinerjanya telah memenuhi persyaratan untuk diterapkan dalam analisis senyawa atau sediaan yang
bersangkutan Satiadarma, dkk., 2004. Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, limit deteksi, limit kuantitasi, kelinieran dan
rentang Rohman, 2007.
2.5.1 Akurasi
Akurasi kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan melalui dua cara yaitu metode simulasi spiked placebo recovery dan metode
penambahan bahan baku atau standard addition method Harmita, 2004. Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni senyawa
pembanding kimia ditambahkan ke dalam campuran bahan sediaan farmasi
Universitas Sumatera Utara
20 plasebo, lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan
kadar standar yang ditambahkan atau kadar sebenarnya. Jika plasebo tidak memungkinkan untuk disiapkan, maka sejumlah analit yang telah diketahui
konsentrasinya dapat ditambahkan langsung ke dalam sediaan farmasi. Ini dinamakan metode penambahan baku standar Harmita, 2004.
Menurut Harmita 2004 dalam metode adisi penambahan bahan baku, sejumlah sampel yang dianalisis ditambah analit dengan konsentrasi biasanya
80 sampai 120 dari kadar analit yang diperkirakan, dicampur dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya.
Menurut Harmita 2004, dalam kedua metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
sebenarnya: Perolehan Kembali=
C
F
- C
A
C
A
×100 Keterangan: CF = Kadar zat dalam sampel setelah penambahan larutan baku
CA = Kadar zat dalam sampel sebelum penambahan larutan baku CA = Kadar larutan baku zat yang ditambahkan
2.5.2 Presisi
Presisi adalah derajat kesesuaian di antara masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis ditetapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil
dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi standar atau deviasi standar relatif Satiadarma, dkk., 2004.
Parameter-parameter seperti simpangan baku SB, simpangan baku relatif Relative Standard Deviation dan derajat kepercayaan haruslah dikalkulasi untuk
mendapatkan tingkat presisi tertentu. Nilai simpangan baku relatif dinyatakan
Universitas Sumatera Utara
21 memenuhi persyaratan jika 10 – 20 Ermer dan McB Miller, 2005.
Simpangan baku relatif dapat ditentukan dengan rumus: Simpangan baku relatif SBR =
100 ×
X SB
2.5.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi