19
2.1.3.3 Teori inflasi Beberapa teori mengenai inflasi:
a. Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar dan psikologi harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-
harga . inti dari teori ini adalah yang pertama, inflasi hanya bisa terjadi jika ada penambahan volume uang yang beredar baik itu uang kartal
ataupun uang giral. Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar, kejadian seperti misalnya, gagal panen hanya akan menaikkan harga-
harga untuk sementara waktu saja. Yang kedua, laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh psikologi harapan
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. b.
Teori Keynes Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di
luar batas kemampuan ekonominya yang akhirnya terjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi
jumlah barang-barang yang tersediatimbulnya inflationary gap. Inflationary gap ini timbul karena golongan-golongan masyarakat
tersebut berhasil menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan barang-barang. Golongan masyarakat ini mungkin
adalah pemerintah sendiri, yang berusaha menjalankan defisit dalam anggaran belanjanya yang dibiayai dengan mencetak uang baru.
Golongan tersebut mungkin juga pengusaha swasta yang ingin
Universitas Sumatera Utara
20
melakukan investasi-investasi baru dan memperoleh dana pembiayaannya dari kredit bank. Golongan tersebut bisa pula serikat
buruh yang berusaha memperoleh kenaikan gaji bagi anggota- anggotanya melebihi kenaikan produktivitas buruh. Apabila jumlah dari
permintaan-permintaan dari semua golongan masyarakat tersebut melebihi jumlah maksimum dari barang-barang yang bisa dihasilkan oleh
masyarakat maka inflationary gap timbul. Karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga-harga akan naik.
c. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori inflasi “jangka panjang” karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi,
khususnya ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan produksi barang-barang ini
terlalu lambat dibandingkan dengan perumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa.
Akibat selanjutnya, adalah kenaikan harga-harga lain, sehungga terjadi inflasi. Inflasi semacam ini tidak bisa diobati hanya dengan mengurangi
jumlah uang beredar, tetapi harus diatasi dengan pembangunan sektor bahan makanan dan ekspor.
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.4 BI-rate