16
2.1.2.2 Deposito Berjangka
Deposito berjangka time deposit merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya
bervariasi mulai dari 1, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo atau
sesuai jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah bunga
yang diterimanya. Bunga yang diperoleh dari deposito tersebut merupakan return pendapatan yang diperoleh karena telah menanamkan sejumlah dana dalam
suatu bank.
Untuk menarik minat masyarakat, pihak bank dapat memberikan berbagai insentif atau rangsangan. Insentif biasanya diberikan untuk jumlah
nominal yang besar, baik berupa bunga khusus special rate maupun insentif, seperti hadiah atau cendera mata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada
nasabah yang loyal terhadap bank tersebut. Artinya, deposito berjangka dengan nominal besar dan terus dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif lama.
2.1.3 Inflasi
2.1.3.1 Pengertian Inflasi
Tujuan pokok kebijakan moneter yang juga merupakan tujuan tunggal Bank Indonesia berdasarkan Undang-undang no. 23 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dasar pemikiran dari tujuan tunggal Bank Indonesia
tersebut adalah bahwa kestabilan harga melalui upaya mempertahankan tingkat
Universitas Sumatera Utara
17
inflasi yang rendah merupakan dasar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan dalam jangka panjang.
Kestabilan harga merupakan hal yang sangat penting baik bagi kalangan rumah tangga terutama masyarakat yang berpendapatan tetap, maupun bagi sektor
usaha. Tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan turunnya kemampuan daya beli masyarakat. Demikian pula bagi sektor usaha, inflasi yang tinggi menyulitkan
melakukan perencanaan yang baik yang pada gilirannya akan mempengaruhi pengelolaan perusahaan dan secara jangka panjang akan memperburuk kegiatan
perekonomian.
Inflasi inflation, yaitu kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus- menerus, memengaruhi individu, pengusaha, dan pemerintah Mishkin,
2008:12. Defenisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga
untuk menaik secara umum dan terus menerus Boediono, 2001: 155.
Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004:381, inflasi terjadi ketika tingkat harga umum naik.
Dari defenisi-defenisi inflasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa inflasi merupakan kecenderungan naiknya tingkat harga secara umum yang terjadi
secara terus-menerus dan mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-
barang lain. Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus-menerus juga perlu
Universitas Sumatera Utara
18
diingat. Kenaikan harga-harga karena, misalnya, musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja tidak disebut inflasi.
2.1.3.2 Macam-macam inflasi
Ada berbagai cara untuk menggolongkan inflasi, yaitu terdiri dari: a.
Berdasarkan parah tidaknya inflasi tersebut. Inflasi dibedakan menjadi beberapa macam:
- Inflasi ringan dibawah 10 setahun
- Inflasi sedang antara 10-30
- Inflasi berat antara 30-100 setahun
- Hiperinflasi diatas 100 setahun
b. Berdasarkan sebab akibat awal dari inflasi. Inflasi dibedakan menjadi 2
macam, yaitu: -
Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation.
- Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost
inflation. c.
Berdasarkan asal dari inflasi, dibedakan menjadi: -
Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation. Inflasi ini timbul karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetkan
uang baru, panen yang gagal, dsb. -
Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation. Inflasi ini timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di negara-negara
langganan berdagang negara kita.
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.3.3 Teori inflasi Beberapa teori mengenai inflasi: