28
b. Besaran Ruang. Besaran ruang tiap ruangan berdasarkan standard, yaitu:
1. Kelompok pengelola Tabel 2.7 besaran ruang kelompok pengelola
Sumber : Olahan sendiri, 2016. 2. Kelompok pengunjung
Tabel 2.8 besaran ruang kelompok pengunjung
No Kebutuhan ruang Standard
m
2
orang Sumber
1 Hall
0.4 NAD
2 Retail
2 NAD
No Kebutuhan ruang Standard
m
2
orang Sumber
1 Resepsionis
0.7 NAD
2 Ruang GM
4.5 NAD
3 Ruang wakil GM
4.5 NAD
4 Ruang sekretaris
4.5 NAD
5 Ruang tamu GM
5.4 NAD
6 Ruang kerja kabag
4.5 NAD
7 Ruang sekretaris
4.5 NAD
8 Ruang tamu
5.4 NAD
9 Ruang kerja kabag
4.5 NAD
10 Ruang sekretaris
4.5 NAD
11 Ruang tamu
5.4 NAD
12 Ruang staff
5-6 NAD
13 Ruang rapat
2 NAD
14 Ruang arsip
12 NAD
15 Toilet
3 NAD
16 Pantry
8 NAD
17 Ruang janiator
4 NAD
Universitas Sumatera Utara
29
3 Café
2 NAD
4 Departemen store
7 NAD
5 Electronic Store
2 NAD
6 Furniture Store
2 NAD
7 Fitness
7.1 NAD
8 Book Store
2 NAD
9 FoodCourt
2 NAD
10 Bioskop
2 NAD
11 Game Zone
2 NAD
12 Restoran
2 NAD
13 ATM Centre
1 NAD
14 Supermarket
7 NAD
Sumber : Olahan sendiri, 2016. 3. Kelompok Service
Tabel 2.9 besaran ruang kelompok service
No Kebutuhan ruang Standard
m
2
orang Sumber
1 Loading dock
1.5 NAD
2 Tempat
pengumpulan sampah
50 AS
3 Gudang
30 AS
4 Ruang fiterized tank
air kotor 20
AS 5
Ruang genset 60
NAD 6
Ruang PABX 50
NAD 7
Ruang ME 20
NAD 8
Ruang kontrol AHU 40 NAD
9 Ruang chiller
70 NAD
10 Ruang
cooling tower
50 NAD
Universitas Sumatera Utara
30
11 Ruang ground tank
80 NAD
12 Ruang Monitor
20 AS
13 R.trafo
20 NAD
14 Ruang pompa air
20 NAD
15 Musholah
1.5 NAD
16 Lift
orang dan
barang 1
NAD
17 Toilet pria Umum 3
NAD 18
Toilet wanitaUmum
3 NAD
Sumber : Olahan sendiri,2016. Keteranagan :
NAD : Neufart Arsitek Data AS : Asumsi
2.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Tabel 2.10 deskripsi persyaratan dan kriteria ruang
Fungsi Kebutuhan ruang Persyaratan
Pusat perbelanjaan
Kantor pengelola Pencapaian mudah
Hall Luas
Restoran Memerlukan view yang bagus
Café Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman Supermarket
Di sesuaikan dengan modul struktur Food court
Memerlukan view yang bagus, suasana tenang dan nyaman
Retail Di sesuaikan dengan modul struktur
Mushollah Nyaman dan tenang
Area parkir Kemudahan dalam pencapaian
Sumber : Olahan sendiri,2016. A.
Persyaratan pengelola : 1.
Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan : -
Ruang kerja minimum 8 m²
Universitas Sumatera Utara
31
- Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m²
- Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan
15 m² pada ruang beraktivitas gerak -
Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m -
Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m -
Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m -
Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m 2.
Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk kantor ruangan selkecil minimum 8-10 m,
ruang kantor besar minimum 12-15 m² 3.
Lebar minimum jendela adalah 1.25 m. B.
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan : 1.
Dapur Luas dapur sekurang-kurangnya 40 dari ruang makan atau 27
dari luas bangunan Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang
dapur Dapur paling sedikit terdiri dari : tempat pencuci peralatan,
pengepakan, persiapan dan administrasi 2.
Ruang makan Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m
2
Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar.
3. Gudang bahan makanan
Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuakan dengan jumlah bahan makanan
Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makan Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyipanan bahan makanan.
C. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makan jadi :
1. Penyimpanan bahan makanan :
Penempatan terpisah dengan makanan jadi Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis.
Universitas Sumatera Utara
32
2. Penyimpanan makanan jadi
Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
D. Persyaratan sanitasi
1. Air bersih
Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku
Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan
2. Pembuang air limbah
Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup
3. Toilet
Letak tidak berhubungan langsung terpisah dari dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang
makanan Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya
Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung
Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan
kelandaiannya cukup Tersedia tempat cuci tangan
Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
keadaan cukup 4.
Tempat sampah Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah
berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi cepat
membusuk Tersedia pada setiap tempat ruang yang memproduksi
5. Tempat cuci tangan
Universitas Sumatera Utara
33
Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering
6. Tempat mencuci peralatan
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan
Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur, menyabun, dan membilas
7. Tempat pencucian bahan makanan
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan
8. Fasilitas penyimpanan pakaian loker karyawan
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat
Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah 9.
Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus
Universitas Sumatera Utara
34
2.3.5 Studi Banding Proyek Sejenis 1. Hashimoto Konoha Mall.
Gambar 2.9 hashimoto konoha mall sumber : http:www.archdaily.com241265hashimoto-konoha-mall-jerde,2016
- Arsitek
: Jerde
- Lokasi
: Konoha, Japan
- Area
: 84.000 m
2
Konoha Mall merupakan mall yang mengusung konsep gaya hidup eco-rekreasi tujuannya memperkenalkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan
eco-desain ke ritel untuk menciptakan rasa yang menarik dari tempat dan
pengalaman. Konsep
Gambar 2.10 Interior hashimoto konoha mall sumber : http:www.archdaily.com241265hashimoto-konoha-mall-jerde,2016
Universitas Sumatera Utara
35
proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang berbeda untuk berbelanja, makan, jalan-jalan dan mencari
kebutuhan. Pusat eco-ritel, dirancang oleh The Jerde Partnership, dan dirancang
sebagai tempat berkumpulnya komunitas baru untuk distrik Hashimoto. Terinspirasi oleh alam sekitarnya dan pengaruh budaya dari Hashimoto,
Konoha Mall adalah solusi ritel inovatif yang mencakup alam dan keberlanjutan, bersama dengan strategi ritel fundamental, dalam semua
elemen. Terdiri dari 84.000 meter persegi kira-kira 900.000 kaki persegi dari fungsi rekreasi ritel termasuk 120 toko-toko khusus dan restoran,
jangkar pasar komunitas besar, dan premier food court. Tempat baru ini diharapkan untuk menarik enam juta pengunjung setiap tahun dengan
penjualan tahunan dari sekitar 13 miliar yen US 150.000.000 USD. Dari warna, tekstur dan kualitas spasial dari eksterior dan interior,
seluruh proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang berbeda untuk berbelanja, makan, mengeksplorasi dan
mengembara. Dalam interior, proyek ini disusun sekitar tiga lapangan utama yang mewakili unsur-unsur dari berbagai musim, dengan CenterCourt
musim panas yang terinspirasi besar sebagai plaza publik utama di mana acara komunitas dan atraksi diadakan, dan Cherry musim semi dan Maple
Autumn pengadilan menjabat sebagai jangkar di ujung-ujung pusat.
Gambar 2.11 outdoor hashimoto konoha mall sumber : http:www.archdaily.com241265hashimoto-konoha-mall-jerde,2016
Konoha Mall memperkuat keinginan untuk membuat desain transformatif holistik yang menguntungkan dan mendukung masyarakat
setempat. Setiap karakteristik proyek berhati-hati membahas konteks
Universitas Sumatera Utara
36
sekitarnya dengan fokus pada memperkenalkan alam dan nilai berkelanjutan ke dalam bangunan dan ruang pejalan kaki.
Pembukaan Konoha Mall untuk memberikan tempat masyarakat di Jepang dan warisan perusahaan menciptakan model-model baru dari ritel
yang memberikan nilai sosial, budaya dan ekonomi ke kota-kota mereka.
2. Fuzhou Wusibei Thaihot Plaza
Gambar 2.12 Fuzhou wusibei thaihot plaza sumber : http:www.archdaily.com501561fuzhou-wusibei-thaihot-plaza-spark-
architects -
Arsitek
: Spark arsitek
- Lokasi
: Fuzhou, Fujian, China
- Area
: 300.000 m
2
Dari arsitek. Hal ini dicatat sejarah bahwa setelah mengunjungi Fuzhou, Marco Polo menggambarkan kota sebagai pusat penting
perdagangan di batu mulia. Fuzhou Wusibei Thaihot Plaza adalah batu berharga hari modern, permata, terletak di jantung Fuzhou segera
ditemukan oleh banyak orang. Banyak sisi bangunan yang ada untuk melayani fungsi yang berbeda
dalam rencana dan fasad bangunan. Mempermudah tepi bangunan dalam rencana meningkatkan sightlines ke jalan pejalan kaki, yang membantu
menarik orang. Tidak seperti beberapa jalan-jalan lurus yang menembak pejalan kaki melalui dengan cepat, penyewa fasad bergelombang
memfasilitasi pasang surut alami dan arus lalu lintas pejalan kaki, menciptakan pengalaman belanja yang dinamis .
Universitas Sumatera Utara
37
Warna pergeseran panel aluminium pada fasad menciptakan tampilan eksterior yang terus berubah. Sementara sebagian besar panel
adalah kulit bangunan, pilihan aspek melayani fungsi penglihatan utama seperti diterangi signage kotak, iklan, dan tiga layar LED. Pada malam hari,
perforasi di panel aluminium memungkinkan cahaya untuk melewati untuk menciptakan efek malam berbintang.
Gambar 2.13 outdoor fuzhou wusibei thaihot plaza sumber : http:www.archdaily.com501561fuzhou-wusibei-thaihot-plaza-spark-
architects Untuk mengurangi dilema, Fuzhou Wusibei Thaihot Plaza memiliki
dua rute sirkulasi yang saling melengkapi, rute hari 12 jam dan rute 24 jam. program ritel yang beroperasi di hari dikonsolidasikan ke dalam tipologi
pusat perbelanjaan podium 12 jam. Rute sirkulasi dan teras yang diukir dari podium memfasilitasi akses ke atas atap di mana ada berbagai kegiatan
yang bisa di lihat seperti golf mini dan layanan makan yang lengkap 24
jam.
Mall ini menempatkan fungsi tipologi khas seperti bioskop KTV di tingkat atas. Fungsi-fungsi ini beroperasi sampe dini pagi, melewati
waktu penutupan fasilitas ritel. Ketika fungsi belanja yang normal telah ditutup, disediakan rute
alternatif berjajar dengan toko-toko dan teras mengular sepanjang façade podium 24 jam. Rute ini untuk jalan pejalan kaki. Seluruh fasad utara
menjadi entitas yang hidup penuh gerakan dan energi.
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 2.14 3D fuzhou wusibei thaihot plaza sumber : http:www.archdaily.com501561fuzhou-wusibei-thaihot-plaza-spark-
architects
3. Namba Parks The Jerde Partnership
Gambar 2.15 Namba park sumber : http:www.archdaily.com501561fuzhou-wusibei-thaihot-plaza-spark-
architects -
Arsitek : Jerde Partnership -
Lokasi : Central Business District -
Area : 3,3 ha -
Tata guna lahan : High-Rise Building, Lifestyle Center, Taman Kota, Mall, Open-Air Pusat, Retail, restoran
The Jerde Partnership Namba Parks, di Osaka, Jepang, salah satu dari pemenang tahun 2009 Urban Land Institute Awards of Excellence:
kompetisi Asia Pasifik. Ketika diminta untuk membuat gateway untuk
Universitas Sumatera Utara
39
mendefinisikan kembali identitas Osaka, arsitek menanggapi dengan proyek ini yang akan menjadi intervensi alami dalam kondisi perkotaan yang padat
dan keras Osaka. Taman atap menawarkan sebuah taman miring pesawat yang mendua oleh berliku-liku, terbuka ngarai jalan yang memperkuat
hubungan dengan alam buatan membentuk pola sirkulasi utama. Berjalan di samping menara perkantoran 30 lantai dan sebuah
menara perumahan 46-lantai, Namba Parks menciptakan ruang atap yang dinamis, sambil memberikan sebuah pusat komersial di tingkat yang lebih
rendah. Struktur secara bertahap naik delapan tingkat yang mengalir melewati beberapa blok kota. Sejak taman dimulai di jalan dan lembut,
banyak orang tertarik dengan pohon-pohon dan fitur air jelas di pesawat taman. Sebagai orang melakukan perjalanan melalui taman, teras luar
ruangan dan kantong tenang hijau menyediakan ruang untuk makan atau bersantai.
Gambar 2.16 outdoor namba park sumber : http:www.archdaily.com501561fuzhou-wusibei-thaihot-plaza-spark-
architects
Gambar 2.17 ruang hijau namba park sumber : http:www.archdaily.com501561fuzhou-wusibei-thaihot-plaza-spark-
architects
Universitas Sumatera Utara
40
Namba Parks menciptakan pengalaman alam baru untuk Osaka yang merayakan interaksi orang, budaya dan rekreasi, jelas arsitek. Proyek ini
mencontohkan Pembangunan Transit-Oriented Hijau, di mana kinerja ekonomi dan desain hijau berkualitas muncul sebagai satu tujuan.
2.4 Elaborasi Tema 2.4.1 Pengertian Tema
A. Pengertian Arsitektur
Terdapat beberapa pendapat tentang arsitektur, antara lain: 1.
Menurut Le Corbusier, dalam buku toward an architecture 1927,
arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan di
tonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, pyramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya
jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.
2.
Menurut Louis I Khan, Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang
matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.
3.
Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku
Introduction to Architecture 1979, Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi
manusia dan kegiatan-kegiatannya serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat
tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan
menonjolkan status.
B. Pengertian Metafora
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora
berasal dari bahasa latin, yaitu “Methapherein” yang terdiri dari dua buah kata yaitu “metha” yang berarti setelah, melewati dan “pherein” yang berarti
Universitas Sumatera Utara
41
membawa. Secara etimologis di artikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdassarkan persamaan
dan perbandingan. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s
Dictionary: -
A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness
between them -
A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by
implicit comparison or analogies -
A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable
- The use of words to indicate something different from the literal
meaning Ada beberapa pendapat para ahli tentang metafora, yaitu:
1. Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of
Architecture”, yaitu: Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari
pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek
lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Ada tiga kategori dari metafora:
- Intangible Metaphor metafora yang tidak diraba
Metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti: individualisme, naturalisme,
komunikasi, tradisi dan budaya. -
Tangible Metaphors metafora yang dapat diraba Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material
- Combined Metaphors penggabungan antara keduanya
Universitas Sumatera Utara
42
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan
untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. 2.
Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction
of Architecture”,
yaitu: Metafora
mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan
paralel dengan
melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara
literal. 3.
Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”, yaitu: Metafora sebagai kode yang ditangkap
pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu
bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. 4.
Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Ar
chitecture”, yaitu: figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different
from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada dalam desain
spektrum perancang. Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu
cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut:
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut
pandang yang lain. 2.
Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat. 3.
Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun
belum sama sekali ada pengertiannya. 4.
Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
Universitas Sumatera Utara
43
2.4.2 Interpretasi Tema
Arsitektur metafora merupakan sebuah pendekatan arsitektur yang unik. Dimana interpretasi setiap masyarakat yang melihatnya dapat berbeda-
beda. Karya sebuah metafora merupakan bentuk kiasan objek. Melalui metafora arsitek dapat merealisasikan ide-ide yang bersifat sebuah objek
ataupun benda yang dia lihat. Arsitek juga dituntut bisa memperhatikan bagaimana masyarakat dapat membaca karyanya.
2.4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul
Pusat perbelanjaan batangkuis merupakan fasilitas pendukung bagi Bandar udara kualanamu dan juga merupakan fasilitas pusat perbelanjaan yang
pertama di batang kuis. Pembangunan sebuah fasilitas pusat perbelanjaan di suatu daerah menandakan perkembangan ekonomi dan gaya hidup masyarakat.
Sehingga penerapan tema metafora dalam pusat perbelanjaan ini agar membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan masyarakat yang melewati kawasan
pusat perbelanjaan ini sehingga menimbulkan keinginan untuk mengunjungi kawasan ini.
2.4.4 Studi Banding Tema sejenis
1. Stasiun TGV
Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit
karena menggunakan kiasan obyek benda nyata tangible. Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol.
Gambar 2.18 Stasiun TGV sumber : https:teematoe.files.wordpress.com201303saint-exupery-
tgv_station_lyon.jpg,2016
Universitas Sumatera Utara
44
Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bagian
depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi lain bangunan juga dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
2. E.X Plaza Indonesia
E.X Plaza Indonesia adalah sebuah karya arsitektur yang merepakan
metafora kombinasi. Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak
dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya
sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil,
sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik
merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual, akan tetapi, ban-ban mobil merupakan 30 obyek
yang dapat kita lihat secara visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetik obyek abstrak dan ban-ban mobil konkrit inilah yang menghasilkan
metafora kombinasi.
Gambar 2.19 E.X Plaza Indonesia sumber : http:microchem.co.idgallery29-ex-plaza-indonesia,2016
Universitas Sumatera Utara
45
3. Sydey Opera House
Gambar 2.20 Sydey Opera House sumber : https:www.google.comsearch?q=sydney+opera+housebiw,2016
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi
yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya.
Sydney Opera House dirancang oleh Jorn Utzon, seorang arsitek kelahiran
Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-
masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang
berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang
mekar.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bandara kualanamu adalah sebuah Bandar udara internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota medan.
Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah bandar udara internasional Soekarno-Hatta. Lokasi bandara ini merupakam bekas areal
perkebunan PT perkebunan nusantara II tanjung morawa yang terletak di beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan Bandara ini merupakan bagian dari
rencana angkasa pura untuk menggantikan bandar udara Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandar kuala namu di harapkan dapat menjadi pangkalan transit
internasional untuk kawasan sumatera dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai di
kerjakan. Bandara ini dapat menampung 25 juta penumpang pertahun. Saat ini telah direncanakan konsep aerotropolis bandar udara internasional
kualanamu. Di dalam konsep aerotropolis suatu bandara akan menjadi pusat kegiatan yang di kelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam
pagar atau diluar bandara, seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
Kawasan aerotropolis bandara internasional kualanamu tersebut kemudian akan di intergrasikan dengan dua pelabuhan sehingga membentuk super koridor
bandara internasional kualanamu - pelabuhan belawan - pelabuhan kuala tanjung. Super koridor ini akan mendukung pengembangan kawasan strategis nasional
medan, binjai, deli serdang, karo, atau yang disebut dengan MEBIDANGRO, serta kawasan ekonomi khusus sei mangke dan kawasan-kawasan industri lainnya
Pengembangan bandara internasional kualanamu menjadi aerotropolis akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan
membuka gerbang investasi yang besar di kawasan ini. Menurut ahli aerotropolis Prof. Jhon D.Kasarda “ airport leaves the city, the
city follow the airport become a city”. Analisis beliau mulai menemui buktinya dalam beberapa dekade belakangan ini. Sebuah Bandar yang di bangun jauh dari
kota, lama kelamaan kegiatan kota dan bisnis mengikutinya dan akhirnya bandara
Universitas Sumatera Utara
2
itu mirip sebuah kota dengan semua fasilitas pendukungnya. Dan menurut beliau konsep aerotropolis harus memenuhi 3 syarat utama. Pertama adalah membangun
wilayah sekitar bandara dengan hotel, perkantoran, retail, factory, outlet dan pusat bisnis lainnya. Hal ini akan membuat wisatawan atau pengunjung yang singgah di
bandara tidak kesulitan untuk mengakses fasilitas-fasilitas perekonomian. Kedua menyediakan transportasi yang beragam dan saling terhubung dengan bandara
berupa transportasi kereta api, bus penumpang, jalan tol, dan transportasi public lainnya mutlak terhubung dengan bandara. Ketiga menyediakan dan membangun
fasilitas pengangkutan logistic di sekitar bandara. Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
merupakan kawasan yang letaknya berada di gerbang utama Menuju Bandara. Kawasan ini berpotensial menjadi pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Deli
Serdang. Berdasarkan hal ini, daerah Kecamatan Batang Kuis akan dikembangkan menjadi sebuah kota baru yang pertumbuhan pembangunannya mendukung
kawasan bandara Kuala Namu yang disebut Aerotropolis Airport City . Seiring dengan pertumbuhan pembangunan tersebut akan banyak penduduk yang
bermigrasi ke kawasan ini. Untuk merealisasikan konsep aerotropolis ini, perlunya sebuah fasilitas
pendukung. Banyaknya jumlah pengunjung dari daerah sekitar maupun wisatawan yang datang ke sumatera utara, berkembangnya pembangunan dan seiring dengan
banyaknya penduduk nantinya yang akan bermigrasi ke kawasan tersebut. Hal ini harus diperhatikan dengan baik. Maka dari itu fasilitas pendukung yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut berupa pusat perbelanjaan. Saat ini pusat perbelanjaan telah menjadi gaya hidup penduduk dunia. Pusat
perbelanjaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun telah menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk melakukan
interaksi sosial, melakukan pertemuan bahkan menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat. Sehingga fasilitas berupa pusat perbelanjaan menjadi pendukung
perekonomian aerotropolis di dalam pagar bandara melalui aktivitas berbelanja masyarakat sekitar maupun wisatawan.
Universitas Sumatera Utara
3
I.2 Maksud dan Tujuan