62
e. Fasilitas Service
Table 4.6 fasilitas service No
Fungsi Jenis ruangan
Standard m
2
orang Sumber
Jumlah unit
Kapasitas Luas
m
2
1 Fasilitas service Loading dock
1,5 NAD
5 100
750 Tempat
pengumpulan sampah
20 AS
2 2
40
Ruang fiterized tank air kotor
20 AS
2 4
80
Ruang genset 60
NAD 2
2 120
Ruang PABX 50
NAD 2
1 50
Ruang ME 20
NAD 2
1 20
Ruang kontrol AHU 40 NAD
2 1
40 Ruang chiller
70 NAD
2 1
70 Ruang
cooling tower
50 NAD
2 1
50
Ruang ground tank 80
NAD 2
1 80
Ruang Monitor 20
AS 2
2 40
R.trafo 20
NAD 2
2 40
Ruang pompa air 20
NAD 2
2 40
Lift orang
dan barang
1 NAD
2 20
10
Sub total luas 1.510
Sirkulasi 20 302
Total
1.812 sumber: olahan sendiri,2016
Keteranagan: NAD : Neufart Arsitek Data
AS : Asumsi SB : Studi Banding
Universitas Sumatera Utara
63
f. Luas Seluruh Bangunan
Tabel 4.7 luas seluruh bangunan No
Nama Perzoning Luas
1 Ruang Pengelola
626.04 m
2
2 Ruang Umum
2.469,6 m
2
3 Fasilitas Belanja
30.606,12 m
2
4 Fasilitas Rekreasi
13.458,48 m
2
5 Fasilitas Service
1.812 m
2
Total 48.972,24 m
2
sumber : olahan sendiri,2016
g. Parkir
Berdasarkan standart jumlah parkir Ir. Jimmy S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta 2004, adalah:
Menurut tingkat wilayah : - 1 mobil untuk setiap 100 m
2
lantai bruto: 48.972,24100 = 490 mobil. 1 mobil memerlukan lahan 15 m
2
, jadi untuk 490 mobil memerlukan lahan: 15 x 490 = 7.350 m
2
. Sirkulasi 20: 7.350 x 20100 = 1.470 m
2
. Jadi lahan untuk parkir shopping mall sebesar 7.350 + 1.470 = 8.820 m
2
- Jumlah 3 sepeda motor = 1 mobil sehingga 490 mobil: 3 x 490 = 1.470 motor. Setiap 1 motor memerlukan lahan 2 m
2
: 2 x 1.470 = 2.940 m
2
- Total keseluruhan parkir : 8.820 + 2.940 = 11.760 m
2
4.2.2 Analisa Suasana Ruang
Tabel 4.8 analisa suasana ruang
Fungsi Kebutuhan ruang Persyaratan
Pusat perbelanjaan
Kantor pengelola Pencapaian mudah
Hall Luas
Restoran Memerlukan view yang bagus
Café Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman
Universitas Sumatera Utara
64
Supermarket Di sesuaikan dengan modul struktur
Food court Memerlukan view yang bagus, suasana
tenang dan nyaman Retail
Di sesuaikan dengan modul struktur Mushollah
Nyaman dan tenang Area parkir
Kemudahan dalam pencapaian sumber : olahan sendiri,2016
4.2.3 Analisa Bentuk
Massa bangunan terdiri dari massa tunggal yang disesuaikan dengan zona dan fungsinya, dimana satu sama lain saling berkaitan. Massa bangunan
dapat mencerminkan fungsi dan identitasnya melalui simbol-simbol tertentu yang dapat diolah pada massa bangunan.
Transformasi bentuk massa bangunan : Karakter dan sifat dari sebuah pusat perbelanjaan dapat di
transformasikan dalam betuk sebagai berikut :
A B
C A. Bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional.
Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah ketentuan.
B. Bentuk yang terpusat, berarah kedalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari
lingkarannya. Penempatan sebuah lingkaran akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.
C. Bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Selain dari karakter dan fungsi bangunan tersebut bentukan massa dapat juga
terbentuk dari respon atau tanggapan terhadap kondisi tapak dan iklim lingkungan. Dari analisa di atas massa bangunan
Universitas Sumatera Utara
65
berbentuk kotak yang akan diterapkan pada pusat perbelanjaan dengan pertimbangan untuk memberi ketegasan dalam
bangunan. Dan merespon fungsi bangunan yang bentuk ruangnya berbentuk grid.
4.3 Analisa Teknologi 4.3.1 Struktur
Tipe tanah tapak perancangan ini adalah tipe tanah putih campur pasir dengan topografi yang relative datar. Agar bangunan dapat berdiri kokoh di
tapak ini maka perlu analisa struktur. V Sistem struktur suatu bangunan pada umumnya terdiri dari struktur
bawah lower structure dan struktur atas upper structure. a.
Lower Structure Lower Structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi.
Karakter struktur tanah dan jenis tanah sangat menentukan jenis pondasi.. Ada beberapa persyaratan pokok struktur, yaitu:
Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya
daya tahan terhadap gangguan alam, misalnya gempa, angin, dan kebakaran.
Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban.
Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan unit-unit
hunian, pola sirkulasi, system utilitas, dan lain-lain. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.
Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi
arsitektur yang serasi dan logis.
b. Upper Structure
Suatu bangunan dapat berdiri dengan kokoh memerlukan beberapa struktur di atas tanah atau yang di sebut dengan Upper Structure. Upper
Structure atau Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur
Universitas Sumatera Utara
66
gedung yang berada di atas muka tanah SNI 2002. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing
mempunyai peran yang sangat penting. Material struktur
Penggunaan bahan – bahan secara tepat dan efisien
membutuhkan pengetahuan yang luas akan sifat – sifat mekanisnya.
Diantara sifat – sifat ini yang paling penting adalah kekuatan,
kekakuan dan elastisitas. Secara umum ada 4 bahan struktur utama, yaitu : pasangan bata, kayu, baja, dan beton bertulang. Berikut ini akan
dijelaskan kelebihan dan kekurangan masing – masing material
struktur : Bata
Kelebihan : 1. Memiliki kekuatan tekan yang cukup
2. Dapat digunakan pada bangunan dalam dan luar bangunan 3. Mudah didapat dan harganya relatif murah
Kekurangan : 1.
Biasanya sangat rapuh atau getas, berat dan tidak punya daktilitas.
2. Kekuatan tarik dan geser relatif rendah
3. Ketika momen lentur yang besar terjadi akibat tekanan
angin pada dinding luar, maka tingkat tegangan lentur tarik harus dipertahankan supaya tetap rendah sehingga
dibutuhakan ketebalan dinding yang besar. Kayu
Kelebihan : 1.
Kemuluran terjadi sedikit pada suhu kamar 2.
Bisa digunakan dalam bentuk alamiahnya, hanya perlu diolah menjadi bentuk yang sesuai untuk
penggunaan praktis
Universitas Sumatera Utara
67
Kekurangan : 1.
Mudah rusak karena pembusukan, pengrusakan akibat jamur dan serangga
2. Mudah terbakar
3. Mengalami kembang susut akibat kelembaban relatif
lingkungan yang berubah terus – menerus sehingga
kadar kelembaban dan ukuran kayu juga berubah terus
– menerus 4.
Kekuatan kayu dipengaruhi oleh arah serat kayu dan arah beban yang bekerja. Kekuatan kayu dalam tarik
dan tekan relatif sama jika beban bekerja sejajar serat kayu, tetapi jika beban tegak lurus terhadap serat
kayu, mengakibatkan kekuatannya kecil karena serat dengan mudah dapat dihancurkan
5. Tidak cocok untuk struktur dengan bentang yang
sangat panjang dan struktur yang sangat tinggi. Baja
Kelebihan : 1.
Mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang tinggi dan sangat kuat
2. Ulet, daktil dan elastik
3. Effisiensi struktur tinggi, yaitu perbandingan antara
kekuatan terhadap beratnya 4.
Memungkinkan diperolehnya hasil struktur yang ringan, ramping, rapi dan presisi yang tinggi
5. Cocok untuk struktur dengan bentang yang sangat
panjang dan struktur yang sangat tinggi 6.
Cocok untuk struktur yang bersifat statis tentu Kekurangan :
1. Mahal
2. Perilaku yang buruk terhadap pembakaran
Universitas Sumatera Utara
68
3. Mudah terkena korosi akibat ketidak stabilan
kimianya yang tinggi 4.
Bila digunakan untuk kerangka bangunan yang sifatnya kaku atau frame, potongan
– potongan baja yang terpisah harus disambung secara efektif dan
tidak mudah untuk mendapatkan hasil sambungan kaku yang benar
– benar bagus 5.
Sambungan baut kurang efektif untuk penyebaran beban karena lubang baut mengurangi ukuran efektif
penampang elemenperlemahan dan mengakibatkan konsentrasi tegangan
6. Sambungan keling dapat rusak bila mengalami beban
diluar kemampuan ketahanannya, baik kerusakan dalam arah geser, dukung tekan maupun tarik
7. Sambungan las lebih rapi dan menyebarkan tegangan
lebih efektif tapi berbahaya jika dikerjakan secara tidak sempurna. Proses pengelasan menuntut
ketrampilan dan keahlian yang tinggi. Untuk alasan – alasan tersebut pengelasan di tempat bangunan
biasanya dihindari dan dilakukan di pabrik tapi konsekuensinya kebutuhan pengangkutan elemen ke
lokasi membatasi ukuran dan bentuk dari komponen itu sendiri.
Beton Kelebihan :
1. Murah
2. Kuat terhadap tekan
3. Tahan api
4. Mudah dicetak kedalam variasi bentuk yang luas
sesuai yang diinginkan
Universitas Sumatera Utara
69
5. Bahan – bahan lain dapat ditambahkan atau
digabungkan kedalamnya dengan mudah untuk menambahkan sifat yang dimilikinya
6. Proses pencetakan memberikan sambungan antar
elemen yang sangat efektif dan menghasilkan struktur yang menerus yang bisa menaikkan
effisiensi struktur 7.
Cocok untuk struktur dengan bentang yang sangat panjang dan sangat tinggi
Kekurangan : 1.
Kekuatan dalam arah tarik dan geser relatif rendah 2.
Berat jenis tinggi Struktur kolom dan balok
Pusat perbelanjaan memiliki ruangan-ruangan berbentuk grid. Struktur yang dipakai adalah struktur rigid frame. Sistem struktur
ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu dengan yang lainnya.
Struktur kolom Kolom merupakan elemen tekan, karena disamping memikul
gaya tekan juga memikul momen lentur dalam dua arah biaxial bending. Dengan adanya gaya tekan ini maka timbul fenomena
tekuk buckling yang harus ditinjau pada kolom, terutama terjadi pada kolom panjang. Apabila kolom tersebut telah menekuk maka
kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit 38 saja penambahan beban akan terjadi
keruntuhan. Dengan demikian kapasitas memikul beban untuk elemen
kolom ini adalah besar beban yang menyebabkan elemen tersebut mengalami tekuk awal. Elemen kolom menerima beban lentur dan
beban aksial, menurut SKSNI 03- 1726-2002 pasal 3.2.2 untuk perencanaan kolom yang menerima beban lentur dan beban aksial
ditetapkan koefisien reduksi bahan 0,8 sedangkan pembagian
Universitas Sumatera Utara
70
tulangan pada kolom berpenampang segi empat dapat dilakukan dengan:
- Tulangan dipasang simetris pada dua sisi kolom two faces - Tulangan dipasang pada empat sisi kolom four faces
Pada perencanaan gedung ini dipakai perencanaan kolom dengan menggunakan tulangan pada empat sisi penampang kolom
four faces. Struktur balok
Dalam pradesain tinggi balok menurut RSNI 2002 merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang digunakan.
Secara umum pradesain tinggi balok direncanakan L10 - L15, dan lebar balok diambil 12H - 23H dimana H adalah tinggi balok.
Pada perencanaan balok maka pelat dihitung sebagai beban dimana pendistribusian gayanya menggunakan metode amplop.
Dalam metode amplop terdapat 2 macam bentuk yaitu pelat sebagai beban segi tiga dan pelat sebagai beban trapesium.
Perhitungan penulangan balok struktur beton menggunakan program SAP 2000. Prosedur desain elemen-elemen balok dari
struktur dengan SAP 2000 terdiri tiga tahap sebagai berikut: • Desain tulangan pokok untuk menahan momen lentur • Desain
tulangan geser sen gkang untuk menahan gaya geser • Desain
tulangan untuk menahan torsi. Analisa plat lantai
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin bertulangan dua atau satu arah saja tergantung sistem strukturnya.
Apabila pada struktur pelat perbandingan bentang panjang terhadap lebar kurang dari 2, maka akan mengalami lendutan pada
kedua arah sumbu. Beban pelat dipikul pada kedua arah oleh balok pendukung sekeliling panel pelat, dengan demikian pelat akan
melentur pada kedua arah. Dengan sendirinya pula penulangan untuk pelat tersebut harus menyesuaikan. Apabila panjang pelat
sama dengan lebarnya, perilaku keempat balok keliling dalam
Universitas Sumatera Utara
71
menopang pelat akan sama. Sedangkan bila panjang tidak sama dengan lebar, balok yang lebih panjang akan memikul beban lebih
besar dari balok yang pendek penulangan satu arah. 24 Dimensi bidang pelat dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.2
Dimensi bidang pelat Langkah perencanaan penulangan pelat adalah sebagai berikut ini: 1. Menentukan syarat-syarat batas,
tumpuan dan panjang bentang. 2. Menentukan tebal pelat lantai berdasarkan rumus SKSNI 03-xxxx-2002.
Analisa tangga Struktur tangga digunakan untuk melayani aksebilitas antar
lantai pada gedung yang mempunyai tingkat lebih dari satu. Pada bangunan berlantai banyak tangga merupakan komponen yang
harus ada karena selain sebagai akses vertikal juga difungsikan untuk tangga darurat jika peralatan transportasi vertikal lainnya
tidak berfungsi atau bila terjadi kebakaran.
Gambar 4.7 Sketsa tangga sumber : olahan sendiri,2016 Adapun
parameter yang
perlu diperhatikan
pada perencanaan struktur tangga adalah sebagai berikut:
- Tinggi antar lantai
- Tinggi Antrede
- Jumlah anak tangga
- Kemiringan tangga
- Tebal pelat beton
- Tinggi Optrede
- Lebar bordes
Universitas Sumatera Utara
72
- Lebar anak tangga
- Tebal selimut beton
- Tebal pelat tangga
Gambar 4.8 pendemensian tangga sumber : olahan sendiri,2016
Keterangan : -
o = langkah naik -
a = langkah datar Perhitungan gaya-gaya dalam yang terjadi pada
struktur tangga dilakukan dengan menggunakan program SAP 2000. Untuk perhitungan penulangan pelat tangga
dapat mengikuti prosedur yang sama dengan penulangan pelat lantai setelah didapat gaya - gaya dalam yang ada
dalam output SAP 2000. Analisa lift
Lift merupakan alat transportasi manusia dalam gedung dan satu tingkat ke tingkat lain. Perencanaan lift disesuaikan dengan
pemikiran jumlah lantai dan perkiraan jumlah pengguna lift. Dalam perencanaan lift, metode perhitungan yang dilakukan merupakan
analisis terhadap konstruksi ruang tempat lift dan balok penggantung katrol lift. Ruang landasan diberi kelonggaran supaya
pada saat lift mencapai lantai paling bawah, lift tidak menumbuk dasar landasan, disamping berfungsi pula menahan lift apabila
terjadi kecelakaan, misalnya tali putus.
Universitas Sumatera Utara
73
4.3.2 Analisa Utilitas
A. Pencahayaan
Pencahayaan pada bangunan terbagi dua yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pemakaian pencahayaan buatan terlalu banyak dapat
menyumbang pemanasan global sedangkan pencahayaan alami tidak menyebabkan kerugian. Penerapan pencahayaan pada pusat perbelanjaan
ini memakai pencahayaan alami dan buatan. Dimana pencahayaan alami yaitu memanfaatkan cahaya matahari, sedangkan pencahayaan buatan
memanfaatkan listrik. B.
Pengkondisian udara Iklim di kawasan perancangan tergolong panas dengan suhu rata-
rata 32 C. Suhu normal nyaman manusia adalah 22
C sehingga perlunya pendingin ruangan alami maupun buatan di dalam pusat perbelanjaan agar
pengunjung nyaman. Adapun pendingin ruangan alami yaitu penanam pohon di sekitar site dan memperbanyak bukaan, untuk pendingin buatan
berupa AC. C.
Penyediaan dan Distribusi Listrik Di dalam pusat perbelanjaan ada beberapa ruangan yang
membutuhkan listrik sehingga bangunan memerlukan pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan suatu ruangan itu. Untuk penyediaan listrik di pusat
perbelanjaan, listrik dialirkan dari PLN maupun genset. D.
Penyedian Air Bersih Pada bangunan pusat perbelanjaan ini memiliki fasilitas service
berupa toilet dan juga memiliki retail maupun restoran yang menjual jasa berupa makanan. Sehingga pusat perbelanjaan membutuhkan pasokan air
untuk memenuhi kebutuhan yang ada pada fasilitas itu. Penyedia air bersih bersumber dari PDAM ataupun sumur buatan.
E. Pembuangan Air Kotor
Pusat perbelanjaan ini memiliki fasilitas servis yang membutuhkan pembuangan limbah berat, sehingga perlunya pembuangan limbah ini berupa
septitank untuk pengumpulan semua limbah sebelum limbah di buang ketempat pembuangan limbah.
Universitas Sumatera Utara
74
F. Penangkal petir.
Pusat perbelanjaan ini direncakan memiliki 4 lantai, ketinggian bangunan memerlukan kemanan berupa penangkal petir. Di sekitar site
bangunan ini nantinya akan menjadi bangunan paling tinggi di banding dengan bangunan sekitarnya. Saat petir meyambar bangunan yang akan di
laluinya adalah bangunan yang paling dekat dengan jangkauannya dan dapat di simpulkan bangunan ini nantinya bangunan yang paling dekat yang
dijangkau petir. G.
Pemadam Kebakaran Setiap bangunan wajib memiliki sistem kebakaran. Setiap ruangan
di pusat perbelanjaan ini memakai system pendeteksi kebakaran yang berbeda-beda karena setiap ruangan memiliki suhu panas yang berbeda.
H. System komunikasi
Komunikasi di dalam pusat perbelanjaan ini memili 2 komunikasi, yaitu komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah
komunikasi antar ruangan sedangkan eskternal komunikasi adalag komunikasi pusat perbelanjaan dengan bangunan lainnya.
I. Audio dan komunikasi visual
Sebuah pusat perbelanjaan selalu memiliki pusat untuk menginformasikan sebuah informasi kepada pengunjung sehingga pusat
perbelanjaan ini di lengkapi dengan audio dan komunikasi untuk menginformasikan sesuatu hal penting.
J. Keamanan
Di pusat perbelanjaan sering terjadi kejahatan berupa pencurian dan hipnotis, untuk itu bangunan memerlukan sebuah teknologi untuk memantau
keamanan pengunjung.
4.3.3 Tata lingkungan
Penataan Lingkungan, juga merupakan hal penting dalam merancang sebuah bangunan. Lingkungan ataupun ruang luar memiliki
fungsi sebagai ruang penerima dan kegiatan komunal Communal space. Jenis Elemen yang digunakan pada lansekap ataupun tata lingkungan
pusat perbelanjaan mencakup :
Universitas Sumatera Utara
75
a. Soft Material Vegetasi
Penataan vegetasi berfokus pada Jenis Vegetasi sesuai dengan kondisi tanah, peranannya sebagai penyangga atau konservasi, dan fungsi
arsitekturnya sebagai pengarah, pembatas dan penciptaan ruang, peneduh serta estetis.
b. Hard Material Elemen Penerangan buatan Lampu taman, Lampu dalam bangunan,
dll Pagar pembatas, dapat berupa Vegetasi, pagar besi.
Sitting group, diletakan sesuai jarak tempuh pejalan kaki, yaitu
setiap 30 – 45m tanpa mengganggu pergerakan pejalan kaki
Pot tanaman, perletakannya disesuaikan dengan posisi sitting group Tempat Sampah, diletakkan di posisi mudah dijangkau dan terlihat
4.4 Analisa dan Penerapan Tema.
Penerapan tema tangible metafora pada bangunan mall batang kuis ini menganalogikan sebuah bentuk terasering sawah. Dimana terasering sawah terbagi
menjadi 3 jenis yaitu teras kredit, teras gulud, teras bangku. Pemilihan analogi bentuk terasering pada bangunan mall karena Batang kuis merupakan kawasan
pertanian di daerah deli serdang sehingga bentuk mall mengikuti karekteristik kontur dan guna lahan di kawasan perancangan. Bentuk terasering sawah di daerah
ini adalah jenis terasering kredit di mana padi ditanam pada tanah yang landai dengan kemiringan 3-10 ini di karenakan kontur kawasan yang relative datar .
Kontur tanah Padi
Gambar 4.9 teras kredit sumber : olahan sendiri,2016
Penerapan arsitektur metafora pada perancangan bangunan mall yang menganalogikan bentuk terasering sawah gulud dimana sawah di tata berbentuk
Universitas Sumatera Utara
76
tangga yang bertujuan agar lapisan tanah tidak hilang. Pemilihan terasering gulud agar kontur kawasan tidak monoton dan membentuk skyline yang bertangga-tangga
oleh bangunan. Teras gulud
Gambar 4.10 teras gulud sumber : olahan sendiri,2016
Bangunan shoping mall memiliki bentuk teras gulud dimana teras yang diterapkan pada tiap lantainya, pada tiap lantainya akan memiliki perbedaan
gubahan massa dimana tiap lantainya akan di mundurkan.
Push Lantai
Gambar 4.11 penerapan tema pada bangunan sumber : olahan sendiri,2016
4.5 Kesimpulan.