62
e.  Fasilitas Service
Table 4.6 fasilitas service No
Fungsi Jenis ruangan
Standard m
2
orang Sumber
Jumlah unit
Kapasitas Luas
m
2
1 Fasilitas service  Loading dock
1,5 NAD
5 100
750 Tempat
pengumpulan sampah
20 AS
2 2
40
Ruang fiterized tank air kotor
20 AS
2 4
80
Ruang genset 60
NAD 2
2 120
Ruang PABX 50
NAD 2
1 50
Ruang ME 20
NAD 2
1 20
Ruang kontrol AHU  40 NAD
2 1
40 Ruang chiller
70 NAD
2 1
70 Ruang
cooling tower
50 NAD
2 1
50
Ruang ground tank 80
NAD 2
1 80
Ruang Monitor 20
AS 2
2 40
R.trafo 20
NAD 2
2 40
Ruang pompa air 20
NAD 2
2 40
Lift orang
dan barang
1 NAD
2 20
10
Sub total luas 1.510
Sirkulasi 20 302
Total
1.812 sumber: olahan sendiri,2016
Keteranagan: NAD   : Neufart Arsitek Data
AS  : Asumsi SB  : Studi Banding
Universitas Sumatera Utara
63
f.  Luas Seluruh Bangunan
Tabel 4.7 luas seluruh bangunan No
Nama Perzoning Luas
1 Ruang Pengelola
626.04 m
2
2 Ruang Umum
2.469,6 m
2
3 Fasilitas Belanja
30.606,12 m
2
4 Fasilitas Rekreasi
13.458,48 m
2
5 Fasilitas Service
1.812 m
2
Total 48.972,24 m
2
sumber : olahan sendiri,2016
g.  Parkir
Berdasarkan standart jumlah parkir Ir. Jimmy S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta 2004, adalah:
  Menurut tingkat wilayah : -  1 mobil untuk setiap 100 m
2
lantai bruto:  48.972,24100 = 490 mobil. 1 mobil memerlukan lahan 15 m
2
, jadi untuk 490 mobil memerlukan lahan: 15 x 490 = 7.350 m
2
. Sirkulasi 20: 7.350 x 20100 = 1.470 m
2
. Jadi lahan untuk parkir shopping mall sebesar 7.350 + 1.470 = 8.820 m
2
-  Jumlah 3 sepeda motor = 1 mobil sehingga 490 mobil: 3 x 490 = 1.470 motor. Setiap 1 motor memerlukan lahan 2 m
2
: 2 x 1.470 = 2.940 m
2
-  Total keseluruhan parkir : 8.820 + 2.940 = 11.760 m
2
4.2.2   Analisa Suasana Ruang
Tabel 4.8 analisa suasana ruang
Fungsi Kebutuhan ruang  Persyaratan
Pusat perbelanjaan
Kantor pengelola Pencapaian mudah
Hall Luas
Restoran Memerlukan view yang bagus
Café Memerlukan  view  yang  bagus,  suasana
tenang dan nyaman
Universitas Sumatera Utara
64
Supermarket Di sesuaikan dengan modul struktur
Food court Memerlukan  view  yang  bagus,  suasana
tenang dan nyaman Retail
Di sesuaikan dengan modul struktur Mushollah
Nyaman dan tenang Area parkir
Kemudahan dalam pencapaian sumber : olahan sendiri,2016
4.2.3 Analisa Bentuk
Massa  bangunan  terdiri  dari  massa  tunggal  yang  disesuaikan  dengan zona dan fungsinya, dimana satu sama lain saling berkaitan. Massa bangunan
dapat  mencerminkan  fungsi  dan  identitasnya  melalui  simbol-simbol  tertentu yang dapat diolah pada massa bangunan.
Transformasi bentuk massa bangunan :   Karakter  dan  sifat  dari  sebuah  pusat  perbelanjaan  dapat  di
transformasikan dalam betuk sebagai berikut :
A B
C A.  Bentuk  yang  menunjukkan  sesuatu  yang  murni  dan  rasional.
Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah ketentuan.
B.  Bentuk  yang  terpusat,  berarah  kedalam  dan  pada  umumnya bersifat  stabil  dan  dengan  sendirinya  menjadi  pusat  dari
lingkarannya.  Penempatan  sebuah  lingkaran  akan  memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.
C.  Bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Selain dari karakter dan  fungsi  bangunan  tersebut  bentukan  massa  dapat  juga
terbentuk dari respon atau tanggapan terhadap kondisi tapak dan iklim  lingkungan.  Dari  analisa  di  atas  massa  bangunan
Universitas Sumatera Utara
65
berbentuk kotak yang akan diterapkan pada pusat perbelanjaan dengan  pertimbangan  untuk  memberi  ketegasan  dalam
bangunan.  Dan  merespon  fungsi  bangunan  yang  bentuk ruangnya berbentuk grid.
4.3 Analisa Teknologi 4.3.1 Struktur
Tipe tanah tapak perancangan ini adalah tipe tanah putih campur pasir dengan  topografi  yang  relative  datar.  Agar  bangunan  dapat  berdiri  kokoh  di
tapak ini maka perlu analisa struktur. V   Sistem struktur suatu bangunan pada umumnya terdiri dari struktur
bawah lower structure dan struktur atas upper structure. a.
Lower Structure Lower  Structure  adalah  struktur  bawah  bangunan  atau  pondasi.
Karakter struktur tanah dan jenis tanah sangat menentukan jenis pondasi.. Ada beberapa  persyaratan pokok struktur, yaitu:
  Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak   Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya
daya  tahan  terhadap  gangguan  alam,  misalnya  gempa,  angin,  dan kebakaran.
  Kekuatan,  berhubungan  dengan  kesatuan  seluruh  struktur  yang menerima beban.
  Fungsional,  agar  sesuai  dengan  fungsinya  yang  didasarkan  atas tuntutan besaran ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan unit-unit
hunian, pola sirkulasi, system utilitas, dan lain-lain.   Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.
  Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi
arsitektur yang serasi dan logis.
b. Upper Structure
Suatu bangunan dapat berdiri dengan kokoh memerlukan beberapa struktur  di  atas  tanah  atau  yang  di  sebut  dengan  Upper  Structure.  Upper
Structure  atau  Struktur  atas  suatu  gedung  adalah  seluruh  bagian  struktur
Universitas Sumatera Utara
66
gedung yang berada di atas muka tanah SNI 2002. Struktur atas ini terdiri atas  kolom,  pelat,  balok,dinding  geser  dan  tangga,  yang  masing-masing
mempunyai peran yang sangat penting.  Material struktur
Penggunaan  bahan –  bahan  secara  tepat  dan  efisien
membutuhkan pengetahuan yang luas akan sifat – sifat mekanisnya.
Diantara  sifat –  sifat  ini  yang  paling  penting  adalah  kekuatan,
kekakuan  dan elastisitas. Secara umum  ada  4 bahan  struktur utama, yaitu : pasangan bata, kayu, baja, dan beton bertulang. Berikut ini akan
dijelaskan  kelebihan  dan  kekurangan  masing –  masing  material
struktur :   Bata
  Kelebihan : 1.  Memiliki kekuatan tekan yang cukup
2. Dapat digunakan pada bangunan dalam dan luar bangunan 3. Mudah didapat dan harganya relatif murah
  Kekurangan : 1.
Biasanya sangat rapuh atau getas, berat dan tidak punya daktilitas.
2. Kekuatan tarik dan geser relatif rendah
3. Ketika  momen  lentur  yang  besar  terjadi  akibat  tekanan
angin  pada  dinding  luar,  maka  tingkat  tegangan  lentur tarik  harus  dipertahankan  supaya  tetap  rendah  sehingga
dibutuhakan ketebalan dinding yang besar.   Kayu
  Kelebihan : 1.
Kemuluran terjadi sedikit pada suhu kamar 2.
Bisa  digunakan  dalam  bentuk  alamiahnya,  hanya perlu  diolah  menjadi  bentuk  yang  sesuai  untuk
penggunaan praktis
Universitas Sumatera Utara
67
  Kekurangan : 1.
Mudah  rusak  karena  pembusukan,  pengrusakan akibat jamur dan serangga
2. Mudah terbakar
3. Mengalami kembang susut akibat kelembaban relatif
lingkungan yang berubah terus – menerus sehingga
kadar  kelembaban  dan  ukuran  kayu  juga  berubah terus
– menerus 4.
Kekuatan kayu dipengaruhi oleh arah serat kayu dan arah beban yang bekerja. Kekuatan kayu dalam tarik
dan tekan relatif sama jika beban bekerja sejajar serat kayu,  tetapi  jika  beban  tegak  lurus  terhadap  serat
kayu, mengakibatkan kekuatannya kecil karena serat dengan mudah dapat dihancurkan
5. Tidak  cocok  untuk  struktur  dengan  bentang  yang
sangat panjang dan struktur yang sangat tinggi.   Baja
  Kelebihan : 1.
Mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang tinggi dan sangat kuat
2. Ulet, daktil dan elastik
3. Effisiensi struktur tinggi, yaitu perbandingan antara
kekuatan terhadap beratnya 4.
Memungkinkan  diperolehnya  hasil  struktur  yang ringan, ramping, rapi dan presisi yang tinggi
5. Cocok  untuk  struktur  dengan  bentang  yang  sangat
panjang dan struktur yang sangat tinggi 6.
Cocok untuk struktur yang bersifat statis tentu   Kekurangan :
1. Mahal
2. Perilaku yang buruk terhadap pembakaran
Universitas Sumatera Utara
68
3. Mudah  terkena  korosi  akibat  ketidak  stabilan
kimianya yang tinggi 4.
Bila  digunakan  untuk  kerangka  bangunan  yang sifatnya kaku atau frame, potongan
– potongan baja yang  terpisah  harus  disambung  secara  efektif  dan
tidak  mudah  untuk  mendapatkan  hasil  sambungan kaku yang benar
– benar bagus 5.
Sambungan  baut  kurang  efektif  untuk  penyebaran beban karena lubang baut mengurangi ukuran efektif
penampang elemenperlemahan dan mengakibatkan konsentrasi tegangan
6. Sambungan keling dapat rusak bila mengalami beban
diluar  kemampuan  ketahanannya,  baik  kerusakan dalam arah geser, dukung  tekan  maupun tarik
7. Sambungan las lebih rapi dan menyebarkan tegangan
lebih  efektif  tapi  berbahaya  jika  dikerjakan  secara tidak  sempurna.  Proses  pengelasan  menuntut
ketrampilan dan keahlian yang tinggi. Untuk alasan –  alasan  tersebut  pengelasan  di  tempat  bangunan
biasanya  dihindari  dan  dilakukan  di  pabrik  tapi konsekuensinya kebutuhan pengangkutan elemen ke
lokasi membatasi ukuran dan bentuk dari komponen itu sendiri.
  Beton   Kelebihan :
1. Murah
2. Kuat terhadap tekan
3. Tahan api
4. Mudah  dicetak  kedalam  variasi  bentuk  yang  luas
sesuai yang diinginkan
Universitas Sumatera Utara
69
5. Bahan  –  bahan  lain  dapat  ditambahkan  atau
digabungkan  kedalamnya  dengan  mudah  untuk menambahkan sifat yang dimilikinya
6. Proses  pencetakan  memberikan  sambungan  antar
elemen  yang  sangat  efektif  dan  menghasilkan struktur  yang  menerus  yang  bisa  menaikkan
effisiensi struktur 7.
Cocok  untuk  struktur  dengan  bentang  yang  sangat panjang dan sangat tinggi
  Kekurangan : 1.
Kekuatan dalam arah tarik dan geser relatif rendah 2.
Berat jenis tinggi   Struktur kolom dan balok
Pusat  perbelanjaan  memiliki  ruangan-ruangan  berbentuk grid. Struktur yang dipakai adalah struktur rigid frame. Sistem struktur
ini  terdiri  dari  kolom  dan  balok  yang  bekerja  saling  mengikat  satu dengan yang lainnya.
  Struktur kolom Kolom merupakan elemen tekan, karena disamping memikul
gaya  tekan  juga  memikul  momen  lentur  dalam  dua  arah  biaxial bending.  Dengan  adanya  gaya  tekan  ini  maka  timbul  fenomena
tekuk buckling yang harus ditinjau pada kolom, terutama terjadi pada kolom panjang. Apabila kolom tersebut telah menekuk maka
kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menerima beban  tambahan.  Sedikit  38  saja  penambahan  beban  akan  terjadi
keruntuhan. Dengan  demikian  kapasitas  memikul  beban  untuk  elemen
kolom ini adalah besar beban yang menyebabkan elemen tersebut mengalami tekuk awal. Elemen kolom menerima beban lentur dan
beban  aksial,  menurut  SKSNI  03-  1726-2002  pasal  3.2.2  untuk perencanaan kolom yang menerima beban lentur dan beban aksial
ditetapkan  koefisien  reduksi  bahan  0,8  sedangkan  pembagian
Universitas Sumatera Utara
70
tulangan pada kolom  berpenampang segi empat  dapat dilakukan dengan:
- Tulangan dipasang simetris pada dua sisi kolom two faces - Tulangan dipasang pada empat sisi kolom four faces
Pada  perencanaan  gedung  ini  dipakai  perencanaan  kolom dengan menggunakan tulangan pada empat sisi penampang kolom
four faces.   Struktur balok
Dalam  pradesain  tinggi  balok  menurut  RSNI  2002 merupakan  fungsi  dari  bentang  dan  mutu  baja  yang  digunakan.
Secara umum pradesain tinggi balok direncanakan L10 - L15, dan lebar balok diambil 12H - 23H dimana H adalah tinggi balok.
Pada perencanaan balok maka pelat dihitung sebagai beban dimana  pendistribusian  gayanya  menggunakan  metode  amplop.
Dalam metode amplop terdapat 2 macam bentuk yaitu pelat sebagai beban segi tiga dan pelat sebagai beban trapesium.
Perhitungan penulangan balok struktur beton menggunakan program  SAP  2000.  Prosedur  desain  elemen-elemen  balok  dari
struktur  dengan  SAP  2000  terdiri  tiga  tahap  sebagai  berikut:  • Desain  tulangan  pokok  untuk  menahan  momen  lentur  •  Desain
tulangan  geser  sen gkang  untuk  menahan  gaya  geser  •  Desain
tulangan untuk menahan torsi.   Analisa plat lantai
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin bertulangan dua atau satu arah saja tergantung sistem strukturnya.
Apabila  pada  struktur  pelat  perbandingan  bentang  panjang terhadap lebar kurang dari 2, maka akan mengalami lendutan pada
kedua arah sumbu. Beban pelat dipikul pada kedua arah oleh balok pendukung  sekeliling  panel  pelat,  dengan  demikian  pelat  akan
melentur  pada  kedua  arah.  Dengan  sendirinya  pula  penulangan untuk  pelat  tersebut  harus  menyesuaikan.  Apabila  panjang  pelat
sama  dengan  lebarnya,  perilaku  keempat  balok  keliling  dalam
Universitas Sumatera Utara
71
menopang  pelat  akan  sama.  Sedangkan  bila  panjang  tidak  sama dengan lebar, balok yang lebih panjang akan memikul beban lebih
besar dari balok yang pendek penulangan satu arah. 24 Dimensi bidang  pelat  dapat  dilihat  pada  gambar  dibawah  ini:  Gambar  2.2
Dimensi  bidang  pelat  Langkah  perencanaan  penulangan  pelat adalah  sebagai  berikut  ini:  1.  Menentukan  syarat-syarat  batas,
tumpuan  dan  panjang  bentang.  2.  Menentukan  tebal  pelat  lantai berdasarkan rumus SKSNI 03-xxxx-2002.
  Analisa tangga Struktur tangga digunakan untuk melayani aksebilitas antar
lantai pada gedung yang mempunyai tingkat lebih dari satu. Pada bangunan  berlantai  banyak  tangga  merupakan  komponen  yang
harus  ada  karena  selain  sebagai  akses  vertikal  juga  difungsikan untuk  tangga  darurat  jika  peralatan  transportasi  vertikal  lainnya
tidak berfungsi atau bila terjadi kebakaran.
Gambar 4.7 Sketsa tangga sumber : olahan sendiri,2016 Adapun
parameter yang
perlu diperhatikan
pada perencanaan struktur tangga adalah sebagai berikut:
- Tinggi antar lantai
- Tinggi Antrede
- Jumlah anak tangga
- Kemiringan tangga
- Tebal pelat beton
- Tinggi Optrede
- Lebar bordes
Universitas Sumatera Utara
72
- Lebar anak tangga
- Tebal selimut beton
- Tebal pelat tangga
Gambar 4.8 pendemensian tangga sumber : olahan sendiri,2016
Keterangan : -
o = langkah naik -
a = langkah datar Perhitungan  gaya-gaya  dalam  yang  terjadi  pada
struktur  tangga  dilakukan  dengan  menggunakan  program SAP  2000.  Untuk  perhitungan  penulangan  pelat  tangga
dapat  mengikuti  prosedur  yang  sama  dengan  penulangan pelat  lantai  setelah  didapat  gaya  -  gaya  dalam  yang  ada
dalam output SAP 2000.   Analisa lift
Lift  merupakan  alat  transportasi  manusia  dalam  gedung  dan satu  tingkat  ke  tingkat  lain.  Perencanaan  lift  disesuaikan  dengan
pemikiran jumlah lantai dan perkiraan jumlah pengguna lift. Dalam perencanaan  lift,  metode  perhitungan  yang  dilakukan  merupakan
analisis  terhadap  konstruksi  ruang  tempat  lift  dan  balok penggantung katrol lift. Ruang landasan diberi kelonggaran supaya
pada saat lift mencapai lantai paling bawah, lift tidak menumbuk dasar  landasan,  disamping  berfungsi  pula  menahan  lift  apabila
terjadi kecelakaan, misalnya tali putus.
Universitas Sumatera Utara
73
4.3.2 Analisa Utilitas
A. Pencahayaan
Pencahayaan  pada  bangunan  terbagi  dua  yaitu  pencahayaan  alami dan  buatan.  Pemakaian  pencahayaan  buatan  terlalu  banyak  dapat
menyumbang  pemanasan  global  sedangkan  pencahayaan  alami  tidak menyebabkan  kerugian.  Penerapan  pencahayaan  pada  pusat  perbelanjaan
ini  memakai  pencahayaan  alami  dan  buatan.  Dimana  pencahayaan  alami yaitu  memanfaatkan  cahaya  matahari,  sedangkan  pencahayaan  buatan
memanfaatkan listrik. B.
Pengkondisian udara Iklim  di  kawasan  perancangan  tergolong  panas  dengan  suhu  rata-
rata  32 C.  Suhu  normal  nyaman  manusia  adalah  22
C  sehingga  perlunya pendingin ruangan alami maupun buatan di dalam pusat perbelanjaan agar
pengunjung  nyaman.  Adapun  pendingin  ruangan  alami  yaitu  penanam pohon di  sekitar  site  dan memperbanyak  bukaan, untuk  pendingin  buatan
berupa AC. C.
Penyediaan dan Distribusi Listrik Di  dalam  pusat  perbelanjaan  ada  beberapa  ruangan  yang
membutuhkan listrik sehingga bangunan memerlukan pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan suatu ruangan itu. Untuk penyediaan listrik di pusat
perbelanjaan, listrik dialirkan dari PLN maupun genset. D.
Penyedian Air Bersih Pada  bangunan  pusat  perbelanjaan  ini  memiliki  fasilitas  service
berupa  toilet  dan  juga  memiliki  retail  maupun  restoran  yang  menjual  jasa berupa  makanan.  Sehingga  pusat  perbelanjaan  membutuhkan  pasokan  air
untuk memenuhi kebutuhan yang ada pada fasilitas itu. Penyedia air bersih bersumber dari PDAM ataupun sumur buatan.
E. Pembuangan Air Kotor
Pusat perbelanjaan ini memiliki fasilitas servis yang membutuhkan pembuangan limbah berat, sehingga perlunya pembuangan limbah ini berupa
septitank  untuk  pengumpulan  semua  limbah  sebelum  limbah  di  buang ketempat pembuangan limbah.
Universitas Sumatera Utara
74
F. Penangkal petir.
Pusat  perbelanjaan  ini  direncakan  memiliki  4  lantai,  ketinggian bangunan  memerlukan  kemanan  berupa  penangkal  petir.  Di  sekitar  site
bangunan  ini  nantinya  akan  menjadi  bangunan  paling  tinggi  di  banding dengan  bangunan  sekitarnya. Saat  petir  meyambar  bangunan yang  akan di
laluinya adalah bangunan yang paling dekat dengan jangkauannya dan dapat di  simpulkan  bangunan  ini  nantinya  bangunan  yang  paling  dekat  yang
dijangkau petir. G.
Pemadam Kebakaran Setiap bangunan wajib memiliki sistem kebakaran. Setiap ruangan
di  pusat  perbelanjaan  ini  memakai  system  pendeteksi  kebakaran  yang berbeda-beda karena setiap ruangan memiliki suhu panas yang berbeda.
H. System komunikasi
Komunikasi di dalam pusat perbelanjaan ini memili 2 komunikasi, yaitu  komunikasi  internal  dan  eksternal.  Komunikasi  internal  adalah
komunikasi  antar  ruangan  sedangkan  eskternal  komunikasi  adalag komunikasi pusat perbelanjaan dengan bangunan lainnya.
I. Audio dan komunikasi visual
Sebuah  pusat  perbelanjaan  selalu  memiliki  pusat  untuk menginformasikan  sebuah  informasi  kepada  pengunjung  sehingga  pusat
perbelanjaan  ini  di  lengkapi  dengan  audio  dan  komunikasi  untuk menginformasikan sesuatu hal penting.
J. Keamanan
Di pusat perbelanjaan sering terjadi kejahatan berupa pencurian dan hipnotis, untuk itu bangunan memerlukan sebuah teknologi untuk memantau
keamanan pengunjung.
4.3.3 Tata lingkungan
Penataan  Lingkungan,  juga  merupakan  hal  penting  dalam merancang  sebuah  bangunan.  Lingkungan  ataupun  ruang  luar  memiliki
fungsi sebagai ruang penerima dan kegiatan  komunal  Communal  space. Jenis Elemen yang digunakan pada   lansekap  ataupun  tata  lingkungan
pusat perbelanjaan mencakup :
Universitas Sumatera Utara
75
a. Soft Material Vegetasi
Penataan  vegetasi  berfokus  pada  Jenis  Vegetasi  sesuai  dengan kondisi tanah,   peranannya sebagai penyangga atau konservasi, dan fungsi
arsitekturnya  sebagai  pengarah,  pembatas  dan  penciptaan  ruang,  peneduh serta estetis.
b. Hard Material   Elemen Penerangan buatan Lampu taman, Lampu dalam bangunan,
dll   Pagar pembatas, dapat berupa Vegetasi, pagar besi.
  Sitting  group,  diletakan  sesuai  jarak  tempuh  pejalan  kaki,  yaitu
setiap 30 – 45m tanpa mengganggu pergerakan pejalan kaki
  Pot tanaman, perletakannya disesuaikan dengan posisi sitting group   Tempat Sampah, diletakkan di posisi mudah dijangkau dan terlihat
4.4 Analisa dan Penerapan Tema.
Penerapan  tema  tangible  metafora  pada  bangunan  mall  batang  kuis  ini menganalogikan sebuah bentuk terasering sawah. Dimana terasering sawah terbagi
menjadi  3  jenis  yaitu  teras  kredit,  teras  gulud,  teras  bangku.  Pemilihan  analogi bentuk  terasering  pada  bangunan  mall  karena  Batang  kuis  merupakan  kawasan
pertanian  di  daerah  deli  serdang  sehingga  bentuk  mall  mengikuti  karekteristik kontur dan guna lahan di kawasan perancangan. Bentuk terasering sawah di daerah
ini  adalah  jenis  terasering  kredit  di  mana  padi  ditanam  pada  tanah  yang  landai dengan kemiringan 3-10 ini di karenakan kontur kawasan yang relative datar .
Kontur tanah Padi
Gambar 4.9 teras kredit sumber : olahan sendiri,2016
Penerapan  arsitektur  metafora  pada  perancangan  bangunan  mall  yang menganalogikan  bentuk  terasering  sawah  gulud  dimana  sawah  di  tata  berbentuk
Universitas Sumatera Utara
76
tangga yang bertujuan agar lapisan tanah tidak hilang. Pemilihan terasering gulud agar kontur kawasan tidak monoton dan membentuk skyline yang bertangga-tangga
oleh bangunan. Teras gulud
Gambar 4.10 teras gulud sumber : olahan sendiri,2016
Bangunan  shoping  mall  memiliki  bentuk  teras  gulud  dimana  teras  yang diterapkan  pada  tiap  lantainya,  pada  tiap  lantainya  akan  memiliki  perbedaan
gubahan massa dimana tiap lantainya akan di mundurkan.
Push Lantai
Gambar 4.11 penerapan tema pada bangunan sumber : olahan sendiri,2016
4.5 Kesimpulan.