69
7 Masukkan adonan batako kedalam silinder setinggi 13 bagian cetakan,
kemudian dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai benar-benar padat dengan alat pemadat.
8 Masukkan kembali adonan sebanyak 13 bagian lagi sehingga menjadi
23 bagian, kemudian padatkan kembali dengan cara ditumbuk dengan alat pemadat sampai benar-benar padat.
9 Masukkan kembali adonan batako kedalam cetakan hingga penuh,
kemudian dipadatkan lagi. 10
Biarkan adonan di dalam cetakan selama ± 48 jam, sampai adonan mulai mengeras.
11 Lepas cetakan dengan hati-hati dan letakan adonan batako ditempat yang
teduh, tidak terkena cahaya matahari langsung dan terlindung dari hujan.
1.10 Perawatan Benda Uji
1.10.1 Benda Uji Batako
Perawatan batako dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a.
Hindarkan batako dari sinar matahari langsung dan air hujan agar pengikatan adonan sesuai yang diharapkan.
b. Perawatan batako selama 28 hari yaitu dengan menyiram dengan air setiap
pagi dan sore hari.
70
1.10.2 Benda Uji Silinder
Perawatan silinder dilakukan dengan langkah-langkah berikut: c.
Hindarkan silinder dari sinar matahari langsung dan air hujan agar pengikatan adonan sesuai yang diharapkan.
d. Perawatan batako selama 28 hari yaitu dengan menyiram dengan air setiap
pagi dan sore hari.
1.11 Pengujian Benda Uji
1.11.1 Pengujian Visual
a. Peralatan yang diperlukan pada pemeriksaan tampak luar:
Penggaris siku dipergunakan untuk memeriksa kesikuan pada tiap-tiap sudut dan kedataran permukaan bidang dari batako pejal. Selebihnya pemeriksaan
tampak luar dilakukan dengan menggunakan alat indra, seperti pemeriksaan pada ketajaman dan kekuatan rusuk-rusuk batako tidak mudah dihancurkan dengan
kekuatan jari-jari tangan. b.
Peralatan yang diperlukan pada pemeriksaan ukuran: Kaliper atau mistar sorong, dipergunakan untuk mengukur dimensi batako.
Kaliper yang dipergunakan sampai dengan ketelitian 0,01 mm. c.
Prosedur Pengujian: Setelah masa perawatan selama 28 hari, batako yang diuji harus dalam
keadaan kering. Tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1
Bersihkan permukaan benda uji batako dari berbagai kotoran yang menempel. 2
Ukur panjang, lebar dan tebal benda uji.
71
3 Pengamatan permukaan benda uji meliputi: keadaan permukaan, kerapatan
dan keadaan sudut-sudutnya.
Bagan pengujian visual sebagai berikut :
Gambar 3.9 Bagan Alir Pengujian Visual
1.11.2 Pengujian Berat Isi
a. Peralatan yang diperlukan pada pengujian berat isi:
1 Timbangan dipergunakan untuk menimbang batako dan silinder dalam
keadaan jenuh air dan kering oven. Timbangan yang dipergunakan dengan kapasitas 60 kg dengan ketelitian 0,1 gr.
2 Oven dipergunakan untuk mengeringkan batako dan silinder akan
kandungan air setelah direndam. Oven yang dipergunakan dilengkapi pengatur suhu, dengan suhu antara 105
o
C sampai dengan 110
o
C.
Mulai Bersihkan batako dari semua kotoran
Ukuran panjang, lebar dan tebal batako Amati permukaan dan keadaan batako
Selesai
72
b. Prosedur Pengujian:
Batako dan silinder yang akan diuji absorbsinya harus dalam keadaan kering. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian ini
adalah: 1
Batako dan silinder dibersihkan dari bahan-bahan lain yang menempel. 2
Masukan batako dan silinder ke dalam oven selama 24 jamsehari sampai didapat keadaan kering sampel.
3 Timbang batako dan silinder, sehingga didapati berat sampel dalam
keadaan kering. Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan, berat isi sampel dapat dihitung dengan rumus 2.2.
Bagan pengujian berat isi sebagai berikut:
Gambar 3.10 Bagan Alir Pengujian Berat Isi
Selesai Masukan batako dan silinder kedalam oven selama 24
jam
Bersihkan batako dan silinderdari semua kotoran
Keluarkan batako dan silinder dari oven Timbang batako dan silinder sehingga didapat berat kering
Mulai
73
1.11.3 Pengujian Absorbsi
b. Peralatan yang diperlukan pada pengujian penyerapan air:
3 Wadah berisi air untuk merendam benda uji hingga batako jenuh air.
4 Kain lap dipergunakan untuk menyeka permukaan batako dan silinder
dari kelebihan air setelah di rendam. 5
Timbangan dipergunakan untuk menimbang batako dan silinder dalam keadaan jenuh air dan kering oven. Timbangan yang dipergunakan
dengan kapasitas 60 kg dengan ketelitian 0,1 gr. 6
Oven dipergunakan untuk mengeringkan batako dan silinder akan kandungan air setelah direndam. Oven yang dipergunakan dilengkapi
pengatur suhu, dengan suhu antara 105
o
C sampai dengan 110
o
C.
c. Prosedur Pengujian:
Batako dan silinder yang akan diuji absorbsinya harus dalam keadaan kering. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian ini
adalah: 4
Batako dan silinder dibersihkan dari bahan-bahan lain yang menempel. 5
Batako dan silinder dimasukan kedalam kolam perendaman selama 24 jamsehari.
6 Keluarkan batako dan silinder dari kolam perendaman dan lap sisa air
yang terdapat pada permukaan sampel. 7
Timbang batako dan silinder untuk mendapatkan berat sampel dalam keadaan jenuh air.
74
8 Masukan batako dan silinder ke dalam oven selama 24 jamsehari sampai
didapat keadaan kering sampel. 9
Timbang batako dan silinder, sehingga didapati berat sampel dalam keadaan kering. Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan,
penyerapan air dapat dihitung dengan persamaan rumus 2.3.
Bagan pengujian absorbsi sebagai berikut:
Gambar 3.11 Bagan Alir Pengujian Absorbsi
Selesai Masukan batako dan silinder kedalam oven selama 24
jam
Bersihkan batako dan silinderdari semua kotoran
Keluarkan batako dan silinder dari oven Timbang batako dan silinder sehingga didapat berat kering
Rendam batako dan silinder selama 24 jamsehari
Timbang batako dan silinder sehingga didapati berat
jenuh
Keluarkan batako dan silinder kemudian keringkan permukaan Mulai
75
1.11.4 Pengujian Kuat Tekan Sampel
a. Peralatan yang diperlukan pada pengujian kuat tekan:
1 Kain lap dipergunakan untuk menyeka permukaan batako dan silind dari
kelebihan air setelah penyiraman. 2
Timbangan dipergunakan untuk menimbang batako dan silinder dalam keadaan jenuh air dan kering oven. Timbangan yang dipergunakan
dengan kapasitas 60 kg dengan ketelitian 0,1 gr. 3
Mistar sorong dipergunakan untuk mengukur luas bidang tekan. Mistar sorong dipergunakan sampai dengan ketelitian 0,01 mm.
4 Alat uji yang digunakan adalah mesin uji kuat tekan beton compression
machine.
b. Prosedur Pengujian:
1 Batako dan silinder dilap dari sisa air penyiraman dan kemudian di jemur
selama ± 24 jam. 2
Timbang berat batako dan silinder lalu letakkan pada compressor machine sedemikian sehingga berada tepat ditengah-tengah alat penekannya.
3 Secara perlahan-perlahan beban tekan diberikan pada benda uji dengan
cara mengoperasikan mesin sampai benda uji runtuh. 4
Pada saat jarum penunjuk skala tidak naik lagi atau bertambah, maka cata skala yang ditunjuk oleh jarum tersebut yang merupakan beban maksimum
yang dapat dipikul benda uji tersebut. 5
Percobaan diulang untuk setiap benda uji. 6
Hitung kuat tekan batako dengan persamaan rumus 2.4.
76
Bagan pengujian kuat tekan sebagai berikut:
Gambar 3.12 Bagan Alir Pengujian Kuat Tekan Sampel
Selesai
Hidupkan alat tekan beton Letakan benda uji pada alat tekan
Tarik tuas alat tekan
Lihat jarum pada alat ukur Catat hasil pengamatan pada alat ukur
Hitung kuat tekan batako dan silinder
Mulai
77
1.11.5 Pengujian Kuat Tekan Dinding Batako
a. Peralatan yang diperlukan pada pengujian kuat tekan:
1 Kain lap dipergunakan untuk menyeka permukaan batako dari kelebihan
air setelah penyiraman. 2
Mistar sorong dipergunakan untuk mengukur luas bidang tekan. Mistar sorong dipergunakan sampai dengan ketelitian 0,01 mm.
3 Gergaji digunakan untuk memotong batako
4 Pelat besi tebal 6mm sebagai penerus beban kedinding batako agar beban
merata. 5
Alat uji tekan dinding yang digunakan adalah jack hydraulic.
b. Prosedur Pengujian:
1 Benda uji dilap dari sisa air penyiraman dan kemudian di jemur selama ±
24 jam. 2
Potong benda uji batako yang memerlukan potongan agar dapat membentuk susunan dinding berukuran 1 x 1 meter
3 Susun batako menjadi dinding ukuran 1 x 1 meter dengan menggunakan
pasangan spesi 1 semen : 3 pasir 4
Pasang pelat besi diatas dinding secara mendatar 5
Secara perlahan letakkan alat tekan jack hydraulic diats dinding batako yang telah diletakkan pelat besi tersebut pada posisi pertengahan dinding.
6 Letakkan dial pembaca pada dinding batako, atur dial pembaca.
78
7 Secara perlahan-perlahan beban tekan diberikan pada dinding batako
dengan cara memompa jack hydraulic agar tekanan meningkat, beban diberikan sampai benda uji runtuh.
8 Pada saat jarum penunjuk skala tidak naik lagi atau bertambah, maka
catat skala beban yang ditunjuk oleh dial pembaca tersebut yang merupakan beban maksimum yang dapat dipikul benda uji tersebut.
9 Catat hasil pembacaan dial dari pembebanan dinding tersebut.
10 Percobaan diulang untuk setiap benda uji.
Gambar 3.13 Gambar pengujian kuat tekan dinding
F F
79
Bagan pengujian kuat tekan sebagai berikut
Gambar 3.14 Bagan Alir Pengujian Kuat Tekan Dinding Batako
Selesai
Letakkan alat jack hydraulic diatas dinding Pasang dinding
Pompa alat jack hydraulic untuk memberi beban, lakukan sampai terjadi keruntuhan
Lihat jarum pada dial pembaca beban Catat hasil pengamatan pada alat ukur
Hitung kuat tekan
Mulai
80
Adapun tahapan keseluruhan penelitian ini dirangkum sebagai berikut:
Studi literatur pengumpulan
data Identifikasi masalah
Persiapan bahan
Pembuatan Benda Uji
Masa Pemeliharaan Selama 28 Hari
Semen Serbuk
Kaca Pasir
Mulai
Batako Pengujian Bahan
Siliinder
Pengujian ukuran dan tampak luar Pengujian absorbsi
Pengujian kuat tekan sampel silinder dan batako Pembuatan Dinding Batako
Pengujian Tekan Dinding Batako Data
Analisa data dan Pembahasan
Memenuhi standar SNI
Kesimpulan dan Saran
Ya Tidak
Selesai
Gambar 3.15 Bagan Alir Tahapan Penelitian
81
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Pengujian Visual