1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batako merupakan bahan konstruksi yang terbuat dari campuran antara semen, pasir dan air yang kemudian dimasukkan ke dalam cetakan sesuai standart
dan di press. Batako digunakan sebagai alternatif pengganti batu bata untuk membuat dinding. Pada saat ini pembangunan di Indonesia sangat pesat
berkembang, oleh karena itu kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat. Masyarakat di Indonesia pada umumnya menggunakan bata merah sebagai bahan
pembuat dinding. Akibat dari terus meningkatnya pembangunan yang terjadi maka kebutuhan bahan bangunan seperti bata merah menjadi meningkat, oleh
karena itu dibutuhkan bahan alternatif pembuatan dinding untuk pengganti bata merah, bahan alternatif tersebut diantaranya adalah batako. Batako saat ini sudah
banyak digunakan oleh masyarakat karena bahan pembuatannya mudah didapat, pembuatannya yang mudah karena tidak perlu proses pembakaran seperti bata
merah. Batako memiliki ukuran yang lebih besar dari bata merah sehingga pembuatan dinding dengan bahan batako menjadi lebih cepat. Proses pembuatan
dinding yang cepat dengan bahan batako, mengakibatkan banyak masyarakat yang berpindah dari bahan bata merah sebagai bahan pembuatan dinding ke bahan
batako, sehingga permintaan kebutuhan batako semakin meningkat dipasaran. Batako merupakan bahan penyusun dinding yang bersifat non-struktural,
tetapi batako juga memiliki standar kekuatan yang dapat dipenuhi, serta memiliki batas toleransi, karena dalam mutu tertentu batako juga berperan memikul beban
2
dalam sebuah bangunan konstruksi. Batako memiliki standar yang telah diatur untuk penggunaan dan pembuatan batako, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tertuang dalam Standar Nasional Indonesia SNI 03-0349-1989. Bahan baku utama pembuatan batako adala semen, akibat permintaan pasar
yang semakin tinggi akan batako maka harga bahan baku semen juga menjadi semakin tinggi. Tingginya harga semen di pasaran merupakan suatu masalah,
terutama untuk di daerah-daerah yang tidak terdapat sumber bahan baku semen. Sehingga hal ini membuat harga semen di daerah tersebut sangat mahal. Oleh
karena itu dilakukan suatu inovasi untuk mengurangi penggunaan semen pada pembuatn batako, sehingga dapat menekan harga penjualan tetapi tidak
mengurangi kualitas dari batako tersebut. Salah satu alternatif bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti semen adalah serbuk kaca sebagai bahan tambah
batako. Serbuk kaca kaca dipilih karena unsur yang terkandung didalam kaca
tersebut mirip dengan unsur yang terkandung dalam kandungan semen yaitu mengandung silika SiO2, Na2O, dan CaO sebesar lebih dari 60. Seperti
terdapat dalam Tabel Unsur Semen Portland Mulyono, 2005 dan Tabel Unsur Serbuk Kaca Nursyamsi, 2015.
3
Tabel 1.1 Unsur Semen Portland Tabel 1.2 Unsur Serbuk Kaca
Unsur Semen Portland
Unsur Serbuk Kaca
SiO2 20-25
SiO2 97,0080
Al2O3 7-12
Al2O3 0,1273
Fe2O3 7-12
Fe2O3 0,0026
CaO 60-65
CaO 0,1084
Kaca merupakan bahan yang sangat sulit terurai, penguraian kaca membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Pemanfaatan penggunaan serbuk kaca
sebagai bahan tambah batako bertujuan selain untuk pengurangan bahan baku semen pada pembuatan batako juga bertujuan untuk mengurangi dampak
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah kaca. Pemanfaatan kembali limbah kaca adalah salah satu cara pengurangan limbah kaca yang terdapat pada
lingkungan. Limbah kaca didaur ulang kembali menjadi serbuk kaca kemudian digunakan sebagai bahan tambah pada pembuatan batako.
Dengan menggunakan kaca yang didaur ulang kembali dan dijadikan serbuk kaca sebagai bahan tambah batako diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah
kaca yang ada pada lingkungan. Melihat banyaknya limbah kaca yang terdapat pada kota besar berdasarkan data Statistik Persampahan Indonesia tahun 2008
jumlah limbah kaca sebanyak 0,7 ton pertahun dan angka tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Batako yang diberikan bahan tambah kaca diharapkan dapat
meningkatkan kekuatan pada batako tersebut atau setidaknya menyamai dengan kekuatan pada batako tanpa bahan tambah serbuk kaca.
4
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang mencari persentase komposisi bahan tambah serbuk kaca pada pembuatan
batako yang optimal, dan didapat persentase penambahan serbuk kaca sebesar 20 dari berat semen Nursyamsi, 2015.
1.2 Perumusan Masalah