92
1.4 Pengujian Kuat Tekan Dinding
Benda uji yang digunakan adalah dinding batako yang berukuran 1 x 1 meter. Bahan penyusun dinding yang terbuat dari batako telah berumur 28 hari
perawatan dengan ukuran batako penyusu 40 x 20 x 10 cm dengan dua variasi campuran yaitu, sampel menggunakan foaming agent dan sampel menggunakan
serbuk kaca lolos ayakan
No.
200 sebanyak 20 dari berat semen serta foaming agent. Benda uji diberikan tekanan sampai diperoleh beban maksimum yang dapat
ditahan oleh batako dan silinder. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.11 Perbandingan Kuat Tekan Dinding Batako
No. Bahan
Tambah Pembacaan
Dial PSi Kuat Tekan
Kgcm
2
Benda Uji
SNI 03- 0349-
1989
1 Foaming
Agent 360
25.2 25
2 SK 20 +
Foaming agent 650
45.5 40
Berdasarkan dari tabel 4.11 untuk nilai kuat tekan pada dinding batako terdapat perbedaan nilai kuat tekan. Nilai kuat tekan dinding terkecil terdapat pada
sampel dinding batako dengan foaming agent sebesar 25.2 kgcm
2
sedangkan nilai kuat tekan dinding batako terbesar terdapat pada dinding batako dengan
menggunakan bahan campuran substitusi semen yaitu serbuk kaca 20 dan foaming agent serbesar 45.5 kgcm
2
.
93
1.5 Perhitungan faktor ekonomi
Nilai ekonomi suatu produk barang dapat diukur berdasarkan parameter- paremeter berikut:
a. Tingkat Keuntungan BC rasio
b. Nilai Tambah
c. Harga Pokok
d. Titik Impas BEP
Perhitungan faktor ekonomi dari produk batako dengan bahan substitusi serbuk kaca 20 dari berat semen dan foaming agent dilakukan agar dapat
mengetahui perbandingan harga hasil produk akhir dari batako tersebut dan jika dibandingkan dengan harga batako lokal yang diproduksi dengan ukuran yang
sama. Harga batako lokal yang berukuran sama yang berada dikota medan berdasarkan survey didapatkan harga bervariasi untuk batako berlubang dijual
dengan harga Rp. 3200,- dan batako pejal tanpa lubang Rp. 3500,-. Adapun daftar harga bahan yang digunakan dalam perhitungan ini diambil
dari hasil survey harga daftar bahan bangunan di Kota Medan pada bulan agustus tahun 2016, data-data yang akan diolah dan dinilai secara ekonomi adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.12 Daftar Harga Bahan Bangunan Penyusun Batako
NAMA BARANG HARGA
SATUAN HARGA
SATUAN SATUAN
Semen Padang PC Rp 75000
ZAK 50KG Rp 1500
Kg PASIR
Rp 100000 M32650Kg
Rp 37,74 Kg
Foam Rp 175000
5 Liter Rp 35000
Liter Cetakan
Rp 400000 Unit
Rp 400000 Unit
Solar Rp 5150
Liter Rp 5150
Liter
94
Harga harga upah tukang yang dpergunakan perhari, untuk satu hari kerja adalah Rp. 100.000,- orang. Dalam satu hari kerja dipergunakan 2 orang tukang
untuk mengerjakan keseluruhan kegiatan pengecoran sampel. Produksi batako sampai kering dan dapat dibuka dari cetakan membutuhkan
waktu 2 hari. Jadi dalam waktu 1 bulan hitungan 30 hari dapat dilakukan pencetakan batako sebanyak 15 kali. Diperkirakan dalam satu hari kerja dapat
melakukan pencetakan batako sebanyak 600 sampel batako. Adapun biaya dalam pencetakan batako dalam waktu satu hari sebanyak 600 sampel adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.13 Komposisi Pengecoran Batako Menggunakan Serbuk Kaca 20 Lolos
Ayakan No. 200 dan Foaming Agent
KETERANGAN SEMEN
0.8 PASIR
7 AIR
0.22 SERBUK KACA
20 0.2
FOAMING AGENT
1 Air : 20 Foam
PERBUAH KG 1.187
10.389 0.327
0.297 0.016
FS 5 KG 1.247
10.909 0.343
0.312 0.017
600 BUAH KG 748.029
6545.255 205.078
187.007 10.285
Biaya pembuatan serbuk kaca:
Berdasarkan pada saat penelitian dilakukan, seorang tukang dapat menghasilkan sebanyak 5 kg serbuk kaca dengan pengerjaan secara manual
perhari. Upah tukang
= Rp. 100000 hari Biaya pencarian botol kaca
= Rp. 100 buah Sebuah botol kaca dapat menghasilkan sebanyak 90 gram serbuk kaca
lolos ayakan No. 200. adapun biaya pembuatan serbuk kaca 10 kg perhari adalah sebagai berikut:
95
Upah tukang = 2 x Rp. 100000 hari
= Rp. 200000 Biaya pencarian botol kaca
= 112 x Rp. 100 = Rp. 11200
Total Biaya Pembuatan Serbuk Kaca 10 Kg = Rp. 211200 Serbuk Kaca = Rp. 2 1120 Kg
Biaya pengecoran untuk 600 sampel: Biaya tetap total BTpt :
Semen = 748.029 Kg x Rp. 1500
= Rp. 1122043,796 Pasir
= 6545.255 Kg x Rp. 37.74 = Rp. 247017,942 Serbuk Kaca
= 187.007 Kg x Rp. 21120 = Rp. 3949587.84
Foaming Agent = 10.285 Liter x Rp. 35000 = Rp. 359989,051
Total BTpt = Rp. 5678638,629
Biaya variable total BVT: Upah pekerja
= 2 orang x Rp. 100000 = Rp. 200000
Solar = 2 Liter x Rp. 5150
= Rp. 10300 Total BVT = Rp. 210300
Total biaya produksi: Total BTpt + Total BVT
= Rp. 5678638,629 + Rp. 210300 = Rp. 5888938,629 600 sampel
Harga produksi persampel = Rp. 5888938,629 600
= Rp. 9814,89 batako Harga Jual batako:
Harga jual batako = Rp. 10500 x 600 buah
= Rp. 6300000
96
a. Tingkat Keuntungan BC Rasio
� � =
�
1.1 Perhitungan Pendapatan menurut Husin dan Lifianthi 1995 adalah:
Pd = PNT
– BT 1.2
PNT = y . Hy 1.3
BT = BTpt + BVT
1.4 Dimana :
Pd = Pendapatan atau keuntungan Rpbln
y = Jumlah produk yang dihasilkan buah
Hy = Harga produk Rpbh
BT = Biaya total untuk sejumlah produk yang dihasilkan Rp
BtpT = Biaya tetap total untuk sejumlah sampel produksi Rp BVT = Biaya variable total untuk sejumlah sampel produksiRp
Perhitungan pendapatan atau keuntungan Benefit : Pd
= PNT – BT
Pd = y x Hy
– BTpt + BVT = 600 x Rp. 10500 - Rp. 5678638,629 + Rp. 210300
= Rp. 6300000 – Rp. 5888938,629
= Rp. 411061,371 produksi
Keuntungan perbulan Benefit = Rp. 411061,371 x 15 = Rp. 6165920,565 bln Biaya produksi perbulan cost = Rp. 5888938,629 x 15 = Rp. 88334079,44 bln
97
BC rasio =
Benefit Cost
= Rp. 6165920,565
Rp. 88334079,44 x 100 = 6,98 bln
b. Nilai Tambah
Nilai tambah dihitung dengan cara : NT
= NO – NI
1.5 NO
= y x Hy JBB 1.6
NI = B lain JBB
1.7 B lain = BTpt + BVT
1.8 Dimana :
NT = Nilai tambah produk Rpbh
NO = Nilai output produk Rpbh
NI = Nilai input produk Rpbh
Y = Jumlah output produk bh
Hy = Harga produk Rpbh
JBB = Jumlah Produk yang dihasilkan dari bahan baku yang ada bh BTpt = Biaya tetap total untuk sejumlah sampel produksi Rp
BVT = Biaya variable total untuk sejumlah sampel produksi Rp
Perhitungan nilai tambah produk perbuah: NT
= y x Hy JBB - BB + B lain JBB = 600 x 10500 600
– Rp. 5678638,629 + Rp. 210300 600 = Rp. 105000 - Rp. 9814,89
= Rp. 685,11 buah
98
c. Harga Pokok
Harga Pokok dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : HP
= BT Y 1.9
Dimana : HP
= Harga pokok produk Rpbh BT
= Biaya total produksi produk Rpbh Y
= Jumlah produk bh
Harga pokok produk adalah harga produksi produk perbuah yang dihasilkan, harga pokok produk dapat dihitung sebagai berikut:
HP = BT Y
= Rp. 5678638,629 + Rp. 210300 600 buah = Rp. 9814,89 buah
a. Titik Impas BEP
Nilai Titik Impas atatu Break Event Point BEP dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
HPP x YP x T = HJP x JD 1.10
Dimana : HPP
= Harga pokok produksi Rpbh YP
= Jumlah produksi bh TP
= Jumlah produksi dalam waktu tertentu bln HJP
= Harga jual produk Rpbh TD
= Jumlah penjualan yang harus tercapai dalam waktu tertentu bln
99
Nilai titik impas adalah nilai keseimbangan antara nilai produksi dan nilai jual, dimana artinya belum ada keuntungan atau kerugian dari produksi suatu
produk, perhitungan nilai titik impas untuk jumlah produksi 15 kali dalam waktu 1 bulan dapat dihtiung sebagai berikut:
HPP x YP x TP = HJ x JPD
Rp. 9814,89 x 600 x 15 = Rp 10500 x JPD
Rp. 9814,89 x 600 x 15 = Rp 10500 x JPD
Rp. 88334010 = Rp 10500 x JPD
JPD = Rp. 88334010 Rp 10500
JPD = 8412,76 buah bulan
≈ 8413 buah bulan Jadi untuk mendapatkan nilai titik impas kesetimbangan antara produksi dan
penjualan, maka produk yang harus dijual berjumlah 8413 buah per bulan.
100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan