42
1.4.4 Serbuk Kaca
Penelitian ini menggunakan serbuk kaca yang dicampur pada batako, serbuk kaca diperoleh dari limbah botol kaca minuman bekas yang dibuat
menjadi serbuk kaca lolos ayakan No. 200. 1.4.5
Foaming Agent
Penelitian ini menggunakan foaming agent dengan merek dagang MEYCOFIX SLF 20 yang diproduksi oleh PT. BASF The Chemical
Company, yang bergerak dibidang chemical.
1.5 Pemeriksaan Bahan Penyusun Batako
1.5.1 Analisa Ayak Agregat Halus SNI 03-1968-1990
a. Tujuan Percobaan
1 Menentukan gradasidistribusi butiran pasir
2 Mengetahui modulus kehalusan fineness modulus pasir
b. Peralatan
1 Timbangan
2 Sieve shaker machine
3 1 set ayakan
4 Oven
5 Sample splitter
c. Bahan
Pasir kering oven sebanyak 1000 gram.
43
d. Prosedur Percobaan
1 Ambil pasir yang telah kering oven 110±5ºC;
2 Sediakan pasir sebanyak 2 sampel masing-masing seberat 1000 gr
dengan menggunakan sampel splitter; 3
Susun ayakan berturut-turut dari atas ke bawah: 9,52 mm; 4,76 mm; 2,38 mm; 1,19 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm dan pan;
4 Tempatkan susunan ayakan tersebut diatas sieve shaker machine;
5 Masukkan sampel 1 pada ayakan yang paling atas lalu ditutup rapat;
6 Mesin dihidupkan selama 5 lima menit;
7 Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan;
8 Lakukan percobaan diatas untuk sampel 2.
e. Rumus
FM =
Ʃ � � � � � ℎ� ��� �
100
3.1 Dimana:
FM = Fineness Modulus Derajat kehalusan kekasaran suatu agregat ditentukan oleh modulus
kehalusan fineness dengan batasan-batasan sebagai berikut: -
Pasir halus : 2,20 FM 2,60 -
Pasir sedang : 2,60 FM 2,90 -
Pasir kasar : 2,90 FM 3,20
44
f. Hasil Percobaan
Modulus kehalusan pasir FM = 2,10 Pasir dapat dikategorikan sebagai pasir halus. 2,20 FM 2,60
Gambar 3.1 Bagan Alir Pengujian Analisa Ayak Agregat Halus
Alat: 1.
Timbangan 0,01 gr 2.
Cawan keramik atau tempayan baja
3. Saringan agregat
halus 1 set Bahan:
1. Agregat halus
Timbang agregat halus 1000 gram Persiapan
Oven agregat halus sampai berat tetap
Ayak agregat halus Timbang agregat halus yang tertahan disetiap
saringan
Selesai Hitung
modulus kehalusan
agregat halus Mulai
45
1.5.2 Berat Isi Agregat Halus ASTM C-29
a. Tujuan Percobaan
1 Menentukan berat isi agregat halus pasir
b. Peralatan
1 Timbangan dengan tingkat kepekaan 0,1 dari berat sampel
2 Batang perojok
3 Bejana besi
4 Termometer
5 Sekop Kecil
c. Bahan
1 Pasir ≤ Saringan Ø 4,75 mm kering oven suhu 110±5 ºC
2 Air
d. Prosedur Percobaan
1 Dengan cara merojok:
a Bejana besi ditimbang dan kemudian diisi dengan pasir sampai
bagian tinggi bejana tersebut lalu rojok sebanyak 25 kali secara merata pada permukaannya;
b Pasir ditambah lagi hingga mencapai ⅔ tinggi bejana dan dirojok 25
kali secara merata pada permukaannya, kemudian bejana diisi pasir sampai penuh dan dirojok 25 kali secara merata lalu permukaannya
diratakan. Dalam perojokan untuk setiap lapis tidak boleh menembus lapisan dibawahnya;
46
c Timbang bejana + pasir;
d Pasir dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi oleh air hingga
penuh, timbang berat bejana + air dan diukur suhu air didalam bejana;
2 Cara menyiram:
a Bejana besi ditimbang kemudian diisi pasir dengan cara menyiram
dengan sekop setinggi ± 5 cm dari bagian atas bejana sampai bejana tersebut penuh, lalu ratakan permukaannya.
b Timbang bejana + pasir.
c Pasir dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi air hingga penuh,
timbang berat bejana + air dan diukur suhu air didalam bejana. Percobaan dilakukan untuk 2 sampel.
e. Rumus
ρ = 3.2
Dimana: ρ = Berat isi pasir grcm
3
m = Berat pasir gr v = volume bejana cm
3
f. Hasil Percobaan
Berat isi dengan cara merojok: 1,373 grcm
3
Berat isi dengan cara menyiram: 1,275 grcm
3
47
Gambar 3.2 Bagan Alir Pengujian Berat Isi Agregat Halus
Bahan: 1.
Agregat halus 2.
Air Alat:
1. Timbangan
2. Batang perojok
3. Bejana besi
4. Termoometer 5. Sekop kecil
Selesai Pasir ditambah lagi hingga mencapai ⅔ tinggi bejana
Persiapan
Timbang bejana dan isi pasir lalu dirojok 25 kali atau disiram.
Bejana diisi pasir sampai penuh
Timbang bejana + pasir
Pasir dikeluarkan lalu diisi oleh air hingga penuh
Percobaan dilakukan untuk 2 sampel Timbang berat bejana + air
Mulai
48
1.5.3 Pengujian Kadar Organik PasirColorimetric Test SNI 03-2816-1992
a. Tujuan Percobaan
Mengetahui tingkat kandungan bahan organik dalam agregat halus.
b. Peralatan
1 Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet kapasitas 350 ml
2 Gelas ukur kapasitas 1000 ml
3 Timbangan
4 Mistar
5 Standar warna Gardner
6 Sendok pengaduk
7 Sampel splitter
c. Bahan
1 Pasir kering oven lolos ayakan Ø 4,75 mm
2 NaOH padat
3 Air
d. Prosedur percobaan
1 Sediakan pasir secukupnya dengan menggunakan sampel splitter sehingga
terbagi seperempat bagian; 2
Sampel dimasukkan ke dalam botol gelas setinggi ± 3 cm dari dasar botol;
49
3 Sediakan larutan NaOH 3 dengan cara mencampur 12 gram kristal
NaOH kedalam 388 ml air menggunakan gelas ukur. Aduk hingga kristal NaOH larut;
4 Masukkan larutan tersebut sampai tinggi larutan ± 2 cm dari permukaan
pasir tinggi pasir + larutan = 5 cm; 5
Larutan diaduk menggunakan sendok pengaduk selama 7 menit; 6
Botol gelas ditutup rapat menggunakan penutup karet dan diguncang- guncang pada arah mendatar selama 8 menit;
7 Campuran didiamkan selama 24 jam;
8 Bandingkan perubahan warna yang terjadi setelah 24 jam dengan standar
warna Gardner.
e. Rumusstandar
Pengelompokkan standar warna Gardner adalah sebagai berikut: 1
Standar warna no. 1 : berwarna beningjernih 2
Standar warna no. 2 : berwarna kuning muda 3
Standar warna no. 3 : berwarna kuning tua 4
Standar warna no. 4 : berwarna kuning kecoklatan 5
Standar warna no. 5 : berwarna coklat Perubahan warna yang diperbolehkan menurut standar warna Gardner
adalah standar warna no. 3. Jika perubahan warna yang terjadi melebihi standar warna no. 3 maka, pasir tersebut mengandung bahan organik yang
banyak dan harus dicuci dengan larutan NaOH 3 kemudian bersihkan dengan air.
50
f. Hasil Percobaan
Warna kuning terang standar warna no. 3, memenuhi persyaratan.
Gambar 3.3 Bagan Alir Pengujian Colorimetric Test
Mulai
Persiapan Alat:
1. Timbangan
2. Botol tembus pandang
3. Gelas ukur
4. Mistar
5. Standar warna Gardner
6. Sendok pengaduk
7. Sampel splitter
Bahan: 1.
Agregat halus 2.
NaOH 3 3.
Air Isikan agregat ke dalam botol
Tambahkan NaOH 3 dan tutup rapat
Kocok botol selama 8 menit
Diamkan selama 24 jam
Amati warna cairannya
Selesai
51
1.5.4 Pengujian Berat Jenis Semen SNI 15-2531-1991
a. Tujuan Percobaan:
Menentukan berat jenis semen.
b. Peralatan:
1 Timbangan dengan ketelitian 0.001 gr
2 Botol Le Chatelir
3 Cawan Porselin
4 Gelas Ukur
5 Corong Kaca
c. Bahan
1 Semen Portland
2 Minyak Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API
American Petroleoum Institute
d. Prosedur Percobaan:
1 Isi botol Le Chatelir dengan kerosin atau naphta sampai antara skala 0
dan 1, bagian dalam piknometer diatas permukaan cairan. 2
Masukkan botol Le Chatelir ke dalam bak air dengan suhu ditetapkan pada botol Le Chatelir
20
o
C untuk mengunakan suhu cairan dalam piknometer l dengan suhu yang ditetapkan dalam botol Le Chatelir.
3 Setelah suhu dalam botol Le Chatelir sama dengan suhu yang ditetapkan
pada botol Le Chatelir, baca skala pada botol Le Chatelir V
1
.
52
4 Masukkan semen portland sebanyak 64 gr, sedikit demi sedikit ke dalam
botol Le Chatelir, hindarkan penempelan semen pada dinding dalam botol Le Chatelir diatas cairan.
5 Setelah benda uji dimasukkan, putar botol Le Chatelir dengan posisi
miring secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
6 Ulangi pekerjaan no. 2 setelah suhu dalam botol Le Chatelir sama
dengan suhu yang ditetapkan pada botol Le Chatelir, baca skala pada botol Le Chatelir V
2
.
e. Rumus:
Berat Jenis =
� �� � V
− V
3.3 Dimana:
V
1
= Pembacaan pertama pada skala botol Le Chatelir V
2
= Pembacaan kedua pada skala botol Le Chatelir V
2
- V
1
= Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat tertentu Catatan:
- Berat jenis semen portland antara 3 - 3.2
- Suhu ruangan yang diperbolehkan 20
o
C - 24
o
C.
f. Hasil Percobaan:
Berat jenis semen: 3,03 grml Prosedur pengujian berat jenis serbuk kaca sama dengan prosedur pengujian
berat jenis semen. Berat jenis sebuk kaca: 2,51 grml
53
Gambar 3.4 Bagan Alir Pengujian Berat Jenis Semen
Mulai
Persiapan Alat:
1. Timbangan dengan
ketelitian 0.001 gr 2.
Botol Le Chatelir 3.
Cawan Porselin 4.
Gelas Ukur 5.
Corong Kaca
Bahan:
1. Semen Portland
2. Minyak Kerosin
bebas air atau naptha
Isi botol Le Chatelir dengan kerosin atau naphta
Masukkan botol Le Chatelir ke dalam bak air
Baca skala pada botol Le Chatelir V
1
.
Masukkan semen portland sebanyak 64 gr ke dalam botol Le Chatelir
Putar botol Le Chatelir dengan posisi miring sampai gelembung udara tidak timbul lagi
Selesai
Ulangi pekerjaan no. 2, baca skala pada botol Le Chatelir V
2
.
54
1.5.5 Pemeriksaan Kadar Lumpur Pencucian Pasir Lewat Ayakan No.200
a. Tujuan Percobaan
Menentukan persentase kadar lumpur pada pasir dan kerikil.
b. Peralatan
1 Ayakan no. 200
2 Oven
3 Timbangan
4 Pan
c. Bahan
1 Pasir kering oven
2 Kerikil kering oven
3 Air
d. Prosedur Percobaan
1 Sediakan 2 dua sampel pasir sebanyak masing-masing 500 gram dan 2
dua sampel kerikil sebanyak masing-masing 1000 gram dalam keadaan kering oven;
2 Tuang pasir kedalam ayakan no. 200 dan disiram dengan air melalui
kran; 3
Pada saat pencucian, pasir harus diremas-remas hingga air keluar melalui ayakan terlihat jernih dan bersih;
4 Letakkan sampel kedalam pan dan keringkan dalam oven selama 24 jam;
55
5 Setelah 24 jam, sampel yang ada didalam pan ditimbang dan hasilnya
dicatat; 6
Lakukan percobaan untuk sampel kedua dan sampel kerikil.
e. Rumus
KL=
A-B A
×100 3.4
Dimana: KL = Kadar lumpur agregat
A = Berat sampel mula-mula B = Berat sampel setelah dikeringkan selama 24 jam
Pasir yang memenuhi persyaratan dan layak untuk digunakan, bila kadar lumpur pasir 5.
f. Hasil Penelitian
Kadar lumpur pasir rata-rata = 1,9 pasir memenuhi persyaratan dan layak untuk digunakan.
56
Gambar 3.5 Bagan Alir Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
Mulai Alat:
1. Timbangan 0,01 gr
2. Oven
3. Cawan keramik
4. Ayakan no. 200
Bahan: 1.
Agregat 2.
Air Persiapan
Oven agregat sampai berat tetap
Timbang agregat A
Cuci agregat sampai bersih
Oven agregat setelah dicuci sampai berat tetap
Timbang agregat B
Hitung kadar lumpur agregat
Selesai
57
1.5.6 Pemeriksaan Kadar Liat Clay Lump
a. Tujuan Percobaan
Menentukan persentase kadar liat dalam pasir.
b. Peralatan
1 Ayakan no. 200
2 Oven
3 Timbangan
4 Pan
c. Bahan
1 Pasir sisa pengujian kadar lumpur
2 Aquades
3 Air
d. Prosedur Percobaan
1 Pasir hasil percobaan kadar lumpur sebanyak 2 dua sampel dengan
berat kering setelah pencucian lumpur sebagai berat awal direndam dalam aquades selama 24 jam;
2 Setelah direndam ± 24 jam aquades dibuang dengan hati-hati agar jangan
ada pasir yang ikut terbuang; 3
Tuangkan pasir dalam ayakan no. 200 dan dicuci dibawah kran sambil diremas-remas selama ± 5 menit;
58
4 Pasir hasil pencucian dituang ke dalam pan dikeringkan dalam oven
bersuhu 110 ± 5 ºCselama 24 jam; 5
Pasir kering hasil pengovenan kemudian ditimbang beratnya dan dicatat.
e. Rumus
Kadar Liat=
A - B A
×100 3.5
Dimana: A = Berat pasir mula-mula sisa pencucian kadar lumpur
B = Berat pasir setelah di oven Pasir yang memenuhi persyaratan dan layak untuk digunakan, bila
kadar liat pasir 1.
f. Hasil Percobaan
Kadar liat rata-rata = 0,71 pasir memenuhi syarat untuk dipakai dalam campuran batako.
59
Gambar 3.6 Bagan Alir Pengujian Kadar Liat Agregat Halus
Persiapan Alat:
1. Timbangan 0,01 gr
2. Oven
3. Cawan keramik
4. Ayakan no. 200
Bahan: 1.
Agregat 2.
Air Pasir hasil percobaan kadar lumpur direndam 24 jam
Air perendaman dibuang
Cuci agregat sampai bersih
Oven agregat setelah dicuci sampai berat tetap
Timbang agregat B
Selesai Hitung kadar lumpur agregat
Mulai
60
1.6 Pembuatan Serbuk Kaca