Latar Belakang Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014
Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktifitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan sesorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan masyarakatnya Depkes, 2008.
SD Bersih Sehat adalah Sekolah Dasar yang warganya secara terus-menerus membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, dan memiliki lingkungan sekolah
yang bersih, indah, sejuk, segar, rapi, tertib, dan aman. SD Bersih Sehat mengutamakan pentingnya pembangunan kesehatan melalui kegiatan yang bersifat
promotif dan preventif, sehingga dapat mendorong kemandirian semua warga sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk berperilaku hidup sehat, memelihara
kesehatannya, dan meningkatkan kesehatan di lingkunganya Arif, 2013. Salah satu dari empat kunci kegiatan PHBS untuk meningkatkan pencapaian
derajat kesehatan adalah meningkatkan perilaku cuci tangan yang benar cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun setelah buang air besar, dan sebelum makan
Yusup, 2009. Warga sekolah meliputi setiap individu yang berperan di dalam proses belajar-
mengajar di sekolah, antara lain, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan yang melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pembelajar. Masyarakat lingkungan
sekolah meliputi semua masyarakat yang berada di lingkungan sekolah selain warga sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat warga sekolah dilaksanakan atas dasar
keinginan dan kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga warga sekolah mampu
melakukan kegiatan sendiri di bidang kesehatan serta dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat Arif, 2013.
Sekolah merupakan institusi formal dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang sehat secara fisik, mental, sosial, dan produktif. Salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah adalah status kesehatan dan kondisi lingkungan sekolah Arif, 2013.
Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi
bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung menggunakan permukaan-
permukaan lain seperti handuk, gelas. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain seperti ingus dan
makananminuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa
dirinya sedang ditulari. WHO telah mencanangkan setiap tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang diikuti oleh 20 negara di dunia,
salah satu diantaranya adalah Indonesia WHO, 2009. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia meninggal sebelum
mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan
sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung Nicholas, 2011. Sebuah penelitian menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun secara
teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung, lebih efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS. Penelitian ini menyatakan
bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang sederhana dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari hingga virus pandemik
yang mematikan Isaa, 2007. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah usia
6-10 di atas, ternyata umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Oleh karena itu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah merupakan kebutuhan
mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan itu sendiri. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan
siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat Proverawati, 2012. Pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dikelompokkan
menjadi 5 tatanan yaitu PHBS di Sekolah, PHBS di Rumah Tangga, PHBS di Institusi Kesehatan, PHBS di Tempat-tempat umum dan PHBS di Tempat Kerja
Notoatmodjo, 2010. Dari ke lima program PHBS tersebut, PHBS di sekolah merupakan tatanan awal untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan
berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara. Tatanan sekolah merupakan salah satu ruang lingkup promosi kesehatan. Promosi kesehatan di lingkungan sekolah
sangat efektif karena anak sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau sebab
terorganisasi dengan baik serta merupakan kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga berada dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik Lucie, 2007.
Salah satu upaya pemberian pendidikan kesehatan di sekolah adalah melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran. Cara efektif dalam pendekatan kelompok adalah dengan metode penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun
CTPS. Pada metode ini dapat terjadi proses perubahan perilaku ke arah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama sasaran
Notoatmodjo, 2010. Kualitas sumber daya manusia yang mampu berdaya saing akan tercipta jika
pengawasan kesehatan dimulai dari anak usia sekolah. Anak belajar dan diajar oleh lingkungan mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku yang baik dan tidak baik,
lingkungan dapat berarti orang tua, guru dan teman-temannya Gunarsa, 2008. Pada usia Sekolah Dasar SD anak perlu mendapat pengawasan kesehatan,
karena pada tahap ini merupakan proses tumbuh kembang yang teratur. Anak pada usia ini 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah dengan melewati
berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan tertular berbagai penyakit
Zaviera, 2008. Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain
berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga
merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh anak-anak, khususnya usia Sekolah Dasar adalah penyakit infeksi
kecacingan, yaitu sekitar 40-60 . Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization
WHO setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, sementara data Departemen Kesehatan menunjukkan di antara 1000 penduduk terdapat 300 orang
yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Beberapa jurnal di dunia melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan cuci tangan pakai sabun. Jurnal dari Annals of Internal Medicine pada tahun 2009 dengan
judul artikel The Effects of Hand Washing and Facemasks on Prevention of Influenza Infection, penelitian ini melibatkan 259 orang yang tinggal di Hongkong, bahwa
dengan mencuci tangan dan menggunakan masker membantu mencegah penyebaran cirus influenza kira-kira 36 jam dihitung sejak gejala influenza ditemukan. Dan
diikutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Park dan kawan-kawan dalam jurnal BMC Infectious Diseases artikel Perceptions And Behaviors Related To Hand
Hygiene For The Prevention Of H1N1 Influenza Transmission Among Korean University Students During The Peak Pandemic Period menyebutkan cuci tangan
dengan sabun merupakan cara yang efektif untuk mencegah penyakit H1N1 dan Influenza.
Berdasarkan observasi awal peneliti di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani di Medan Mabar, didapatkan 5 orang anak memiliki kebiasaan main
dengan tanah dan benda-benda kotor lainnya sewaktu istirahat yang setelah bermain tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum masuk kelas. Efek dari tidak
mecuci tangan pakai sabun sebelum masuk kelas menyebabkan patogen kuman akan berpindah dari satu orang ke orang lain sehingga dapat menyebabkan penyakit
diare, dan penyakit lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang anak juga menyebutkan masih jarang guru memberikan pengarahan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, juga tidak pernah dilakukan pendidikan kesehatan dari dinas terkait di sekolah ini. Para siswa di sekolah tersebut belum menyadari betul guna PHBS bagi
kesehatan dirinya Data Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani, 2014 Tut wuri handayani adalah “Di Depan, Seorang Pendidik harus memberi
Teladan atau Contoh Tindakan Yang Baik, Di tengah atau di antara Murid, Guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan
dorongan dan Arahan.”Ki hajar Dewantara Yang menjadi masalah di Yayasan ini adalah tidak pernah dilakukan
penyuluhan CTPS di sekolah. Di Yayasan Perguruan Tut Wuri tidak berjalan program UKS. Di Yayasan ini disediakan air tetapi tersedia air yang kotor karena
jarang dibersihkan, dan tidak ada disediakan sabun.
Gambar 1.1 Kondisi Kamar Mandi Sekolah SD Tut Wuri Handayani
Menyadari akan pentingnya peranan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan penyuluhan Cuci Tangan Pakai
Sabun terutama pada kelompok usia Sekolah Dasar, maka hal ini membuat peneliti ter
tarik mengambil judul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa, Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga Sekolah di Sekolah Dasar tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani di Medan Mabar
tahun 2014”.