Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Kepala Sekolah, Guru, dan Penjaga Sekolah
Pendidikan Responden Frekuensi
Keterangan
SMA 1
Penjaga sekolah D3 PGSD
1 Guru
S1 1
Kepala sekolah Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan SMA yaitu
penjaga sekolah, responden yang berpendidikan D3 PGSD yaitu guru, responden yang berpendidikan S1 yaitu kepala sekolah.
4.2.4. Pengetahuan Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang CTPS
Pengetahuan Responden Frekuensi
Presentase
Baik 20
55,6 Cukup
16 44,4
Kurang -
-
Total 36
100,0
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan mayoritas responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 orang 55,6. Sedangkan
responden yang memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 16 orang 44,4.
4.2.5. Sikap Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sikap tentang CTPS
Sikap Responden Frekuensi
Presentase
Sangat setuju 20
55,6 Setuju
16 44,4
Total 36
100,0
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sikap sangat setuju responden sebelum diberikan penyuluhan sebanyak 20 orang 55,6. Sedangkan responden yang
menunjukkan sikap setuju sebanyak 16 orang 44,4.
4.2.6. Tindakan Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tindakan tentang CTPS
Tindakan Responden Frekuensi
Presentase
Tidak pernah 3
8,3 Kadang-kadang
22 61,1
Selalu 11
30,6
Total 36
100,0
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan tindakan kadang-kadang sebanyak 22 orang 61,1. Sedangkan responden yang
menunjukkan tindakan tidak pernah sebanyak 3 orang 8,3.
42
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Pendidikan merupakan salah satu usaha pengorganisasian masyarakat untuk meningkatkan kesehatan karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku
sehat keluarga dengan tingkat pendidikan yang kurang mendukung akan menyebabkan rendahnya kesadaran lingkungan, semakin baik tingkat pendidikan
formal sehingga akan mematangkan pemahaman tentang pengetahuan kesehatan lingkungan dan kesadaran menjaga kesehatan lingkungan termasuk penerapan
prinsip-prinsip PHBS. Menurut Mubarak 2007, juga menjelaskan bahwa pendidikan sebagai suatu
proses dalam rangkaian mempengaruhi dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi kesehatan. Sebaliknya jika seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi kesehatan dan nilai nilai baru yang diperkenalkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Kusumawati 2008,
menjelaskan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Zaahara dalam Kusumawat
2008, yang juga mengemukakan bahwa status sosial ekonomi yang didalamnya termasuk pendidikan mempunyai hubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.