56
yang ku ambil aja la. Biar gak didengarnya kali kata- kata orang lain”.
Orang tua pada dasarnya ingin melihat anak-anaknya sukses di dalam pendidikannya. Minimal pendidikan anak lebih tinggi dari pada pendidikan orang
tuanya. Dengan permintaan atau keinginan orang tua tersebut, anak lebih memilih untuk mengesampingkan pilihan yang sesuai dengan keinginan hatinya dan
mengikuti pilihan otang tuanya.
4.1.2. Kuliah hanya karena gengsi
Kalah dalam persaingan SPMBUM PTNPTS yang memiliki jurusan- jurusan favorit, menyebabkan banyak mahasiswa memilih jurusan lain yang tidak
diminati sebagai pelarian ketika tidak diterima. Tujuannya adalah agar mereka tetap bisa kuliah meski jurusan itu bukan yang diminati.
Gengsi di sini lebih diartikan kepada perasaan tidak mau kalah dibandingkan teman atau sesama. Sehingga untuk menjaga gengsi tersebut,
pilihan yang diambil bukan lagi berdasarkan pilihan dari hati sendiri melainkan berdasarkan nafsu karena takut malu sama teman yang lulus. Seperti yang
dikatakan oleh Amri 25 tahun : “..niat awalnya aku sama kawanku dulu mau sama sama
ngambil ke Jawa, tapi dia lulus sedangkan aku lulusnya cuma di USU. Yaudah la dari pada aku nganggur, ku
ambil aja di USU ini”. Rahmad 24 tahun, salah satu informan mengatakan :
“gada gunanya juga nyesal kalo udah kayak gini, udah di ujung tanduk. Kalo bisa ku putar ulang waktu ini, gak
masuk FISIP aku ini bro”.
Universitas Sumatera Utara
57
Dari pernyataan informan di atas, dapat diambil gambaran bahwa mahasiswa yang dulunya memilih jurusan hanya berdasarkan gengsi atau nafsu
memiliki rasa pesimistis terhadap jurusannya tersebut. Rasa pesimistis ini, berdasarkan ketidakyakinan mahasiswa akan jurusan yang diambilnya tidak
terlalu bisa diharapkan di dalam menentukan masa depannya.
4.1.3. Terlalu menikmati kebebasan
Istilah kebebasan manusia menggambarkan seseorang tidak mendapat paksaan, tuntutan, ataupun kewajiban dan tanggung jawab, akan tetapi dengan
adanya kebebasaan seseorang dapat merasakan makna keberadaannya selaku sebagai manusia. Kebebasan manusia akan berhadapan pada suatu batas. Hal ini
yang kemudian mengharuskan seseorang untuk memutuskan sebuah pilihan. Mahasiswa yang dianggap sudah dewasa secara usia, seharusnya lebih
tepat di dalam pengambilan pilihan terutama pilihan yang menyangkut dengan perkuliahannya. Pengawasan dari keluarga bisa saja meminimalisir kesalahan
pilihan yang diambil oleh mahasiswa. Seperti yang dikatakan Toni 24 tahun : “...taunya bosku, aku di Medan ini kuliah. Pokoknya yang
baek-baek la. Dan aku pun yang baek-baek aja la yang ku sampekan ke kampung sana”.
Senada dengan pernyataan di atas, Willy 24 tahun menambahkan : “pokoknya yang ku kasih tau ama bosku,yang baek-baek
aja la. Sempat tau orang itu, aku jarang masuk kuliah lalap maen ke warnet ini,apa gak direpetin aku”.
Dengan alasan karena jauh dari orang tua, terkadang juga menjadi faktor
kuliah lama. Rendahnya pengawasan dari orang tua terkadang kebebasan itu
Universitas Sumatera Utara
58
dimanfaatkan secara berlebihan. Mahasiswa memiliki kecenderungan mengisi waktu dengan bermain, pacaran, nongkrong dan lain sebagainya.
4.1 .4. Sibuk mengikuti organisasi kemahasiswaan ataupun organisasi