Pembiasan pada Prisma Pembiasan Cahaya

42 Gambar 2.16 Pembiasan pada Kaca Plan Paralel Keterangan : i 1 : sudut datang 1, sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal 1. i 2 : sudut datang 2, sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal 2. r 1 : sudut bias 1, sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal 1. r 2 : sudut bias 2, sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal 2.

2. Pembiasan pada Prisma

Prisma adalah suatu benda tembus cahaya bening terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang datar yang membentuk sudut tertentu satu sama lain. Berkas cahaya yang masuk pada salah satu sisi prisma akan keluar dari sisi yang lain dan mengalami penyimpangan. Penyimpangan ini disebut deviasi dan digambarkan pada gambar 2.17. Sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang dan sinar bias disebut sudut deviasi. β N  N i 1   r 2 n 1 n 2 Gambar 2.17. Pembiasan pada Prisma i i i r 1 commit to users 43 Besarnya sudut deviasi pada pembiasan prisma adalah:          2 2 1 1 i i i i                    2 1 2 1 2 1 mana di i i i i i i      2 1 r i 11 dengan i 1 = sudut datang 1 r 2 = sudut bias 2 β = sudut pembias prisma δ = sudut deviasi Bila berkas sinar datang simetri terhadap sinar bias atau sudut datang i 1 sama dengan sudut bias r 2 , maka deviasi tersebut minimum dirumuskan sebagai berikut : 12 Keterangan : δ m = Deviasi minimum 3. Pembiasan pada Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bola. Lensa cembung adalah lensa yang memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat mengumpul konvergen, sehingga lensa cembung disebut lensa konvergen. δ m = 2i 1 - β commit to users 44 Gambar 2.18 Lensa Cembung Bersifat Mengumpulkan Cahaya a. Jenis-jenis lensa cembung b. Tiga sinar istimewa pada lensa cembung 1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F 2. Sinar datang melalui titik fokus pasif F ’ dibiaskan sejajar sumbu utama 1. Cembung rangkap Bikonveks 2. Cembung datar Plan konveks 3. Cembung cekung Konkaf-konveks commit to users 45 3. Sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa pembiasan Dari sinar-sinar istimewa tersebut dapat dilukiskan pembentukan bayangan pada lensa cembung yaitu sebagai berikut. + B C h α β h 1 f s -f s s Gambar 2.19 Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung Lensa tipis adalah lensa yang tebalnya diabaikan terhadap diameter lengkung lensa. Oleh karena itu lensa tipis cukup dilukis dengan garis. Sinar paraksial adalah sinar-sinar yang datang dekat sumbu utama kan membentuk sudut kecil terhadap sumbu utama. Jika benda AB diletakkan di depan lensa positif pada jarak lebih dari 2f, maka lensa akan membentuk bayangan A 1 B 1 di belakang lensa. Selanjutnya akan menentukan hubungan antara jarak benda s dan jarak bayangan s . Perhatikan ΔOAB siku-siku, AO AB   tan ………………… Perhatikan ΔOA 1 B 1 siku-siku O A B A 1 1 1 tan   ………………. Samakan ruas kanan dan . F 1 A 1 2F 1 O F 2 A 2F 2 B 1 commit to users 46 f s s 1 1 1    O A AO B A AB O A B A AO AB 1 1 1 1 1 1    Perhatikan gambar 2.19, AO = s dan A 1 O = s sehingga s s B A AB    1 1 13 Perhatikan ΔF 1 OC siku-siku, 1 tan OF OC   ……………..… Perhatikan ΔF 1 A 1 B 1 siku-siku, 1 1 1 1 tan F A B A   ……………... Samakan ruas kanan dan 1 1 1 1 1 F A B A OF OC  atau 1 1 1 1 1 B A F A OC OF  Perhatikan gambar 2.19, OF 1 = f, OC = AB, dan A 1 F 1 = s -f, sehingga 1 1 B A f s AB f    f s f B A AB     1 1 14 Ruas kiri persamaan 13 sama dengan ruas kiri persamaan 14 sehingga s s f s f     sf s s f s     s s sf f s         f s s x 1 15 dengan s = jarak benda s = jarak bayangan f = jarak fokus Selanjutnya rumus-rumus lensa hanya berlaku untuk sinar paraksial commit to users 47 Pembentukan bayangan pada lensa cembung + + + Gambar 2.20 Lukisan Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung c. Perbesaran linear Perbesaran linier sebuah lensa didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda, dapat dirumuskan sebagai berikut : h h M   atau s s h h M      16 F 1 F 2 2F 2 F 1 F 2 2F 2 F 1 F 2 2F 2 2F 1 2 F 1 2F 1 commit to users 48 dengan h = tinggi bayangan h = tinggi benda Arti tanda h , yaitu : h positif + menyatakan tinggi bayangan adalah tegak dan maya h negatif - menyatakan tinggi bayangan adalah terbalik dan nyata Arti dari tanda dan besarnya perbesaran M pada lensa, yaitu : Nilai M Sifat Bayangan M 1 positif 0 M 1 positif Maya, tegak, diperbesar Maya, tegak, diperkecil M -1 negatif M = -1 negatif -1 M 0 negatif Nyata, terbalik, diperbesar Nyata, terbalik, sama besar Nyata, terbalik, diperkecil d. Kekuatan lensa Kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya yang datang pada lensa. Kekuatan lensa di udara dapat dirumuskan sebagai berikut. 17 Keterangan: P : kekuatan lensa dioptri f : jarak fokus lensa m Jarak fokus lensa cembung bernilai + sehingga kuat lensa cembung bernilai +. 4. Pembiasan Lensa Cekung Lensa cekung adalah lensa yang memiliki bagian tengah lebih tipis daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat memencar divergen. Oleh karena itu lensa cekung juga disebut lensa divergen. P = f 1 commit to users 49 Sumbu Utama F 1 O F 2 f Gambar 2.21 Lensa Cekung Bersifat Memancarkan Cahaya a. Jenis-jenis lensa cekung 1. Cekung rangkap Bikonkaf 2. Cekung datar Plan konkaf 3. Cekung cembung Konveks konkaf b. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung 1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan berasal dari seakan-akan titik fokus aktif F 1. commit to users 50 Sinar datang Sumbu utama F 1 O F 2 2. Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F 2 dibiaskan sejajar sumbu utama. Sinar datang Sumbu utama F 1 O F 2 3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias. Sinar datang Sumbu utama F 1 O F 2 Analisis yang digunakan pada lensa cembung dapat diterapkan pada lensa cekung. Bahkan persamaan-persamaan yang berlaku pada lensa cembung berlaku juga untuk lensa cekung, hanya saja jarak fokus pada lensa cekung bernilai negatif atau f 0. Itulah sebabnya, lensa cekung juga sering disebut lensa negatif atau lensa divergen menyebarkan sinar. c. Pembentukan bayangan pada lensa cekung F 2 F 1 2 F 1 2 F 2 - A’ A commit to users 51 Gambar 2.22 Lukisan Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung

B. Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa baik faktor intern maupun ekstern. Faktor ekstern menjadi faktor bahan pembahasan yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat dan efektif agar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Setiap model dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, pemilihan model dan metode dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan bahan dan tujuan yang akan dicapai dan mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah . Pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen diberikan kepada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran berbasis masalah melalui metode demonstrasi. Alasan mengapa metode ini bisa diterapkan dalam pembelajaran berbasis masalah karena dari kedua metode pembelajaran ini sama-sama menekankan peran aktif dari siswa untuk memecahkan masalah melalui percobaan, sehingga siswa akan F 2 F 1 2 F 1 F 2 F 1 2 F 1 2 F 2 2 F 2 - A A’ - commit to users

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

Pembelajaran fisika dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjaudari kreativitas siswa di sma kelas xi semester 2 tahun ajaran 2008 2009

3 7 93

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA DI SMA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

0 4 96

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR.

0 2 10

PENGGUNAAN MODEL REACT MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DITINJAU DARI KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMAN 2 SUKOHARJO - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SSCS MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR - UNS Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh Pembelajaran Discovery Terbimbing Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa - UNS Institutional Repository

0 0 17