Pengujian Hipotesis 1. HASIL PENELITIAN

86 b. Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji L obs = 0,0531 dan harga kritik L 0.05; 40 = 0,1401. Karena L obs L tabel , maka dapat dikatakan bahwa sampel kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal. Lampiran 28

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan adalah dengan menggunakan Uji Bartlett. Dari hasil perhitungan diperoleh 18 , 1 2  hitung  . Apabila dikonsultasikan dengan 2 tabel  dengan taraf signifikansi 5 diperoleh 2 1 ; 05 .  = 3,841. Karena 2 1 ; 05 . 2    hitung atau 1,18 3,841 maka dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Lampiran 29

D. Pengujian Hipotesis 1.

Uji Hipotesis dengan Anava Dua Jalan Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa nilai kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Cahaya dianalisis dengan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tidak sama, dilanjutkan dengan uji pasca anava yaitu menggunakan uji Scheffe untuk H yang ditolak. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat rangkuman analisis variansinya pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9. Rangkuman Analisis Variansi Anava Dua Jalan sel tak sama. Sumber JK dk RK F hit F tab Kep. Uji Efek Utama A baris B kolom AB interaksi Galat 433,8703 4191,0564 43,0050 7445,3500 1 1 1 76 433,8703 4191,0564 43,0050 97,9638 4,43 42,78 0,44 - 3,98 3,98 3,98 - H 0A Ditolak H 0B Ditolak H 0AB Diterima - Total 12113,1809 79 - - - - Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 commit to users 87 Berdasarkan tabel 4.11. analisis variansi dua jalan didapatkan hasil-hasil sebagai berikut : a. Hipotesis 1 Pada lampiran , F A = 4,43 F 0.05; 1,76 = 3,98, maka H 0A ditolak b. Hipotesis 2 Pada lampiran , F B = 42,78 F 0,05;1,76 = 3,98, maka H 0B ditolak c. Hipotesis 3 Pada lampiran , F AB = 0,44 F 0.05; 1,76 = 3,98, maka H 0AB diterima Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan yang terdiri dari dua efek utama dan interaksi dapat disimpulkan bahwa a. Efek Utama 1. Efek utama yang berupa baris model pembelajaran dengan metode mengajar, dalam perhitungan dengan harga statistik uji F A = 4,43 lebih besar dari harga F 0,05; 1,76 = 3,98 pada taraf signifikansi  = 0,05. Yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. 2. Efek utama yang berupa kolom tingkat keaktifan siswa, dalam perhitungan dengan harga statistik uji F B = 42,78 lebih besar dari harga F 0,05; 1,76 = 3,98 pada taraf signifikansi  = 0,05. Yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara tingkat keaktifan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. b. Interaksi Berdasarkan perhitungan yang ditunjukkan pada lampiran 28, diperoleh harga statistik uji F AB = 0,44 lebih kecil dari harga tabel F 0,05; 1,76 = 3,98 pada taraf signifikansi  = 0,05. Yang berarti bahwa tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan tingkat keaktifan siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa commit to users 88 Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikemukakan bahwa: a. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dan model pembelajaran berbasis masalah melalui metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa. b. Ada perbedaan pengaruh antara tingkat keaktifan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa c. Tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan tingkat keaktifan siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa

2. Uji Lanjut Anava

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antar rerata pada Anava, maka dilakukan uji komparasi ganda antar kolom dan antar baris dengan metode scheffe, dengan rangkuman komparasi ganda sebagai berikut: Tabel 4.10. Rangkuman Komparasi Ganda Rerata Statistik Uji Harga Kritik Komparasi Ganda 1 2 F 0,05 P kesimpulan A 1 vs A 2 69,90 64,98 11,2804 3,98 0,05 A 1 A 2 B 1 vs B 2 74,21 59,57 99,1393 3,98 0,05 B 1 B 2 Perhitungan uji uji komparasi ganda selengkapnya terdapat pada lampiran 32 Berdasarkan tabel 4.12 dapat disimpulkan hasil uji coba beda rerata yaitu: a. F A12 = 11,2804 F 0.05; 1.76 = 3,98 maka Ho ditolak. Dalam hal ini berarti ada perbedaan rerata yang signifikan antara baris A 1 dengan baris A 2 . b. F B12 = 99,1393 F 0.05; 1.76 = 3,98 maka Ho ditolak. Dalam hal ini berarti ada perbedaan rerata yang signifikan antara kolom B 1 dengan kolom B 2 . Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa : a. Komparasi rerata antar baris Dari hasil uji lanjut F A12 = 11,2804 F 0.05; 1.76 = 3,98, berarti terdapat beda rerata hasil belajar yang signifikan antara baris A 1 pembelajaran berbasis commit to users 89 masalah melalui metode eksperimen dengan baris A 2 pembelajaran berbasis masalah melalui metode demonstrasi. Rerata kemampuan kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen 1 A X = 69,90. Sedangkan rerata kemampuan kognitif yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah melalui metode demonstrasi 2 A X = 64,98. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Cahaya di SMP. b. Komparasi rerata antar kolom Dari hasil uji lanjut F B12 = 99,1393 F 0.05; 1.76 = 3,98, berarti terdapat beda rerata hasil belajar yang signifikan antara kolom B 1 tingkat keaktifan tinggi dengan kolom B 2 tingkat keaktifan rendah. Rerata kemampuan kognitif siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi 1 B X = 74,21 dan rerata kemampuan kognitif siswa yang mempunyai tingkat keaktifan rendah 2 B X = 59,57. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tingkat keaktifan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Cahaya di SMP.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

Pembelajaran fisika dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjaudari kreativitas siswa di sma kelas xi semester 2 tahun ajaran 2008 2009

3 7 93

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA DI SMA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

0 4 96

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR.

0 2 10

PENGGUNAAN MODEL REACT MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DITINJAU DARI KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMAN 2 SUKOHARJO - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SSCS MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR - UNS Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh Pembelajaran Discovery Terbimbing Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa - UNS Institutional Repository

0 0 17