9 3 Teori Belajar Bruner
Menurut Bruner dalam buku Ratna Wilis Dahar 1989: 97,”Inti dari belajar yang terpenting adalah cara-cara bagaimana orang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif”. Sehingga, Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan
manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diskrit itu untuk mencapai pemahaman
yang memberikan kemampuan padanya. Sedangkan menurut Nail Ozek Selahattin Gonen 2005: 21 menyatakan “The participants were asked
using J. Bruner’s induction open-ended experiment method to gain scientific and mental skills”.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pandangan Bruner tentang belajar adalah cara belajar dengan menemukan sendiri
sesuai dengan hakikat manusia sebagai seorang yang mencari-cari secara aktif dan menghasilkan pengetahuan dan pemahaman yang bermakna. Cara
belajar ini menimbulkan keingintahuan siswa, meningkatkan kemampuan bernalar siswa serta dapat mengajarkan ketrampilan untuk memecahkan
masalah secara mandiri kepada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan teori Bruner akan membantu siswa meningkatkan kemampuan ilmiah dan
kemampuan berfikir, sehingga sesuai dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen dengan pendekatan pembelajaran
berbasis masalah. Dengan kedua metode tersebut melalui pembelajaran berbasis masalah akan mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman
dalam memperoleh konsep-konsep yang dipelajari.
c. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman,AM 2001:26-28, ”Tujuan belajar itu dibagi menjadi tiga jenis yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap”. Belajar untuk mendapatkan pengetahuan ditandai dengan kemampuan berfikir. Belajar menanamkan
konsep memerlukan suatu keterampilan baik yang berupa jasmani maupun rohani. Belajar untuk pembentukan siksap mental dan perilaku siswa tidak akan
commit to users
10 terlepas dari penanaman nilai-nilai. Dalam hal ini guru tidak sekedar sebagai
pengajar tetapi juga sebagai pendidik yang memindahkan nilai-nilai pada anak didiknya sehingga siswa akan tumbuh kesadaran dan kemampuannya untuk
mempraktekkan segala sesuatu yang dipelajarinya. Menurut Bloom tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor seperti yang dikemukakan oleh J. Gino et al 1999:19-21: 1. Ranah Kognitif, meliputi enam tingkatan yaitu:
a Pengetahuan, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
b Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menagkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
c Penerapan, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah pada satu kasus yang konkret dan baru.
d Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan. e Sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk satu kesatuan.
f Evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat. 2. Ranah Afektif, meliputi lima tingkatan
a Kemampuan menerima, mencakup kepekaan adanya suatu rangsang.
b Kemauan menanggapi, mencakup kerelaan menanggapi secara aktif. c Berkeyakinan, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai ke-
hidupan. d Penerapan kerja, mencakup kemampuan membentuk sistem nilai.
e Ketelitian, mencakup kemampuan memberikan penilaian dan membawa diri.
3. Ranah Psikomotor, meliputi: a Gerak tubuh, mencakup kemampuan melakukan gerak yang sesuai.
b Koordinasi gerak, mencakup kemampuan melakukan serangkaian keterampilan gerak dengan lancar, tepat dan efisien.
c Komunikasi non verbal, mencakup kemampuan subyek belajar menentukan makna yang tersirat dalam suatu pesan.
d Perilaku berbicara, mencakup kemampuan menggunakan bahasa yang benar.
Dari beberapa pendapat tentang definisi tujuan belajar maka dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran
yang sangat penting karena semua komponen dalam sistem pembelajaran atas dasar pencapaian tujuan belajar.
commit to users
11
d. Mengajar