51
Gambar 2.22 Lukisan Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung
B. Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa baik faktor intern maupun ekstern. Faktor
ekstern menjadi faktor bahan pembahasan yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat dan efektif agar
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Setiap model dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Oleh karena itu, pemilihan model dan metode dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan bahan dan tujuan yang akan dicapai dan
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran berbasis masalah . Pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen diberikan kepada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi
perlakuan berupa pembelajaran berbasis masalah melalui metode demonstrasi. Alasan mengapa metode ini bisa diterapkan dalam pembelajaran berbasis masalah
karena dari kedua metode pembelajaran ini sama-sama menekankan peran aktif dari siswa untuk memecahkan masalah melalui percobaan, sehingga siswa akan
F
2
F
1
2 F
1
F
2
F
1
2 F
1
2 F
2
2 F
2
- A
A’
-
commit to users
52 berusaha menemukan atau membuktikan sendiri kebenaran suatu teori melalui
suatu persoalan atau masalah yang dihadapinya. Dalam pembelajaran, jika hasil antara masing-masing siswa tidak sama
adalah hal yang wajar. Hal ini karena setiap siswa memiliki kemampuan penerimaan terhadap suatu materi atau pengetahuan yang berbeda-beda, ada yang
memiliki kemampuan tinggi dan ada yang rendah, serta tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga berbeda-beda. Tingkat keaktifan siswa
memegang peranan penting dalam berhasil dan tidaknya suatu pembelajaran. Karena belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, maka diperlukan
tindakan nyata dari siswa untuk dapat berubah. Siswa yang memiliki tingkat keaktifan tinggi akan senantiasa berfikir dan bertindak aktif dalam setiap
pembelajaran atau ada tugas. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat keaktifan rendah akan enggan dan kurang respon terhadap pembelajaran atau ada tugas yang
diberikan. Sehingga siswa yang memiliki tingkat keaktifan tinggi akan lebih baik pemahaman kognitifnya dibandingkan siswa yang memiliki keaktifan tingkat
rendah. Keaktifan itu bermacam-macam ada keaktifan berpikir, keaktifan menulis, keaktifan membuat alat pembelajaran dan sebagainya.
Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang bersifat mengenal alam dan lingkungan. Model dan metode pembelajaran pun harus bersifat inovatif yang
menekankan pada pola berfikir aktif pada siswa. Model pembelajaran yang berbasis pada keaktifan siswa tidak akan membuahkan hasil yang optimal jika tidak
disertai dengan kemauan siswa untuk berfikir aktif dalam pembelajaran. Maka antara model pembelajaran, metode dan tingkat keaktifan siswa adalah satu
kesatuan yang harus saling mendukung dalam keberhasilan pembelajaran. Dengan kata lain unsur-unsur tersebut harus terpadu agar pembelajaran dapat berhasil
secara optimal. Adapun paradigma kerangka berpikir dari penelitian ini digambarkan oleh
skema berikut :
commit to users
53
Gambar 2.23 Skema Kerangka Berpikir
C. Hipotesis