PEMBAHASAN Status Kesehatan Rongga Mulut

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil uji jumlah bakteri sebelum berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p0,05. Hal ini menunjukkan kedua kelompok berada dalam kondisi awal sama yaitu pada waktu pagi sebelum perlakuan. Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur adalah 243,3x10 3 ± 33x10 3 CFUml dan sesudah berkumur adalah 162x10 3 ± 34,3x10 3 CFUml. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5 p=0,0001. Hal ini disebabkan karena ekstrak kulit buah delima memiliki sifat antibakteri dengan adanya komponen bioaktif yaitu ellagic acid . Hasil penelitian Abdollahzadeh menunjukkan bahwa komponen bioaktif ini mempunyai sifat antibakteri terhadap bakteri yang diuji yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Lactobacillus acidophilus, Streptococcus mutans dan Streptococcus salivarius. Perbedaan signifikan penurunan jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima disebabkan oleh mekanisme penghambatan bakteri oleh senyawa aktif kulit buah delima yaitu ellagic acid. Efek antibakteri ellagic acid berhubungan dengan struktur toksisitas dan molekular. Ellagic acid dapat mempengaruhi dinding sel dan menguraikan membran sel. Hazzani menyatakan bahwa ellagic acid dapat beraksi pada dinding sel dan melewati membran sel dengan mengendapkan protein. Ellagic acid dapat menghambat enzim dengan mengoksidase reagen dan mengganggu agreagsi mikroorganisme serta dapat menonaktifkan adhesi mikroba, enzim dan selubung sel protein dan memodifikasi morfologi sel mikroorganisme. 9 Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, terdapat perbedaan signifikan sebelum berkumur plasebo yaitu 243,1x10 7 3 ± 31,2x10 3 CFUml dan sesudah berkumur plasebo yaitu 237,7x10 3 ± 30,7x10 3 CFUml dengan p=0,0001. Hal Universitas Sumatera Utara ini sesuai dengan penyataan yang tercantum dalam New York Times Health bahwa berkumur akuades tanpa melakukan penyikatan gigi setelah makan dapat mengurangi jumlah bakteri dalam rongga mulut sekitar 30. 18 Hal ini mungkin disebabkan karena stimulasi mekanik apapun sewaktu berkumur dapat meningkatkan produksi dan laju aliran saliva sehingga mengeliminasi jumlah bakteri dalam rongga mulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5 pada kelompok perlakuan yaitu 81,3x10 12 3 ± 25,2x10 3 CFUml dan sebelum dan sesudah berkumur placebo pada kelompok kontrol yaitu 5,4x10 3 ± 4x10 3 CFUml dengan p0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian Muslim yang membuktikan bahwa ekstrak kulit buah delima mempunyai efek antibakteri terhadap Streptoccus mutans di rongga mulut secara in vivo. 12 Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara selisih penurunan jumlah bakteri sebelum berkumur dan sesudah berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol p0,05. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa berkumur dengan larutan ekstrak kulit buah delima 5 lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri dalam saliva dibandingkan dengan berkumur plasebo. Untuk itu, berkumur larutan ekstrak kulit buah delima dapat dipertimbangkan sebagai salah satu obat kumur untuk menghambat pertumbuhan bakteri dalam saliva dan obat kumur ini tidak mempunyai efek samping dibandingkan dengan obat kumur kimia. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN