2.2 Definisi Trauma Maksilofasial
Trauma maksilofasial adalah suatu cedera yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya. Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mencakup jaringan lunak dan
jaringan keras. Jaringan lunak wajah adalah merupakan suatu jaringan lunak yang menutupi bagian jaringan keras pada wajah.
6
Jaringan keras wajah pula adalah bagian tulang kepala yang terdiri dari 7 bagian, yaitu:
7
1. Tulang arkus zigomatikus
2. Tulang rongga mata
3. Tulang mandibula
4. Tulang alveolus
5. Tulang maksila
6. Tulang hidung
7. Gigi
2.3 Etiologi Trauma Maksilofasial
Penyebab terjadinya trauma maksilofasial adalah bervariasi, antara lain akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olah raga dan trauma
akibat senjata api.
3
Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mobil, motor, sepeda dan pejalan kaki adalah penyebab utama pada terjadinya trauma maksilofasial yang dapat
membawa kematian dan kecacatan pada orang dewasa secara umum dan angka terbesar biasanya terjadi pada golongan pria.
1
Berdasarkan studi yang pernah dilakukan, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas mencatat jumlah yang tertinggi sebagai penyebab utama terjadinya trauma
maksilofasial dengan kematian dan cacat permanen yang dapat mengenai ribuan orang per tahunnya.
1
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan tabel etiologi trauma maksilofasial.
1
Tabel 1. Etiologi trauma maksilofasial berdasarkan umur dan jenis kelamin.
1
2.4 Klasifikasi Trauma Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma
yang terjadi pada jaringan lunak wajah dan trauma yang terjadi pada bagian jaringan keras wajah.
8
Trauma jaringan lunak biasanya disebabkan oleh benda tajam seperti pisau dan golok pada perkelahian atau akibat pecahan kaca pada kecelakaan lalu
Universitas Sumatera Utara
lintas. Atau disebabkan oleh benda tumpul yang dapat menyebabkan terjadinya luka seperti hentakan yang kuat saat terjadinya kecelakaan lalu lintas, saat perkelahian atau
jatuh.
1
2.4.1 Trauma Jaringan Lunak Wajah
Luka adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma dari luar. Trauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan
berdasarkan:
8
1. Berdasarkan jenis luka dan penyebab. a. Luka sayat, luka robek , luka bacok
b. Luka tembak c. Luka bakar
d. Ekskoriasi 2. Berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan.
3. Berdasarkan dengan unit estetik.
2.4.2 Trauma Jaringan Keras Wajah
Klasifikasi trauma pada jaringan keras wajah dibagi menurut fraktur tulang yang terjadi dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yang definitif. Secara umum
dilihat dari pengertiannya:
7
1. Tipe fraktur A
Fraktur sederhana merupakan fraktur sederhana, linear yang tertutup.
Universitas Sumatera Utara
B Fraktur kompoun adalah fraktur lebih luas dan terbuka
C Fraktur komunisi yaitu benturan langsung dengan objek yang
tajam seperti peluru yang mengakibatkan tulang menjadi bagian bagian yang kecil atau remuk dan bisa terbatas atau meluas, jadi sifatnya juga
seperti fraktur kompoun dengan kerusakan tulang dan jaringan lunak. D
Fraktur greenstick adalah suatu fraktur yang tidak mencapai bagian luar tulang atau
patah tulang parsial yang hanya salah satu sisi tulang patah dan sisi lain melengkung.
E Fraktur patologis adalah suatu keadaan tulang yang lemah oleh
karena adanya penyakit penyakit tulang seperti adanya tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang sistemis sehingga dapat
menyebabkan fraktur spontan. F
Fraktur multiple merupakan fraktur yang punya dua atau lebih garis fraktur yang tidak menyambung pada tulang yang sama.
2. Perluasan tulang yang terlibat. a Komplit, fraktur mencakup seluruh tulang.
b Tidak komplit, seperti pada greenstik, hair line, dan kompresi lekuk 3. Konfigurasi garis fraktur .
a Tranversal, bisa horizontal atau vertikal. b Miring Oblique
c Berputar Spiral d Komunisi remuk
4. Hubungan antar fragmen. •
Displacement dimana fragmen fraktur terjadi perpindahan tempat.
Universitas Sumatera Utara
• Undisplacement dimana fragmen fraktur tidak berubah tempat tetapi
mengalami trauma yang mengakibatkan:
8
a Angulasi bersudut
b Distraksi kontraksi
c Rotasi berputar
d Impaksi tertanam
2.5 Klasifikasi Fraktur Maksilofasial 2.5.1
Fraktur Mandibula
Fraktur mandibula didefinisikan sebagai rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang mandibula yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara
langsung atau tidak langsung.
9
Fraktur dapat diklasifikasikan menurut lokasi terjadinya fraktur.
10
Khusus pada bagian rahang bawah, berdasarkan lokasi anatomi, fraktur dapat mengenai daerah:
7,9
a Dento alveolar b Prosesus kondiloideus
c Prosesus koronoideus d Angulus mandibula
e Ramus mandibula f Korpus mandibula
g Midline simfisis menti h Lateral ke midline dalam regio insisivus
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1: Fraktur pada daerah mandibula A. Dento-alveolar B. Kondilar C. Koronoid D. Ramus E. Angulus F. Korpus
G. Simfisis H. Parasimfisis.
13
5.2. Fraktur Sepertiga Tengah Wajah Midfaciad:
Maksila, palatinus, tulang nasal, tulang zigomatikus dan tulang orbital merupakan tulang yang membentuk kerangka sepertiga tengah wajah midfacial
yang terbagi kepada:
1,7,15
1. Fraktur zigomatikus.
• Tulang zigomatikus berperan sebagai pembentuk pipi.
7
• Fraktur zigomatikus terbagi dua yaitu:
7,11
a Fraktur kompleks zigomatikus: Fraktur yang terjadi pada bagian arkus zigomatik, tepi orbita, penopang frontozigomatik dan
penopang zigomatiko-rahang atas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2: Fraktur kompleks zigomatikus b Fraktur arkus zigomatikus: Fraktur yang terpisah dari fraktur
zigoma kompleks.
Gambar 3: Fraktur arkus zigomatikus.
2. Fraktur nasal.
• Terjadinya deformitas pada tulang hidung.
12
• Tanda - tanda fraktur nasal dapat dilihat dari:
12
a Periorbital ekimosis yaitu memar pada daerah mata. b Pembengkakan nasal.
c Perubahan arah tulang hidung. d Berkurangnya proyeksi tulang hidung.
3. Fraktur orbital.
• Terjadinya fraktur pada lantai orbital yang tipis.
13
Universitas Sumatera Utara
• Dapat mengakibatkan perubahan pada bola mata yang berbentuk inferior atau
posterior.
13
4. Fraktur maksila.
• Dapat dibagi kepada tiga pola utama menurut Le Fort yaitu:
7,14,15
a Fraktur Le Fort I: Fraktur transversal yang memisahkan alveolus maksilaris dari seluruh kerangka sepertiga tengah
midfacial.
Gambar 4: Gambaran fraktur Le Fort I.
Universitas Sumatera Utara
b Fraktur Le Fort II:
Fraktur yang terjadi bila fragmen nasomaksilaris yang berbentuk piramid terpisah dari kerangka kraniofasial bagian atas.
Gambar 5: Gambaran fraktur Le Fort II.
c Fraktur Le Fort III: Fraktur
yang merupakan pemisahan sempurna kerangka wajah dengan dasar tengkorak.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6: Gambaran fraktur Le Fort III.
2.6 Diagnosis Dalam menegakkan sebuah kejadian yang dicurigai terjadi fraktur