Trauma Jaringan Lunak Wajah Trauma Jaringan Keras Wajah

lintas. Atau disebabkan oleh benda tumpul yang dapat menyebabkan terjadinya luka seperti hentakan yang kuat saat terjadinya kecelakaan lalu lintas, saat perkelahian atau jatuh. 1

2.4.1 Trauma Jaringan Lunak Wajah

Luka adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma dari luar. Trauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan: 8 1. Berdasarkan jenis luka dan penyebab. a. Luka sayat, luka robek , luka bacok b. Luka tembak c. Luka bakar d. Ekskoriasi 2. Berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan. 3. Berdasarkan dengan unit estetik.

2.4.2 Trauma Jaringan Keras Wajah

Klasifikasi trauma pada jaringan keras wajah dibagi menurut fraktur tulang yang terjadi dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yang definitif. Secara umum dilihat dari pengertiannya: 7 1. Tipe fraktur A Fraktur sederhana merupakan fraktur sederhana, linear yang tertutup. Universitas Sumatera Utara B Fraktur kompoun adalah fraktur lebih luas dan terbuka C Fraktur komunisi yaitu benturan langsung dengan objek yang tajam seperti peluru yang mengakibatkan tulang menjadi bagian bagian yang kecil atau remuk dan bisa terbatas atau meluas, jadi sifatnya juga seperti fraktur kompoun dengan kerusakan tulang dan jaringan lunak. D Fraktur greenstick adalah suatu fraktur yang tidak mencapai bagian luar tulang atau patah tulang parsial yang hanya salah satu sisi tulang patah dan sisi lain melengkung. E Fraktur patologis adalah suatu keadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit penyakit tulang seperti adanya tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang sistemis sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan. F Fraktur multiple merupakan fraktur yang punya dua atau lebih garis fraktur yang tidak menyambung pada tulang yang sama. 2. Perluasan tulang yang terlibat. a Komplit, fraktur mencakup seluruh tulang. b Tidak komplit, seperti pada greenstik, hair line, dan kompresi lekuk 3. Konfigurasi garis fraktur . a Tranversal, bisa horizontal atau vertikal. b Miring Oblique c Berputar Spiral d Komunisi remuk 4. Hubungan antar fragmen. • Displacement dimana fragmen fraktur terjadi perpindahan tempat. Universitas Sumatera Utara • Undisplacement dimana fragmen fraktur tidak berubah tempat tetapi mengalami trauma yang mengakibatkan: 8 a Angulasi bersudut b Distraksi kontraksi c Rotasi berputar d Impaksi tertanam 2.5 Klasifikasi Fraktur Maksilofasial 2.5.1

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bell’s Palsy Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Desember 2014 – Januari 2015

4 62 54

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Trigeminal Neuralgia Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari 2015-Februari 2015

2 108 70

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 69 86

Tingkat Pengetahuan Mahasiswakepaniteraan Klinik Bedah Mulut Rsgmp Fkg Usu Terhadap Syok Anafilaktik Akibat Anestesi Lokal Periode 8 – 31 Oktober 2014

1 59 72

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 12

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 20

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 11

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Trigeminal Neuralgia Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari 2015-Februari 2015

0 0 14