16 2.
Kulit menjadi tipis akibat berkurangnya kemampuan untuk membentuk sel baru di lapisan kulit.
3. Kulit terasa kasar, kusam dan bersisik akibat berkurangnya kemampuan kulit
untuk melepaskan sel kulit lama untuk diganti sel kulit baru. Sehingga kulit mati menumpuk pada permukaan kulit.
4. Kulit menjadi kendor dan tidak elastis akibat menurunnya kemampuan serat
kulit terutama kolagen, sehingga menimbulkan kerut dan gelambir. 5.
Warna kulit berbercak-bercak akibat berkurangnya daya pigmentasi sel melanosit dan daya distribusi melanin ke seluruh lapisan kulit. Gangguan
pigmentasi pada rambut menyebabkan terjadinya uban. 6.
Terjadinya kelainan kulit, bila gangguan tersebut terjadi lebih banyak dan lebih jelas Wasitaatmadja, 1997.
2.4 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul atau atom yang sifat kimianya sangat tidak stabil. Senyawa ini memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan,
sehingga senyawa ini cenderung reaktif menyerang molekul lain untuk mendapatkan elektron guna menstabilkan atom atau molekulnya sendiri. Serangan
ini menyebabkan timbulnya senyawa abnormal yang memicu terjadinya reaksi berantai sehingga merusak sel dan jaringan-jaringan tubuh. Radikal bebas
merupakan penyebab penuaan dini pada kulit, karena serangan radikal bebas pada jaringan dapat merusak asam lemak dan menghilangkan elastisitas, sehingga kulit
menjadi kering dan keriput Muliyawan dan Suriana, 2013. Sinar matahari dapat memicu pembentukan radikal bebas pada kulit yang
menyebabkan berbagai penyakit kulit terutama keriput dan menua, karena kulit
Universitas Sumatera Utara
17 adalah organ terbesar pada tubuh kita dan mempunyai peran penting, seperti
penghalang fisik terhadap faktor mekanis, kimia, panas dan mikroba yang dapat mempengaruhi fisiologis tubuh Lalitha dan Jayanthi, 2014.
2.5 Antioksidan
Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga
mengurangi terjadinya kerusakan sel, seperti penuaan dini Hernani dan Raharjo, 2005.
Dalam mengatasi bahaya yang timbul akibat radikal bebas, tubuh mengembangkan mekanisme perlindungan untuk mencegah pembentukan radikal
bebas dan peroksidasi lipid maupun memperbaiki kerusakan yang terjadi, termasuk pada kulit. Kulit secara alamiah menggunakan antioksidan untuk
melindungi dari efek kerusakan dari sinar matahari. Sistem perlindungan ini terdiri dari antioksidan endogen yaitu enzim-enzim berbagai senyawa yang
disintesis oleh tubuh dan antioksidan eksogen yang diperoleh dari bahan makanan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid dan lain sebagainya. Antioksidan bekerja
melindungi kulit baik intraseluler maupun ekstraseluler Deny, dkk., 2006. Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik
atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik. Senyawa polifenolik dapat bereaksi sebagai pereduksi,
penangkap radikal bebas Kumalaningsih, 2006. Antioksidan adalah senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
kulit. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan kulit. Antioksidan berperan aktif menetralkan radikal bebas, dimana pada
Universitas Sumatera Utara
18 jaringan senyawa radikal bebas ini mengorbankan dirinya teroksidasi
menstabilkan atom atau molekul radikal bebas, sehingga sel-sel pada jaringan kulit terhindar dari serangan radikal bebas. Oleh karena itu, produk-produk
perawatan kulit selalu mengandung senyawa antioksidan sebagai salah satu bahan aktif. Termasuk produk-produk anti-aging, yang juga mengandalkan antioksidan
untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini Muliyawan dan Suriana, 2013.
2.6 Flavonoid