29
3.7.6 Pemeriksaan glikosida antrakinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambah 5 ml asam sulfat 2 N, kemudian dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzena, lalu dikocok dan
didiamkan. Lapisan benzena dipisahkan dan disaring. Lapisan benzena dikocok dengan 2 ml NaOH 2 N, kemudian didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan
lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya glikosida antrakinon Depkes RI, 1989.
3.7.7 Pemeriksaan steroidatriterpenoida
Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, lalu disaring, kemudian filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada sisanya
ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Liebermann – Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah
menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Harborne, 1987.
3.8 Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi menggunakan cairan penyari etanol.
Cara kerja : Sebanyak 350 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana bertutup,
kemudian direndam dengan cairan penyari etanol selama 3 jam. Massa dimasukkan ke dalam perkolator, cairan penyari etanol dituang secukupnya
sampai terdapat selapis cairan penyari di atas serbuk simplisia, kemudian mulut perkolator ditutup dengan aluminium foil dan plastik dan dibiarkan selama 24
jam. Kran perkolator dibuka setelah 24 jam, cairan perkolat dibiarkan menetes
30 dengan kecepatan 1 tetes per detik dan ditampung ke dalam botol berwarna
bening. Perkolasi dihentikan apabila 500 mg cairan perkolat terakhir diuapkan diatas penangas air tidak meninggalkan sisa. Perkolat dipekatkan dengan bantuan
alat penguap rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental kemudian dikeringkan dengan freeze dryer. Bagan pembuatan
ekstrak etanol secara perkolasi dapat dilihat di Lampiran 6, halaman 51.
3.9 Pembuatan Fraksi n-Heksana dan Etil Asetat
Pembuatan fraksi-fraksi dilakukan secara ekstraksi cair-cair ECC menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat. Sebanyak 10 g ekstrak etanol
ditambahkan etanol dan 20 ml air suling, lalu dimasukkan kadalam corong pisah, kemudian ditambahkan 50 ml n-heksana, lalu dikocok dan didiamkan sampai
terdapat 2 lapisan yang terpisah. Lapisan n-heksana lapisan atas diambil dengan cara dekantasi dan fraksinasi dilakukan sampai warna lapisan n-heksana jernih,
kemudian ditambahkan 50 ml etil asetat pada lapisan air, lalu dikocok dan didiamkan sampai terdapat 2 lapisan yang terpisah. Lapisan etil asetat lapisan
atas diambil dengan cara dekantasi dan fraksinasi dilakukan sampai warna lapisan etil asetat jernih, fraksi air fraksi sisa diambil dan semua fraksi yang
diperoleh diuapkan sampai diperoleh ekstrak kental. Masing-masing fraksi yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antibakteri. Bagan fraksinasi dapat dilihat di
Lampiran 7, halaman 52.
3.10 Pembuatan Larutan Uji dengan Berbagai Konsentrasi