13 pasteurisasi makanan atau selama pemasakan makanan Supardi dan Sukamto,
1999. Strain Escherichia coli yang memproduksi enterotoksin melepaskan toksin
yang menyebabkan sekresi elektrolit dan cairan ke saluran pencernaan yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan gejala diare yang bervariasi yaitu dari
ringan sampai berat Supardi dan Sukamto, 1999.
2.5 Morfologi Bakteri
Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu: a.
Bentuk basil Basil adalah bakteri yang mempunyai bentuk batang atau silinder,
membelah dalam satu bidang, berpasangan ataupun bentuk rantai pendek atau panjang.
Bakteri bentuk basil dapat dibedakan atas: -
Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain dengan kedua ujung tumpul.
- Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul.
- Streptobasil yaitu basil yang bergandengan panjang dengan kedua ujung
tajam. Contoh bakteri dengan bentuk basil adalahEschericia coli, Bacillus
anthracis, Salmonella typhimurium dan Shigella dysentriae. b.
Bentuk kokus Kokus adalah bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil, ada yang
hidup sendiri dan ada yang berpasang-pasangan.
14 Bakteri bentuk kokus dapat dibedakan atas:
- Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua.
- Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat.
- Stafilokokus yaitu kokus yang mengelompok dan membentuk anggur.
- Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang menyerupai rantai.
- Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus.
Contoh bakteri dengan bentuk kokus adalahStaphylococcus aureus, Sarcina luten, Diplococcus pneumonia dan Streptococcus lactis.
c. Bentuk spiral
Bakteri bentuk spiral dapat dibedakan atas: -
Spiral yaitu menyerupai spiral atau lilitan. -
Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma. -
Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil bergerak.
Contoh bakteri dengan bentuk spiral adalahVibrio cholera dan Spirochaeta palida Volk dan Wheeler, 1989.
2.6 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu: a.
Fase lag Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme
pada suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada
kondisi dan jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. Bila sel-sel
15 mikroorganisme diambil dari kultur yang sama sekali berlainan, maka yang sering
terjadi adalah mikroorganisme tersebut tidak mampu tumbuh dalam kultur. b.
Fase log fase esksponensial Fase ini merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah
pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan
massa yang bertambah secara eksponensial. Hal yang dapat menghambat laju pertumbuhan adalah bila satu atau lebih nutrisi dalam kultur habis, sehingga hasil
metabolisme yang bersifat racun akan tertimbun dan menghambat pertumbuhan. c.
Fase stationer Fase ini merupakan fase dimana pertumbuhan mikroorganisme terhenti
dan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Terdapat kehilangan sel yang lambat karena kematian diimbangi oleh
pembentukan sel-sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahan dengan nutrisi yang dilepaskan oleh sel-sel yang mati karena mengalami lisis.
d. Fase kematian
Fase ini merupakan fase dimana jumlah sel yang mati meningkat. Faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan
yang toksik Pratiwi, 2008.
2.7 Pengukuran Aktivitas Antibakteri