Pembuatan Larutan Uji dengan Berbagai Konsentrasi Pembiakan Bakteri .1 Pembuatan stok kultur bakteri Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi

30 dengan kecepatan 1 tetes per detik dan ditampung ke dalam botol berwarna bening. Perkolasi dihentikan apabila 500 mg cairan perkolat terakhir diuapkan diatas penangas air tidak meninggalkan sisa. Perkolat dipekatkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40 o C sampai diperoleh ekstrak kental kemudian dikeringkan dengan freeze dryer. Bagan pembuatan ekstrak etanol secara perkolasi dapat dilihat di Lampiran 6, halaman 51.

3.9 Pembuatan Fraksi n-Heksana dan Etil Asetat

Pembuatan fraksi-fraksi dilakukan secara ekstraksi cair-cair ECC menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat. Sebanyak 10 g ekstrak etanol ditambahkan etanol dan 20 ml air suling, lalu dimasukkan kadalam corong pisah, kemudian ditambahkan 50 ml n-heksana, lalu dikocok dan didiamkan sampai terdapat 2 lapisan yang terpisah. Lapisan n-heksana lapisan atas diambil dengan cara dekantasi dan fraksinasi dilakukan sampai warna lapisan n-heksana jernih, kemudian ditambahkan 50 ml etil asetat pada lapisan air, lalu dikocok dan didiamkan sampai terdapat 2 lapisan yang terpisah. Lapisan etil asetat lapisan atas diambil dengan cara dekantasi dan fraksinasi dilakukan sampai warna lapisan etil asetat jernih, fraksi air fraksi sisa diambil dan semua fraksi yang diperoleh diuapkan sampai diperoleh ekstrak kental. Masing-masing fraksi yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antibakteri. Bagan fraksinasi dapat dilihat di Lampiran 7, halaman 52.

3.10 Pembuatan Larutan Uji dengan Berbagai Konsentrasi

31 Ekstrak etanol rimpang laja gowahAlpinia malaccensis Burm.f. Roscoe ditimbang 1 g kemudian dilarutkan dengan pelarut DMSO hingga 2 ml hingga diperoleh konsentrasi ekstrak 500 mgml, kemudian larutan tersebut diencerkan kembali dengan pelarut DMSO sehingga didapat konsentrasi 400 mgml; 300 mgml, 200 mgml; 100 mgml. Prosedur yang sama dilakukan dengan fraksi n- heksana dan etil asetat. 3.11 Pembiakan Bakteri 3.11.1 Pembuatan stok kultur bakteri Satu koloni bakteridiambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanamkan pada media MHAmiring dengan cara menggores, setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 36 ± 1 o C selama 18 – 24 jam. 3.11.2 Penyiapan inokulum bakteri Kultur bakteri yang telah tumbuh diambil dari stok kultur dengan jarum ose steril lalu disuspensikan dalam tabung yang berisi 10 ml larutan Nutrient Broth, kemudian diukur kekeruhan larutan dengan menggunakan alat spektrofotometer visible pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25 Ditjen POM, 1995.

3.12 Uji Aktivitas Antibakteri

Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media Mueller Hinton Agar sebanyak 15 ml dengan suhu 45 o – 50 o C. Selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja, agar media dan suspensi bakteri tercampur rata dan dibiarkan memadat. Pengujian aktivitas 32 antibakteri dengan metode difusi cakram kertas dilakukan dengan meletakkan cakram kertas yang telah direndam dalam beberapa konsentrasi larutan uji ekstrak etanol di atas media padat yang telah diinokulasi bakteri, kemudian dibiarkan selama 15 menit, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 36 ± 1 o C selama 18-24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar cakram dengan menggunakan jangka sorong. Uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana dan etil asetat dilakukan cara yang sama. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan LIPI Bogor adalah Alpinia malaccensis Burm.f. Roscoe, suku Zingiberaceae Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 45.

4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi

Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang laja gowah yaitu panjang rimpang 5-20 cm, lebar 4-6 cm, kadang-kadang bercabang, berkas patahan berserat pendek, warna kulit rimpang coklat sedangkan warna daging rimpang coklat keunguan, berbau khas, dan rasa agak tajam. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia memperlihatkan adanya epidermis dan jaringan korteks, parenkim, butir pati, minyak atsiri dan berkas pembuluh. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 49. Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia rimpang laja gowah dapat dilihat pada Tabel 4.1 Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11, halaman 59 dan 60. Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia rimpang laja gowah 34 No. Parameter Hasil 1. Kadar Air 8,60 2. Kadar Sari Larut Air 29,69 3. Kadar Sari Larut Etanol 18,35 4. Kadar Abu Total 4,97 5. Kadar Abu Tidak Larut Asam 0,36 Penetapan kadar air pada simplisia dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Kadar air simplisia ditetapkan untuk menjaga kualitas simplisia karena kadar air berkaitan dengan kemungkinan pertumbuhan jamurkapang. Hasil penetapan kadar air diperoleh lebih kecil dari 10 yaitu 8,60. Kadar air yang melebihi 10 dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, keberadaan jamur atau serangga, serta mendorong kerusakan mutu simplisia Trease, 1983; WHO, 1992. Penetapan kadar sari dilakukan menggunakan dua pelarut, yaitu air dan etanol. Penetapan kadar sari larut air adalah untuk mengetahui kadar senyawa kimia bersifat polar yang terkandung di dalam simplisia, sedangkan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol, baik senyawa polar maupun non polar. Hasil karakterisasi simplisia rimpang laja gowah menunjukkan kadar sari yang larut dalam air sebesar 29,69 ; sedangkan kadar sari yang larut dalam etanol sebesar 18,35 . Hasil penetapan kadar sari menunjukkan bahwa kadar sari yang larut dalam air lebih besar daripada kadar sari larut dalam etanol, hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang terlarut dalam air lebih banyak seperti glikosida, tanin, saponin dan flavonoid sedangkan senyawa-senyawa yang dapat larut dalam air adalah glikosida, steroid dan flavonoid Depkes RI, 1986. 35 Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral internal abu fisiologis yang berasal dari jaringan tanaman itu sendiri yang terdapat di dalam sampel Ditjen POM, 2000; WHO, 1992. Kadar abu tidak larut asam untuk menunjukkan jumlah silikat, khususnya pasir yang ada pada simplisia dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida WHO, 1992. Penetapan kadar abu pada simplisia rimpang laja gowah menunjukkan kadar abu total sebesar 4,97 dan kadar abu tidak larut dalam asam sebesar 0,36 . Monografi simplisia rimpang laja gowah tidak terdaftar di buku Materia Medika Indonesia MMI, sehingga perlu dilakukan pembakuan secara nasional mengenai parameter karakterisasi simplisia rimpang laja gowah. Hasil perhitungan karakterisasi simplisia rimpang laja gowah meliputi penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu dan kadar abu tidak larut asam dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 54-58.

4.3. Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 74 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

1 11 79

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 13

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 1 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

1 9 15

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 4

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 23