5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya
kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1966 tentang kesehatan jiwa didefenisikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras denngan keadaan orang lain, bahwa
kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera mental wellbeing yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan
kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain Sumiati,et.al, 2009.
Menurut UU No 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya Anonimus, 2009. Kesehatan jiwa remaja merupakan hal yang penting dalam menentukan
kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondutif dan mendukung
Universitas Sumatera Utara
merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa yang tidak ternilai. Untuk menciptakan remaja berkualitas perlu dilakukan berbagai upaya
tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup. Agar dapat melalui masa
remajanya dengan baik, sangat penting peran orang tua, guru, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitarnya dalam memberikan bimbingan dan teladan. Indarjo,
2009. 2.2 Defenisi Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang berartii to grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti
DeBrun dalam Rice, 1990 mendefenisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Papilia dan Olds 2001, tidak memberikan
pengertian remaja adolescent secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja adolescence Jahja, 2011.
Masa remaja merupakan masa peluang sekaligus resiko. Para remaja berada dipertigaan antara kehidupan cinta, pekerjaan, dan partisi pasi dalam masyarakat
dewasa. Dan masa remaja adalah masa dimana para remaja terlibat dalam perilaku yang menyempitkan pandangan dan membatasi pilihan mereka Papalia, 2011.
Menurut WHO dalam buku Sarwono2002, mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial
ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
Universitas Sumatera Utara
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa. c.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
2.3 Ciri-Ciri Masa Remaja
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock 1999, adalah: a.
Masa remaja adalah masa peralihan Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya
secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis, karena
memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkannya.
b. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan
Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja,
yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan perubahan sikap menjadi ambivalen.
c. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sullit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
d. Masa remaja adalah masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan
kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan
orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Dengan adanya stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit,
karena peran orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak
diantara keluarga. 2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan masa remaja diantaranya adalah: menerima keadaan jasmani yang sebenarnya dan memanfaatkan, memperoleh hubungan
baru dan lebih matang dengan teman sebaya antara dua jenis kelamin, memperoleh kebebasan emosional dari orang tua, mendapatkan perangkat nilai
hidup dan falsafah hidup, memiliki citra-diri yang realistis.Remaja diharapkan memiliki gambaran diri yang realistis, tidak lagi berdasarkan khayal fantasi
tentang gambaran yang muluk-muluk seperti apa yang sering kali mereka pikirkan dan alami pada masa pubertas atau masa kanak-kanak Pieter dan Lumongga,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Tugas-tugas perkembangan remaja menurut William Kay dalam Jahja 2011 adalah sebagai berikut:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas. c.
Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok. d.
Menentukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e.
Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat self-control kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala
nilai, prinsip,-prinsip, atau falsafah hidup. g.
Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak- kanakan.
2.5 Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja