Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan

dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai hubungan polo sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Ia harus mempertimbangkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, membentuk kelompok sosial baru dan nilai-nilai baru dalam memilih teman .

2.5.1 Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan

anak. Usia 4-5 tahun dianggap sebagai titk awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin. Peranan ibu dan ayah atau orang tua pengganti nenek, kakek, dan orang dewasa lainnyasangat besar. Apabila proses identifikasi ini tidak berjalan dengan lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah. Banyak penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitar Hurlock 1973 dalam Sumiati,et.al 2009. Menambahkan anak yang mempunyai penyesuaian diri yang baik di sekolah, biasanya memiliki latar belakang keluarga yang harmonis, menghargai pendapat anak dan hangat. Hal ini disebabkan karena anak yang berasal dari keluarga yang harmonis akan mempersepsikan rumah sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara oranngtua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan begitu juga sebaliknya berntakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi oleh oarangtuuanya tersebut, Tallent 1978 dalam Sumiati,et.al 2009. Universitas Sumatera Utara Lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja adalah: a. Pola Asuh Keluarga Setiap orang tua bertanggung jawab memikirkan san menguasahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan juga dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis Papalia, 2011. Gaya pengasuhan otoritatif masih yang tebaik dalam pengasuhan remaja. Orang tua otoritatof akan bersikapptegas terhadap nilai penting pengaturan, norma, dan nilai tetapi bersedia mendengar, menjelaskan, dan bernegosiasi. Mereka melatih kontrol yang tepat terhadap perilaku anak tetapi tidak mengatur pemahaman eksistensi diri sang anak. Orang tua menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kesalahan perilaku remaja akan lebih efektif memotivasi mereka untuk berperilaku yang benar ketimbang orang tua yang menghukum mereka dengan kejam. Remaja dengan tua yang ketat cenderung mengembangkan kontrol diri, disiplin diri, dan pelajaran dan kebiasaan personal yang baik. Mereka yang memberikan otonomi psikologid oleh orang tuanya cenderung menjadi percaya diri dan kompeten dalam bidang akademis dan sosial Papalia, 2011. b. Kondisi Keluarga Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya Universitas Sumatera Utara orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa remaja Sumiati,et.al, 2009. Problem utama dalam keluarga berorang tua tunggal adalah kekurangan uang. Kemiskinan dapat merumitkan hubungan keluarga dan juga membahayakan perkembangan remaja melalui pengaruhnya terhadap kondisi emosional orang tua Papilia, 2011. c. Pendidikan Moral Dalam Keluarga Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai-nilai akhlak atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti mengandung nilai-nilai: 1. Keagamaan yaitu sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. 2. Kesusilaan yaitu meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain, misalnya sopan santun, kerjasama, tenggang rasa, saling menghayati, saling menghormati, menghargai orang lai, dsb. 3. Kepribadian memiliki nilai dalam kaitan pengembangan diri, misalnya keberanian, rasa malu, kejujuran, kemandirian, dsb.

2.5.2 Lingkungan sekolah