Pandangan Konsumen Dalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara

(1)

PANDANGAN KONSUMEN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KEMAJUAN RUMAH MAKAN LOBU BARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (s1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

100907002

ANDRI SYAPUTRA POHAN

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BINIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Andri Syaputra Pohan

NIM : 100907002

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Pandangan Konsumen Dalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara

Medan, 6 Februari2015

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Yance, M.SI

NIP : 195803151988031003 NIP : 195908161986111001 Prof. Dr. Marlon Sihombing,MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP : 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, Msi


(3)

PANDANGAN KONSUMEN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY

MANAGEMENT TERHADAP KEMAJUAN USAHA RM. LOBU BARA

ANDRI SYAHPUTRA POHAN

Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi atau pendekatan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. TQM merupakan suatu pendekatan atau strategi dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif yang merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya dengan menggunakan fungsi-fungsi statistik. Dengan tujuan untuk mengetahui pandangan konsumen dalam penerapan Total Quality Management terhadap kemajuan usaha berdasarkan pandangan dari konsumen.Penelitian ini dilakukan pada RM. Lobu Bara jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara dengan sampel penelitian sejumlah 100 orang responden yang merupakan konsumen dari RM Lobu Bara.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil dari uji t diperoleh Nilai thitung untuk variabel TQM (6.165) lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (1.984), atau sig t untuk variabel TQM (0.000) lebih kecil dari alpha (0.05) yang Ha diterima , sehingga variabel TQM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemajuan usaha di RM Lobu Bora. Hasil dari koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.512.Hal ini menunjukan bahwa 66.1% variabel TQM(X) dapat mempengaruhi variabel Kemajuan Usaha (Y).sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari variabel penelitian ini.


(4)

CONSUMER VIEWS IN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IMPLEMENTATION

OF BUSINESS PROGRESS RM. LOBU BARA

ABSTRACT

Basically a company or business organization has a goal to be able to survive, make a profit and grow. It certainly can be achieved by using a strategy or approach that is able to compete with other companies. TQM is an approach or strategy in running the business to maximize the competitiveness of the organization through continuous improvement on products, services, people, processes, and environment.

The method used is the associative research is a quantitative method of research that seeks to examine how a variable interrelated and associated with other variables, or whether a variable cause changes in other variables using functions - statistical functions. With the aim to find out the views of consumers in the implementation of Total Quality Management to the progress of business based on the views of consumers. This study conducted on RM. Lobu Bara Jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara with a sample of 100 respondents who are consumers of RM Lobu Bara.

The results of this study based on the results of the t test obtained t count value for the variable TQM (6165) is greater than the value t table (1984), or sig t for variable TQM (0.000) is smaller than alpha (0.05) that Ha is received, so the variable TQM has a positive and significant effect on the progress of business in the RM Lobu Bora. The results of the coefficient of determination that R Square of 0512. This shows that 51.2% of TQM variables (X) can affect Business Progress variable (Y). while the remaining 48.8% is influenced by other factors outside of the study variables


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kehadirat Allah SWTkarena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikanskripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk dapat menyelesaikan studi di Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Administrasi Bisnis. Adapun judul dari skripsi ini adalah :Pandangan Konsumen Dalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan penuh ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Abdul Muis Pohan dan Ibunda Rosdewani Harahap atas kasih sayang dan cinta serta semangat yang telah diberikan, beribu kata terima kasih tak akan cukup membayar segala pengorbanan dan perjuangan Ayah dan Ibunda. Semoga Allah membalas semua kebaikan Ayah dan Ibunda, selalu menjaga kesehatan Ayah dan Ibunda, dan selalu diberi kemurahan rezeki.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dan kepada semua pihak yang menjadi bagian penting selama penulis menjalankan perkuliahan di Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu :

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU dan kepada Sekretaris Program Studi, Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.SP.

3. Dosen Pembimbing penulis Bapak Drs. Yance M,SI yang bersedia membimbing saya, yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan materi serta mau mengajari saya dari proses awal penyusunan proposal


(6)

sampai skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas pengetahuan dan ilmu yang sangat berharga dan yang tidak akan pernah penulis lupakan.

4. Seluruh Dosen-dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU. Terimakasih atas kebaikan dan kesungguhan Bapak/ Ibu dalam mengajari penulis.

5. Kepada pemilik Rumah Makan Lobu Bara, Bapak Arifin selaku kepala usaha yang telah banyak membantu penulis.

6. Kepada keluarga Besar Ilmu Administrasi Bisnis 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013. Teman-teman yang menemani penulis menimba ilmu pengetahuan : Frans Kristanto, S.Ab, Muhammad Iqbal, S.Ab, Muhammad Bahtiar Abdillah, S.Ab, Agus Septiyan Sitorus, S.Ab, Kevin Topanda, M. Fajri Fahlevi, Jendra Qori, dan yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

7. Teman-teman penulis yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi : Nur Aisyah Haharap yang telah mengisi hari-hari penulis dan selalu memberi semangat, Syarif Hidayatullah, Muhammad Adha dan Asrul Samsani. Semoga kita semua sukses meraih impian kita.

8. Pihak- pihak yang membantu penulis dalam suka mau pun duka namun tidak bisa penulis ucapkan satu persatu.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, wawasan serta bahan-bahan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan karya ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Medan, Desember 2014 Andri Syaputra Pohan


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... . 1

1.1 Rumusan Masalah ... . 5

1.2 Tujuan Penelitian ... . 5

1.3 Manfaat Penelitian ... . 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Total Quality Management ... 7

2.1.1 Pengertian Total Quality Management ... 8

2.1.2 Prinsip Total Quality Management ... 10

2.1.3 Manfaat TQM ... 12

2.1.4 Elemen Pendukung TQM ... 13

2.2 Kemajuan Usaha ... 17


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Hipotesis ... 32

3.5 Kerangka Konsep ... 32

3.6 Defenisi Operasional ... 33

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.8 Teknik Penentuan Skor ... 38

3.9 Teknik Analisa Data ... 39

3.9.1 Metode Uji Instrumen... 39

3.9.2 Metode Analisis Data ... 40

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat RM Lobu Bara ... 43

4.2 Visi dan Misi Lobu Bara ... 44

4.3 Hasil Penelitian ... 44

4.3.1 Karakteristik Responden ... 45

4.3.2 Distribusi Jawaban Variabel TQM ... 49

4.3.3 Distribusi Jawaban Variabel Kemajuan Usaha ... 59


(9)

4.3.5 Analisis Data ... 73 4.4 Pembahasan... 78

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 36

Tabel 4.1 Karakteristik Responden BerdasarkanUsia ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 47

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung... 48

Tabel 4.5 Pelayanan Di Rumah Makan Lobu Bara Baik Dan Sesuai Dengan Keingginan ... 49

Tabel 4.6 Makan Yang Dijual Rumah Makan Lobu Bara Adalah Makanan Dengan Kualitas Yang Baik ... 50

Tabel 4.7 Harga Yang Ditawarkan Oleh Rumah Makan Lobu Bara Terhadap Seluruh Makanan Yang Dijual Sesuai Dengan Kemampuan Dan Keingginan ... 51

Tabel 4.8 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Adalah Karyawan Yang Memiliki Kemapuan Yang Baik Dalam Bekerja ... 52

Tabel 4.9 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Diperlakukan Secara Baik ... 53

Tabel 4.10 Memilih Makanan Yang Dijual Dan Memilih Penentuan Suasana Toko Rumah Makan Lobu Bara Selalu Menampilkan Ciri Khas Dari Rumah Makan Lobu Bara ... 54


(11)

Tabel 4.11 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Siap Dan Singap Dalam

Menanggapi Keinginan Konsumen ... 55 Tabel 4.12 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Melaksanakan Perbaikan Atas Setiap

Kesalahan – Kesalahan Yang Telah Dilaksanakan ... 56 Tabel 4.13 Pimpinan Selalu Memeriksa Langsung Kinerja Pegawai Dan Kualitas

Makanan Serta Menanyakan Tanggapan Pelanggan Tentang Rumah Makan Lobu Bara ... 57 Tabel 4.14 Rumah Makan Lobu Bara Merupakan Hasil Dari Perecanaan Usaha

Yang Baik ... 58 Tabel 4.15 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Menjaga Mutu Makanan Yang

Dijual ... 59 Tabel 4.16 Memiliki Cirri Khas Baik Dari Makanan Ataupun Pelayanannya ... 60 Tabel 4.17 Keadaan Baik Dan Steril ... 61 Tabel 4.18 Pegawai Di Rumah Makan Lobu Bara Selalu Ramah Dan Sigap

Menanggapi Keinginan ... 62 Tabel 4.19 Konsumen Yang Makan Di Rumah Makan Lobu Bara Relatif Ramai

Setiap Harinya ... 63 Tabel 4.20 Rumah Makan Lobu Bara Sudah Semakin Besar Dan Berkembang ... 64 Tabel 4.21 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Semakin

Bertambah Banyak ... 65 Tabel 4.22 Rumah Makan Lobu Bara Terus Memperbaiki Fasilitas Pendukung


(12)

Tabel 4.23 Rumah Makan Lobu Bara Sudah Semakin Dikenal Oleh Banyak

Orang Diluar Daerah Padang Lawas Utara ... 67

Tabel 4.24 Rumah Makan Lobu Bara Telah Mampu Bersaing Dengan Rumah Makan Yang Lain (Baik Rumah Makan Khas Padang Lawas Ataupun Rumah Makan Dari Daerah Lain) ... 68

Tabel 4.25 Uji Validitas Kuessioner(X) ... 69

Tabel 4.26 Reliabilitas Kuesioner(X) ... 71

Tabel 4.27 Uji Validitas Kuesioner(Y) ... 71

Tabel 4.28 Reliabilitas Kuesioner(Y) ... 73

Tabel 4.29 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 74

Tabel 4.30 Hasil Uji T ... 76


(13)

PANDANGAN KONSUMEN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY

MANAGEMENT TERHADAP KEMAJUAN USAHA RM. LOBU BARA

ANDRI SYAHPUTRA POHAN

Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi atau pendekatan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. TQM merupakan suatu pendekatan atau strategi dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif yang merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya dengan menggunakan fungsi-fungsi statistik. Dengan tujuan untuk mengetahui pandangan konsumen dalam penerapan Total Quality Management terhadap kemajuan usaha berdasarkan pandangan dari konsumen.Penelitian ini dilakukan pada RM. Lobu Bara jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara dengan sampel penelitian sejumlah 100 orang responden yang merupakan konsumen dari RM Lobu Bara.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil dari uji t diperoleh Nilai thitung untuk variabel TQM (6.165) lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (1.984), atau sig t untuk variabel TQM (0.000) lebih kecil dari alpha (0.05) yang Ha diterima , sehingga variabel TQM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemajuan usaha di RM Lobu Bora. Hasil dari koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.512.Hal ini menunjukan bahwa 66.1% variabel TQM(X) dapat mempengaruhi variabel Kemajuan Usaha (Y).sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari variabel penelitian ini.


(14)

CONSUMER VIEWS IN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IMPLEMENTATION

OF BUSINESS PROGRESS RM. LOBU BARA

ABSTRACT

Basically a company or business organization has a goal to be able to survive, make a profit and grow. It certainly can be achieved by using a strategy or approach that is able to compete with other companies. TQM is an approach or strategy in running the business to maximize the competitiveness of the organization through continuous improvement on products, services, people, processes, and environment.

The method used is the associative research is a quantitative method of research that seeks to examine how a variable interrelated and associated with other variables, or whether a variable cause changes in other variables using functions - statistical functions. With the aim to find out the views of consumers in the implementation of Total Quality Management to the progress of business based on the views of consumers. This study conducted on RM. Lobu Bara Jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara with a sample of 100 respondents who are consumers of RM Lobu Bara.

The results of this study based on the results of the t test obtained t count value for the variable TQM (6165) is greater than the value t table (1984), or sig t for variable TQM (0.000) is smaller than alpha (0.05) that Ha is received, so the variable TQM has a positive and significant effect on the progress of business in the RM Lobu Bora. The results of the coefficient of determination that R Square of 0512. This shows that 51.2% of TQM variables (X) can affect Business Progress variable (Y). while the remaining 48.8% is influenced by other factors outside of the study variables


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin berkembang sangat pesat yang diikuti juga dengan inovasi-inovasi yang membantu usaha tersebut dapat bersaing dengan usaha lainnya.Setiap usaha atau perusahaan yang ingin berkembang harus mampu menciptakan keunikan yang mampu menjadi daya tarik bagi konsumen dan menjadi ciri khas dari usaha itu sendiri.Dunia usaha di zaman modern ini bermunculan dengan sangat pesat dengan bentuk usaha yang berbeda-beda.Usaha kuliner merupakan usaha yang paling banyak jenisnya dan bentuknya, dan terus berkembang mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan perkembangan selera dari masyarakat.Gaya hidup masyarakat dewasa ini berlangsung sangat cepat, hal ini menjadikan peningkatan mobilitas fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti makanan-makanan yang sedang nge - trend. Seiring dengan berkembangnya zaman.

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang dilaksanakan supaya mendapatkan kemenangan atau mendapatkan posisi yang


(16)

lebih baik tanpa harus terjadi benturan fisik atau konflik. Para pelaku bisnis harus memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis mereka tetap eksis dipasaran bahkan berkembang lebih baik lagi.Dalam menarik konsumen untuk melakukan pembelian, perusahaan harus mampu menerapkan konsep manajemen yang tepat dan baik. Konsep manajemen yang baik bertujuan memperkuat usaha untuk dapat bersaing dengan usaha lain sejenis dan mengikuti keinginan konsumen.

Di samping melakukan peningkatan kinerja atau sumber daya manusianya, perusahaan juga dituntut untuk peningkatan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan agar mampu bersaing dalam persaingan global.Dalam meningkatkan kualitas produk dan jasa, perusahaan harus melakukan peningkatan dari segi kualitas, inovasi, kreatifitas, dan produktifitas secara konsisten agar dapat menghasilkan produk akhir yang bernilai positif lebih tinggi serta jasa yang pelayanannya lebih baik sehingga dapat memenuhi kepuasan para pelanggan.Peningkatan kualitas dalam aspek produk dan jasa serta aspek manajemen dapat membawa organisasi mampu bertahan di lingkungan bisnis global (Tjiptono dan Diana, 2001:64).

Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh manajemen dalammeningkatkan efektivitas adalah menentukan arah dan tujuan dari perbaikanproduktivitas dan kualitas, dimana hal tersebut dilaksanakan selaras denganarah jangka panjang perusahaan. Arah perbaikan tersebut diformulasikan


(17)

olehmanajemen ke dalam suatu kebijakan untuk perbaikan proses. Dalam hal ini, dibutuhkan suatu sistem pengendalian mutu yang sesuai dengan permasalahantersebut yaitu Total Quality Management (TQM). “TQM merupakan suatupendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saingorganisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses,dan lingkungannya” (Fandy Tjiptono, 2003 : 4).

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk merespon secara tepat setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal.Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam suatu usaha dapat memberikan beberapa manfaat utama dan berpengaruh positif terhadap kemajuan usaha dan daya saing usaha. Prinsip Total Quality Management dalam pencapaian tujuannya adalah melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus sehingga suatu usaha dapat terus maju dan berkembang melalui dua jalur.Jalur pertama yaitu jalur pasar, yakni suatu usaha dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga usaha akan semakin besar.Dengan demikian jelaslah bahwa implementasi Total Quality Managementyang efektif akan memiliki pengaruh terhadap kualitas kinerja karyawan yangpada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas, daya saing dan laba suatuusaha yang berujung pada kemajuan usaha.


(18)

Rumah Makan Lobu Bara di Jalan Purbasinomba No. 29 Padang Lawas Utara adalah jenis usaha yang berkaitan dengan jenis usaha bisnis kuliner.Rumah Makan Lobu Bara ini berdiri pada tahun 2008.Rumah Makan Lobu Bara ini buka dari hari senin sampai minggu, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari senin-jumat ) dan jam 10.00 sampai jam 21.00 ( pada hari sabtu dan minggu). Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Rumah Makan Lobu Bara menunjukan data pengunjung setiap harinya rata-rata 60 orang.

Sejak tahun 2008 hingga saat ini Rumah Makan Lobu Bara tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Padang Lawas Utara ataupun masyarakat pendatang yang berkunjung kePadang Lawas Utara. Rumah makan ini terkenal dengan Holat, holat adalah olahan dari ikan mas yang dibakar lalu dilumuri dengan kuah yang berasal dari resep rahasia untuk Rumah Makan Lobu Bara. Rumah Makan Lobu Bara merupakan rumah makan yang sangat memperhatikan pelayanan dan sistem manajemen yang baik yangmenjadi daya tarik bagi konsumen.Dalam mengembangkan usaha Rumah Makan Lobura menerapkan sistem manajemen yang terpadu dan professional.Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat tentang pandangan konsumen dalam penerapanTotal Quality Management terhadap kemajuan usaha.Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pandangan Konsumen dalam PenerapanTotal Quality Management Terhadap Kemajuan Usaha RM. Lobu Bara”.


(19)

Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana Pandangan Konsumen dalam PenerapanTotal Quality Management Terhadap Kemajuan Usaha RM. Lobu Bara?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latarbelakang dan hasil perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui bagaimana Pandangan Konsumendalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Usaha RM. Lobu Bara.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang manajemen khususnyaTotal Quality Managementdan sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek nyata dalam perusahaan.

Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi perusahaan dalam bidang manajemen khususnya Total Quality Managementdan pemahaman tentang kemajuan suatu usaha .

Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk rujukan, sebagai bahan referensi untuk mahasiswa/i di jurusan Administrasi Bisnis USU.


(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian.Menurut Jogiyanto (2004: 39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.Menurut Effendy (2004: 224) teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis.Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori yang digunakan adalah Total Quality Management dan Keputusan Pembelian Konsumen.

2.1 Total Quality Management

Menurut Garrison (2000 : 23), kendala atau constraint adalah sesuatu yang menghambat anda untuk mendapatkan apa yang anda inginkan. Oleh karena itu, pengelolaan berdasarkan Theory of Constrain menjadi faktor kunci sukses. Perusahaan dituntut untuk dapat mengatasi kendala agar kinerja manajerialnya dapat menjadi lebih baik sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup


(21)

perusahaan.Salah satu alat yang dianggap dapatmembantu memperbaiki kinerja manajerial dalam mencapai tujuan peningkatan laba adalah TQM.

2.1.1 Pengertian Total Quality Management

TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2001:4).

TQM juga diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen meliputi semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas dan kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Nasution, 2005: 22).

Menurut International Organization for Standardization(ISO), TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat. Tujuan utama TQM adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian dan konsep mengenai TQM. Hansen dan Mowen (2009:17) mengemukakan bahwa TQM adalah suatu perbaikan berkelanjutan yang mana hal ini adalah sesuatu yang mendasar sifatnya bagi pengembangan proses manufaktur yang sempurna. Memproduksi produk dan pengurangan pemborosan yang sesuai dengan standar


(22)

merupakan dua tujuan umum perusahaan.Filosofi dari TQM sebenarnya yaitu dimana sebuah perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk atau jasa yang sempurna (zero-defect), dan mencoba memperbaiki kesalahan dimasa lalu. Penekanan pada kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan non keuangan tentang kualitas. TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama total quality managementadalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus (Natha, 2008:4).kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan non keuangan tentang kualitas.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa TQM merupakan sebuah pendekatan yang menekankan peningkatan proses produksi secara terus menerus melalui eliminasi pemborosan, peningkatan kualitas, serta mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, tujuan akhir dari konsep TQM adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan upaya mengurangi suatu kesalahan/ketidaksempurnaan barang atau jasa yang dihasilkan.


(23)

Yamit (2004) dalam Hastuti (2009:13) menegaskan, agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan persyaratan yaitu komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari manajemen puncak, mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM, menyiapkan dana dan mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas, memilih koordinator (fasilitator) program TQM, melakukan benchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM, merumuskan nilai, visi-misi, mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan, dan mengambil pelajaran dari kegagalan program TQM.

2.1.2 PrinsipTotal Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia.Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.Menurut Hensler dan Brunnel (dalam Nasution, 2005:30), ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah:

1. Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi terterntu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan.Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal.Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu.Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan


(24)

suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang khas.Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

3. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta.Maksudnya, bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan.Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini.Pertama, prioritas (prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, yaitu variasi atau variabilitas kinerja manusia.Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.Dengan demikian, manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.


(25)

4. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

2.1.3 Manfaat TQM

Telah banyak hasil analisis yang menunjukkan bahwa manajemen kualitas berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi kualitas dengan kinerja organisasi yang tergantung pada tipologi organisasinya. Analisis lain adalah menguji pengaruh praktik manajemen kualitas terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan, yaitu menganalisa infrastruktur yang menciptakan lingkungan pendukung pelaksanaan manajemen kualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa infrastruktur berpengaruh pada kinerja perusahaan dan berpengaruh pada keunggulan kompetitif perusahaan (Nasution, 2005:42).Hessel (2003) dalam Nasution (2005:42) telah meneliti hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja dan keunggulan kompetitif beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas merupakan syarat penting keberhasilan perusahaan, TQM merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan daya saling perusahaan, dan penerapan TQM memerlukan dukungan infrastruktur perusahaan.Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa dengan kualitas terbaik yaitu berasal dari pendapatan penjualan yang


(26)

lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.Gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.Gambar 2.1 berikut adalah suatu model kualitas laba yang menunjukkan interaksi berbagai faktor.Sisi sebelah kiri adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kebijakan, program, dan prosedur kualitas perusahaan (Nasution, 2005:42).

2.1.4 Elemen Pendukung TQM

Menurut Natha (2008:6), agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus berkonsentrasi pada delapan elemen kunci, yaitu: (1) Etika, (2) Integritas, (3) Kepercayaan (4) Pendidikan dan Pelatihan (5) Kerjasama Tim, (6) Kepemimpinan (7) Komunikasi, dan (8) Penghargaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Etika

Etika adalah disiplin yang terkait dengan kebaikan dan keburukan dalam berbagai situasi.Ini seperti dua sisi mata uang yangdilambangkan oleh etika organisasi dan etika individu.Etika organisasi membentuk sebuah kode etik bisnis yang menguraikan petunjuk bagi semua anggotanya dan harus melekat dalam pekerjaan sehari-hari mereka.Sedangkan etika individu mencakup kebenaran dan kesalahan perseorangan.

2. Integritas

Integritas mencakup kejujuran, moral, nilai-nilai, keadilan, dan kesetiaan terhadap kebenaran dan keikhlasan. Karakteristiknya adalah bahwa apa yang diharapkan


(27)

oleh pelanggan (internal/eksternal) dan apa yang memang layak untuk mereka terima.

3. Kepercayaan

Kepercayaan adalah produk dari integritas dan perilaku yang beretika.Tanpa kepercayaan, kerangka kerja dari TQM tidak dapat dibangun.Kepercayaan membantu perkembangan partisipasi penuh dari semua anggota organisasi.Ia memperkenalkan aktifitas pemberian wewenang yang mendorong kebanggaan turut memiliki perusahaan dan juga komitmen. Ia memberi peluang dilakukannya pengambilan keputusan pada semua level dalam organisasi, mengembangkan penanganan resiko oleh tiap-tiap individu untuk perbaikan berkelanjutan dan membantu dalam menjamin bahwa ukuran-ukuran yang digunakan terpusat pada perbaikan proses dan tidak digunakan untuk melawan pendapat orang lain. Kepercayaan adalah sifat dasar untuk menjamin kepuasan pelanggan.Jadi, kepercayaan membangun lingkungan yang kooperatif (saling bekerjasama) sebagai dasar untuk TQM.

4. Pendidikan dan Pelatihan Mutu

Didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan.


(28)

Pelatihan tambahan pada benchmarking, statistik, dan teknik lainnya juga digunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan.

5. Kerjasama Tim

Kerjasama tim juga merupakan sebuah elemen kunci dari TQM, yang menjadi alat bagi organisasi dalam mencapai kesuksesan. Dengan menggunakan tim dalam bekerja, organisasi akan dapat memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat terhadap semua masalah. Suatu tim biasanya juga memberikan perbaikan-perbaikan permanen dalam proses dan operasi-operasi. Dalam sebuah tim, orang-orang akan merasa lebih nyaman untuk mengajukan masalah-masalah yang terjadi dan dapat dengan segera memperoleh bantuan dari pekerja-pekerja lainnya berupa solusi-solusi yang akan digunakan unutk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi.

6. Kepemimpinan

Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu.Ketika memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa diremehkan.

7. Komunikasi

Komunikasi berarti sebuah pemahaman bersama terhadap satu atau sekelompok ide-ide antara pengirim dan penerima informasi.TQM yang sukses menuntut


(29)

komunikasi dengan dan/atau diantara, semua anggota organisasi, pemasok dan juga pelanggan.Para Supervisor harus memelihara keterbukaan dari arus komunikasi dimana seluruh karyawannya dapat mengirim dan menerima semua informasi tentang proses-proses TQM.Adalah suatu hal yang vital bahwa komunikasi harus dirangkai dengan penyampaian informasi yang benar bukan dengan informasi yang keliru. Supaya komunikasi bisa menjadi sesuatu yang dapat dipercaya maka pesan yang disampaikan harus jelas dan penerima informasi harus memiliki penafsiran yang sama dengan apa yang dimaksud pengirimnya. 8. Penghargaan Penghargaan

Elemen terakhir dari keseluruhan sistem TQM. Ini sebaiknya diberikan untuk saran-saran dan pencapaian-pencapaian yang memuaskan baik dihasilkan oleh suatu tim ataupun individu. Para karyawan akan didorong untuk berusaha keras memperoleh penghargaan untuk dirinya dan untuk timnya. Menemukan dan mengenal para kontributor dari saran-saran dan pencapaian-pencapaian yang baik tersebut merupakan tugas dari seorang supervisor. Begitu para kontributor ini dihargai, mereka akan dapat mengalami perubahan yang sangat besar dalam hal penghargaan-diri, produktifitas, mutu dan jumlah karya yang pada akhirnya mendorong seseorang untuk berusaha lebih giat dalam tugas sehari-harinya. Penghargaan datang dalam bentuk terbaiknya jika saran-saran tersebut diikuti oleh sebuah tindakan langsung untuk mencapai hasil yang baik oleh kontibutor tersebut.


(30)

2.2 Kemajuan Usaha

Kemajuan usaha atau keberhasilan usaha sering disandingkan dengan perkembangan usaha, dimana suatu usaha yang maju akan terus berkembang, memiliki profitabilitas yang meningkat, dan daya saing dengan perusahaan pesaing yang baik..Kemajuan Usahamerupakan kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri secara terus menerus dan cenderung meningkat.Investor dan kreditor berkepentingan mengevaluasikemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba saat ini maupun masa yangakan datang. Semakin tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk masukdalam industri (Woefel,1995).

Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih keberhasilan. Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan sumber daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan pelaku usaha lain serta dapat pula memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Moeliono (1993:300) berpendapat bahwa keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan merupakan salah satu kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan keberhasilan usaha adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses pelaksanaannya dan hasil yang dicapai. Robbins (1996:58) menyatakan


(31)

keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan menghasilkan laba.dengan pencapaian tujuan, yang dimaksud pencapaian tujuan yang popular adalah

Akan tetapi kebutuhan usaha itu sifatnya relatif dan unsur memberikan dalam suatu kegiatan usaha juga sangat luas.Pendekatan pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi.

Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang kondusif. Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai dari hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi pendukung kelanjutan unit usaha. Kotler (2009:58) menyebut bahwa yang termasuk mitra usaha/ pihak yang berkepentingan antara lain pelanggan, karyawan, dan pemasok. Sedangkan pendekatan nilai-nilai bersaing menyatakan bahwa keberhasilan usaha dikatakan berhasil apabila unit usaha mampu bersaing dengan unit usaha yang sejenis.


(32)

2.2.1 Kriteria Keberhasilan

McGrath dan MacMillan (Lipiyoadi, 20:2004) menegaskan bahwa entrepreneurial mindset akan mempengaruhi keberhasilan wirausaha, setidaknya ada tiga keunggulan dari entrepreneurial mindset, salah satunya suatu kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan (action-oriented) yang berada dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.

Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan menurut McGrath dan MacMilan ada lima, yaitu:

Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru

Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat

Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan organisasi

Fokus pada pelaksanaan


(33)

Menurut W. Keith Schilit (Rising stars and Fast Fades, 1994 dalam kompas imteraktif.com) ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:

Peluang pasar yang baik.

Keunggulan persaingan.

Kualitas barang/jasa.

Inovasi yang berproses.

Dasar budaya perusahaan.

Menghargai pelanggan dan pegawai.

Manajemen yang berkualitas

Dukungan modal yang kuat.

Keberhasilan itu sendiri meliputi banyak aspek, yang antara lain:

1.Kemampuan menghasilkan laba

Laba bersih yang akan dicapai setelah biaya-biaya dan pajak , harus tumbuh melebihi indeks biaya hidup. Kalau tidak demikian, maka wirausaha akan ketinggalan dalam usahanya.


(34)

2. Kedudukan pasar

Apa yang diinginkan perusahaan mengenai kedudukan pasar. Apa perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar. Apa perusahaan ingin menjadi salah satu perusahaan yang besar. Apa perusahaan ingin menjadi pengikut saja dengan pangsa pasar minoritas.

3. Sumber daya manusia

Apakah siap pengetahuan dan keterampilan wirausaha akan ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.

4. Pengembangan usaha

Seorang wirausaha yang mengelola usahanya, perlu menigkatkan: Penjualan, penestrasi pasar, laba, asset, penambahan unit usaha (variasi/inovasi usaha) dan organisasi kerja.

5. Sumber daya keuangan

Tingkat efesiensi mana yang akan dicapai. Margin bersih berapa yang diinginkan.Laba investasi berapa yang diharapkan. Berapa dana yang dibutuhkan dalam investasi. Berapa dana yang dibutuhkan dalam operasi usaha.


(35)

6 .Sarana kerja

Sarana kerja, semakin lama dipakai akan semakin rusak dan usang. Dalam hal ini, apakah sarana perlu diganti.Atau mungkin adanya penambahan sarana dan prasarana yang ada.

7 .Tanggung jawab sosial

Apakah berwirausaha itu semata-mata demi mencari keuntungan.Apakah seorang wirausaha mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan.Apakah seorang wirausaha ingin diterima oleh masyarakat sekitarnya.

Ada sejumlah karakteristik yang menjadikan entrepreneur berhasil dalam usahanya menurut Pearce (Winardi, hal 38-39: 2003), yaitu:

Komitmen determinasi yang tiada batas, artinya para entrepreneur dapat mengorbankan segala yang dimiliki, menginvestasikan waktu lebih banyak pada urusan bisnisnya, berpola hidup lebih sederhana demi menunjang usaha dan bentuk pengorbanan yang lain.

Dorongan yang kuat untuk mencapai prestasi, rangsangan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih dari apa yang diraih saat ini, sehingga yang ada adalah perasaan kurang puas atas apa yang dicapai, sehingga usaha untuk lebih baik terus dilakukan.


(36)

Berorientasi pada peluang-peluang baru

Fokus pengendalian internal, yakin akan kemampuan dirinya sendiri dalam menentukan nasib perusahaannya, dan mereka sangat realistik akan kemampuan dan kelemahan yang mereka miliki.

Toleransi terhadap ambiguitas

Keterampilan dalam menerima, mengelolah dan menyelesaikan persoalan dan resiko bisnis yang ada.

Tidak mengedepankan status dan kekuasaan, melainkan pemenuhan kebutuhan ekonomi

Kemampuan dalam memecahkan masalah

Kemampuan mengendalikan kegagalan secara efektif

Kebutuhan tinggi akan umpan balik, baik mencari informasi dari rekan bisnis, ekspansi jejaring kerja, serta membina hubungan dengan pihak lain untuk pelajaran dari mereka.

Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan pengusaha.Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut.Namun, banyak juga wirausahawan yang berhasil untuk


(37)

beberapa generasi.Bahkan banyak pengusaha yang semual hidup sederhana menjadi sukses dengan ketekunannya.Keberhasilan atas usaha yang dijalankan memang merupakan harapan pengusaha. Kasmir (2011), membagi delapan ciri wirausaha yang dikatakan berhasil yaitu:

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas

Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2. Inisiatif dan selalu proaktif

Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

3. Berorientasi pada prestasi

Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.


(38)

4. Berani mengambil risiko

Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5. Kerja keras

Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya.Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

6. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya.

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak lepas dari tuntutan tanggung jawab.Oleh karena itu, komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.Indikator orang yang memiliki tanggung jawab adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten.


(39)

7. Komitmen pada berbagai pihak

Merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.

8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak

Baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

2.3 Peneliti Terdahulu

1. Hasanah, Hikmah dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul penelitan “Pengaruh TQM Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating”Dari hasil regresi berganda, menghasilkan satu hipotesis yang menunjukkan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial, yaitu: 1) TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Sementara itu, dari hasil analisis regresi moderasi menunjukkan dua hipotesis yang tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yaitu: 2) Interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap


(40)

kinerja manajerial, 3) Interaksi TQM dan sistem penghargaan (reward) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

2. Andrianto, Edo dari Fakutas Ekonomi Unversitas Dipenogoro dengan judul penelitian “ Analisis Pengaruh TQM Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (studi kasus pada PT NASMOCO KALIGAWE BODY REPAIR Semarang”. dari Hasil analisis menggunakan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa variabel penghargaan dan pengakuan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nasmoco Kaligawe Body Repair Semarang. Kedua, variabel kerjasama tim berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nasmoco Kaligawe Body Repair Semarang. Ketiga, budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nasmoco Kaligawe Body Repair Semarang. Hasil analisis menggunakan uji t dapat diketahui penghargaan dan pengakuan, kerjasama tim, dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nasmoco Kaligawe Body Repair Semarang. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi diketahui bahwa 62,1% variabel kepuasan kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel penghargaan dan pengakuan, kerjasama tim, dan budaya organisasi, sedangkan 37,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

3. Tyas, Ika Sukowati.Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri MalangDengan judul skripsi“Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Melalui Pelibatan dan Pemberdayaan


(41)

Karyawan (PPK) (Studi Kasus pada Group S PT. Mermaid Textile Indus-try Indonesia)”.Berdasarkan hasil analisis deskriptif data tentang implementasi Total Qu-ality Management (TQM) di PT. Mermaid Textile Industry Indonesia adalah baik. Hal ini terbukti dengan adanya 45,87% atau 50 orang menjawab baik. Kondisi Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan di PT. Mermaid Textile Industry Indonesia adalah sangat bagus. Terbukti 58 orang (53,21%) menjawab sangat bagus. Sedangkan kondisi tingkat Produktivitas Kerja karyawan di PT. Mermaid Textile Industry Indonesia sangat tinggi. Kondisi ini ditunjukkan dengan adanya sejumlah 84,41% atau 92 orang menjawab sangat tinggi. Dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa secara parsial dan simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel Total Quality Management (TQM) serta Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan (PPK) terhadap Produktivitas Kerja karyawan.Variabel Total Quality Management (TQM)serta variabel Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan (PPK) memiliki pengaruh sebesar 89% terhadap variabel produktivitas kerja karyawan. Sedangkan dari hasil analisis regresi sederhana untuk melihat pengaruh variabel Total Quality Management (TQM)terhadap variabel Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan (PPK) diperoleh hasil bahwa variabel Total Quality Management (TQM) memiliki pengaruh sebesar 96,2% terhadap variabel Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan (PPK).


(42)

BAB III

METODE PENELITAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif.Menurut Sugiyono (2008:55) bentuk penelitian merupakan penelitian dengan metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dapat diartikan sebagai suatu pernyataan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Juliandi (2013:14) penelitian dalam permasalahan asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Dengan tujuan untuk mengetahui pandangan konsumen dalam penerapan Total Quality Management terhadap kemajuan usaha.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di dilakukan pada RM. Lobu Bara jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara.


(43)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah konsumen yang telah membelimakanan di RM. Lobu Bara. Dimana berdasarkan dari pra penelitian dan hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap pegawai RM. Lobu Bara , diketahui bahwa jumlah konsumen yang membeli pada RM. Lobu Bara sebanyak 50 orang setiap harinya, sehingga selama 7 hari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumlah populasi dari penelitian ini yakni sebanyak 350 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Menurut Sugiyono (2008:118) teknik non probability sampling yang dipakai adalah teknik accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu


(44)

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Menurut Tatang (2011:45) untuk menentukan besar sampel yang diperlukan, maka digunakan rumus slovin dengan syarat jumlah populasi harus lebih dari 100 orang, populasi juga harus terhingga atau diketahui jumlah populasi yang jelas, sebagai berikut merupakan perhitungan penentuan sampel pada penelitian ini:

n =

1+��2

Keterangan:

n = Besar sampel yang diinginkan N = Jumblah Populasi

e = estimator proporsi populasi Sehingga jumlah sample menjadi: n =

1+�2

n = 350

1+350 (0.1)2 = 99,71 orang. Dibulatkan menjadi 100 orang.

Atas perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 100 orang yang menjadi sampel dalam penelitian ini.


(45)

3.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:70) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan.Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melaului pengumpulan data. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan TQMterhadap Kemajuan Usaha.

2. H0 :Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan TQM terhadap Kemajuan Usaha.

3.5 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi yang menjadi variabel penelitian yaitu: variabel TQM yaitu variabel independen/variabel bebas (X) dan variabel Kemajuan Usaha yaitu variabel dependen/variabel terikat (Y). konsep penelitian ini adalah untuk melihat, mengukur, dan menganalisis pengaruh TQM terhadap kemajuan usaha.

Gambar 3.1

TQM (X)

((


(46)

3.6 Defenisi Oprasional

Defenisi oprasional merupakan petunjuk pelaksanaan yang mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun variabel penelitian beserta defenisi oprasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel TQM (X) merupakan sebuah pendekatan yang menekankan peningkatan proses produksi secara terus menerus melalui eliminasi pemborosan, peningkatan kualitas, serta mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, tujuan akhir dari konsep TQM adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan upaya mengurangi suatu kesalahan/ketidaksempurnaan barang atau jasa yang dihasilkan.

Berikut ini merupakan indicator TQM :

1. Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi terterntu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan.Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal.Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu.Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan


(47)

kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang khas.Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

3. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta.Maksudnya, bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan.Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini.Pertama, prioritas (prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, yaitu variasi atau variabilitas kinerja manusia.Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.Dengan demikian, manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.


(48)

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Kemajuan Usaha (Y)merupakan kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri secara terus menerus dan cenderung meningkat. Adapun yang menjadi indikator dari Variabel kemajuan usaha adalah sebagai berikut :

Peluang pasar yang baik, usaha memiliki peluang yang baik dan dalam melaksanakan penetrasi pasar

Keunggulan persaingan, usaha memilki keunggulan kompetitif sehingga dapat bersaing dengan usaha sejenis

Kualitas barang/jasa, usaha memiliki kualitas yang baik atas produk yang ditawarkan kepada konsumen

Inovasi yang berproses, melaksanakan perubahan atau terobosan baru dalam setiap kegiatan usaha

Dasar budaya perusahaan, memiliki haluan dalam bertindak dan melaksanakan kegiatan usaha


(49)

Menghargai pelanggan dan pegawai, sikap dimana perusahaan menghargai keberadaan pelanggan dan pegawai dan menghargai produknya

Manajemen yang berkualitas, memiliki manajemen yang baik dan yang dapat mengotrol setiap kegiatan usaha.

Tabel 3.1 Defenisi Oprasional

Variabel Indikator

TQM (X)

Kepuasan pelanggan

Respek terhadap Setiap Orang Manajemen Berdasarkan Fakta

Perbaikan Berkesinambungan

Kemajuan Usaha (Y)

Peluang pasar yang baik Keunggulan persaingan Kualitas barang/jasa Inovasi yang berproses Dasar budaya perusahaan

Menghargai pelanggan dan pegawai


(50)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Pengumpulan Data Primer (Primary Data)

Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan menggunakan angket (kuesioner) dan observasi (pengamatan) :

Kuisioner (Angket) Tertutup

Kuisioner Tertutup adalah daftar pertanyaan berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian dimana responden dibatasi dalam menjawab dengan memberikan daftar jawaban dan responden hanya bisa menjawab dengan memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Kuisioner diberikan kepada responden yang merupakan konsumen dari Next Salon For Men untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.

Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk menambah informasi tentang TQM dan Kemajuan Usaha di RM. Lobu Bara yang didasari pada realita di lokasi penelitian.Observasi dilaksanakan secara langsung kepada pegawai dan konsumen dan terhadap TQM di RM. Lobu Bara n, Jumlah pembelian konsumen dan karakteristik konsumen, pelayanan.


(51)

2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)

Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan dan studi dokumentasi untuk penjelasannya sebagai berikut:

Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, kaya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta mamiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian yaitu dokumen-dokumen atau daftar konsumen yang membeli makanan di RM. Lobu Bara.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti membutuhkan teknik penentuan skor.Teknik penentuan skor yan digunakan dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian.Dalam penelitian ini akan digunakan lima tipe alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :

Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4


(52)

Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

3.9 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yang merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka. Metode yang digunakan adalah metode analisis korelasi dan regresi dengan bantuan program SPSS.

3.9.1 Metode Uji Instrumen

Uji instrumen untuk dapat memenuhi ketetapan dan kebenaran melalui dua persyaratan, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

A. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesenian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid bila ada ketidak sesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek.Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilities alat ukur.Sebaliknya bila alat ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya hams dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat / efektif.


(53)

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.

Dengan ketentuan:

Jika rhitung > rtabelmaka pertanyaan valid. Jika rhitung< rtabelmaka pertanyaan tiadak valid

B. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam penggunaannya. Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang di ukur dengan alat pengukuran yang dipakai. Sesuatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach ≥ 0.60 (Gozhali, 2006: 42)


(54)

3.9.2 Metode Analisis Data

A. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2008:270) ”Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen”. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh TQM (X) terhadap Kemajuan Usaha (Y).

Persamaan Regresi Linier Sederhana :

Y= a + bX

Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

x = Variabel bebas

B. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian ini uji multikolinearitas tidak digunakan karena uji ini untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang lain dalam satu model, sedangkan ujikorelasi khusus digunakan untuk time series.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat dari nilai


(55)

probabilitasnya.Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed) > α 0,05) maka data adalah normal.

C. Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis yang di gunakan :

Ho: bi £ 0, maka variabel independen (TQM) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Kemajuan Usaha).

Ho: bi > 0, maka variabel independen (TQM ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh dependen (kemajuan usaha).

Cara melakukan uji tdengan tingkat signifikan (a) = 0,05 adalah dengan membandingkan t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitungnya maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan apabila t tabelnya < t hitungnya maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2006 :65) koefesien determinasi mengukur seberapa jauh variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien determinasi adalah antara nol dan satu.Apabila hasil �2mendekati 1 maka hasil tersebut mengindikasikan korelasi yang kuat antara variabel bebas dengan


(56)

variabel terikat.Namun apabila hasil �2mendekati 0 berarti mengindikasikan korelasi yang lemah antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(57)

BAB IV

PEMABAHASAN

4. Gambaran Umum RM Lobu Bara

4.1 Sejarah Singkat RM Lobu Bara

Rumah Makan Lobu Bara di Jalan Purbasinomba No. 29 Padang Lawas Utara adalah jenis usaha yang berkaitan dengan jenis usaha bisnis kuliner.Rumah Makan Lobu Bara ini berdiri pada tahun 2008.Rumah Makan Lobu Bara ini buka dari hari senin sampai minggu, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari senin-jumat ) dan jam 10.00 sampai jam 21.00 ( pada hari sabtu dan minggu). Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Rumah Makan Lobu Bara menunjukan data pengunjung setiap harinya rata-rata 60 orang, RM Lobu Bara juga menyediakan layanan pesan antar kepada konsumen yang tidak dapat datang ke RM Lobu Bara baik dalam jumlah kecil ataupun besar..

Sejak tahun 2008 hingga saat ini Rumah Makan Lobu Bara tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Padang Lawas Utara ataupun masyarakat pendatang yang berkunjung kePadang Lawas Utara. Rumah makan ini terkenal dengan Holat, holat adalah olahan dari ikan mas yang dibakar lalu dilumuri dengan kuah yang berasal dari resep rahasia untuk Rumah Makan Lobu Bara. Rumah Makan Lobu Bara merupakan rumah makan yang sangat memperhatikan pelayanan dan sistem manajemen yang baik yangmenjadi daya tarik bagi konsumen.Dalam mengembangkan usaha Rumah Makan Lobura menerapkan


(58)

sistem manajemen yang terpadu dan professional dengan jumlah karyawan yang mencapai 30 orang.

4.2 Visi dan Misi Lobu Bara

Visi

Sebagai dasar gerak langkah RM Lobu Bara untuk ikut berkiprah dalam memperkenalkan masakan khas padang lawas utara, rumah makan ini memiliki visi yang merupakan pedoman untuk menjalan setiap aktivitas bisnisnya tersebut sebagai berikut:

“Menjadi Rumah Makan no 1 dengan menu andalan kuliner khas padang lawas ke seluruh daerah di sumatera utara”

Misi

Untuk mencapai visi yang telah dicanangkan oleh RM Lobu Bara tersebut maka dibutuhkan langkah - langkah pencapaiannya ( Misi ) yaitu sebagai berikut: 1. Menyajikan Makanan Khas dari Padang Lawas utara dengan kualitas bahan yang bermutu

2. Meningkatkan tingkat pelayanan yang juga diikuti dengan meperkenalkan budaya dari Padang Lawas Utara

4.3 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan dan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan diolah untuk mengetahui Pandangan Konsumen dalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Usaha RM. Lobu Bara


(59)

pada bulan oktober sampai bulan november 2014. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 orang konsumen RM Lobu Bara.

4.3.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen RM Lobu Bara saat melakukan pembelian di Rumah makan tersebut. Terdapat 4 karakteristik responden yangdimasukkan dalam penelitian, yaitu berdasarkan usia, pendidikan terakhir, penghasilan danfrekuensi berkunjung. Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud,maka disajikan tabel mengenairesponden seperti dijelaskan berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Umur Frekuensi (%)

1 < 25 tahun 5 5%

2 25 – 35 tahun 35 35%

3 36 – 45 tahun 40 40%

4 >45 tahun 20 20%

Jumlah 100 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014


(60)

orang atau 5% diantaranya merupakan responden dengan umur < 25 tahun, 35 orang atau 35% responden berumur 25-35 tahun, dan 40 orang atau 40% dari responden berumur 36 - 45 tahun dan sebanyak 20 orang atau 20% berusia > 45 tahun.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdsarkan Pendidikan Terakhir

No Keterangan Frekuensi (%)

1 SD 0 0%

2 SMP 10 100%

3 SMU 35 35%

4 Akademia 20 20%

5 Sarjana 45 45%

6 Pasca Sarjana 0 0%

Jumlah 100 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh informasi tentang karakteristik responden berdasarkan pendidikan yaitu sebanyak 10 orang atau 10% berpendidikan SMP, 35 orang atau 35% berpendidikan terakhir SMU, 20 orang atau 20% berependidikan terakhir Akademia dan 45 orang atau 45 % berpendidikan Sarjana.


(61)

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Bersarkan Penghasilan

No Keterangan Frekuensi (%)

1 < Rp 1.400.000 25 25%

2 . Rp 1.400.000 - Rp 2.000.000

35 35%

3 . Rp 2.000.000 - Rp. 3.500.000

15 15%

4 Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000

20 20%

5 > Rp 5.000.000 5 5%

Jumlah 100 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh informasi tentang karakteristik responden berdasarkan penghasilam yaitu sebanyak 25 orang atau 25% berpenghasilan < Rp 1.400.000 , 35 orang atau 35% berpenghasilan Rp 1.400.000 - Rp 2.000.000, 15 orang atau 15% Rp 2.000.000 - Rp. 3.500.000dan 20 orang atau 20% berpenghasilan Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000, dan 5 orang atau 5 % berpenghasilan > Rp 5.000.000.


(62)

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung

No Keterangan Frekuensi (%)

1 1 kali/ minggu 45 25%

2 2 kali/minggu 25 35%

3 3 kali/ minggu 15 15%

4 >3 kali/ minggu 15 20%

Jumlah 100 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh informasi tentang karakteristik responden berdasarkan frekuensi berkunjung yaitu sebanyak 45 orang atau 45% berkunjung 1 kali/minggu , 25 orang atau 25% berkunjung 2 kali/minggu, 15 orang atau 15% berkunjung 3 kali/minggu dan 15 orang atau 15% berkunjung >3 kali/minggu.


(63)

4.3.2 Distribusi Jawaban Variabel TQM

Tabel 4.5 Pelayanan Di Rumah Makan Lobu Bara Baik Dan Sesuai Dengan

Keingginan

X1.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 5 5.0 5.0 5.0

tidak setuju 12 12.0 12.0 17.0

kurang setuju 21 21.0 21.0 38.0

Setuju 42 42.0 42.0 80.0

sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Pelayanan Di Rumah Makan Lobu Bara Baik Dan Sesuai Dengan Keingginan adalah sebanyak 20 orang atau 20%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 42 orang atau 42%, 21 atau 21 % menjawab kurang setuju, 12 atau 12% menjawab tidak setuju dan 5 orang atau 5% menjawab sangat tidak setuju.


(64)

Tabel 4.6 Makan Yang Dijual Rumah Makan Lobu Bara Adalah

MakananDengan Kualitas Yang Baik

X1.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0

tidak setuju 8 8.0 8.0 12.0

kurang setuju 19 19.0 19.0 31.0

setuju 44 44.0 44.0 75.0

sangat setuju 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Makan Yang Dijual Rumah Makan Lobu Bara Adalah Makanan Dengan Kualitas Yang Baikadalah sebanyak 25 orang atau 25%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 44 orang atau 44%, 19 atau 19 % menjawab kurang setuju, 9 atau 9% menjawab tidak setuju dan 4 orang atau 4% menjawab sangat tidak setuju.


(65)

Tabel 4.7 Harga Yang Ditawarkan Oleh Rumah Makan Lobu Bara

Terhadap Seluruh Makanan Yang Dijual Sesuai Dengan Kemampuan Dan

Keingginan

X1.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 10 10.0 10.0 10.0

tidak setuju 18 18.0 18.0 28.0

kurang setuju 20 20.0 20.0 48.0

setuju 38 38.0 38.0 86.0

sangat setuju 14 14.0 14.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangatsetuju mengenai Harga Yang Ditawarkan Oleh Rumah Makan Lobu Bara Terhadap Seluruh Makanan Yang Dijual Sesuai Dengan Kemampuan Dan Keingginanadalah sebanyak 14 orang atau 14%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 38 orang atau 38%, 20 atau 20 % menjawab kurang setuju, 18 atau 18% menjawab tidak setuju dan 10 orang atau 10% menjawab sangat tidak setuju.


(66)

Tabel 4.8 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Adalah

Karyawan Yang Memiliki Kemapuan Yang Baik Dalam Bekerja

X1.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

tidak setuju 2 2.0 2.0 5.0

kurang setuju 28 28.0 28.0 33.0

setuju 44 44.0 44.0 77.0

sangat setuju 23 23.0 23.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Adalah Karyawan Yang Memiliki Kemapuan Yang Baik Dalam Bekerjaadalah sebanyak 23 orang atau 23%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 44 orang atau 44%, 28 atau 28 % menjawab kurang setuju, 2 atau 2% menjawab tidak setuju dan 3 orang atau 3% menjawab sangat tidak setuju.


(67)

Tabel 4.9 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara

Diperlakukan Secara Baik

X1.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

tidak setuju 6 6.0 6.0 13.0

kurang setuju 23 23.0 23.0 36.0

Setuju 37 37.0 37.0 73.0

sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Diperlakukan Secara Baik adalah sebanyak 27 orang atau 27%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 37 orang atau 37%, 23 atau 23 % menjawab kurang setuju, 6 atau 6% menjawab tidak setuju dan 7 orang atau 7% menjawab sangat tidak setuju.


(68)

Tabel 4.10 Memilih Makanan Yang Dijual Dan Memilih Penentuan Suasana

Toko Rumah Makan Lobu Bara Selalu Menampilkan Ciri Khas Dari Rumah

Makan Lobu Bara.

X1.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0

tidak setuju 17 17.0 17.0 18.0

kurang setuju 20 20.0 20.0 38.0

setuju 41 41.0 41.0 79.0

sangat setuju 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Memilih Makanan Yang Dijual Dan Memilih Penentuan Suasana Toko Rumah Makan Lobu Bara Selalu Menampilkan Ciri Khas Dari Rumah Makan Lobu Baraadalah sebanyak 21 orang atau 21%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 41 orang atau 41%, 20 atau 20 % menjawab kurang setuju, 17 atau 17% menjawab tidak setuju dan 1 orang atau 1% menjawab sangat tidak setuju.


(69)

Tabel 4.11 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Siap Dan Singap Dalam

Menanggapi Keinginan Konsumen

X1.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 12 12.0 12.0 12.0

tidak setuju 9 9.0 9.0 21.0

kurang setuju 23 23.0 23.0 44.0

setuju 35 35.0 35.0 79.0

sangat setuju 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Rumah Makan Lobu Bara Selalu Siap Dan Singap Dalam Menanggapi Keinginan Konsumenadalah sebanyak 21 orang atau 21%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 35 orang atau 35%, 23 atau 23 % menjawab kurang setuju, 9 atau 9% menjawab tidak setuju dan 12 orang atau 12% menjawab sangat tidak setuju.


(70)

Tabel 4.12 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Melaksanakan Perbaikan Atas

Setiap Kesalahan – Kesalahan Yang Telah Dilaksanakan

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Rumah Makan Lobu Bara Selalu Melaksanakan Perbaikan Atas Setiap Kesalahan – Kesalahan Yang Telah Dilaksanakanadalah sebanyak 19 orang atau 19%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 47 orang atau 47%, 24 atau 24 % menjawab kurang setuju, 6 atau 6% menjawab tidak setuju dan 4 orang atau 4 % menjawab sangat tidak setuju.

X1.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0

tidak setuju 6 6.0 6.0 10.0

kurang setuju 24 24.0 24.0 34.0

setuju 47 47.0 47.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0


(71)

Tabel 4.13 Pimpinan Selalu Memeriksa Langsung Kinerja Pegawai Dan

Kualitas Makanan Serta Menanyakan Tanggapan Pelanggan Tentang

Rumah Makan Lobu Bara.

X1.9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0

tidak setuju 10 10.0 10.0 16.0

kurang setuju 22 22.0 22.0 38.0

Setuju 43 43.0 43.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Pimpinan Selalu Memeriksa Langsung Kinerja Pegawai Dan Kualitas Makanan Serta Menanyakan Tanggapan Pelanggan Tentang Rumah Makan Lobu Bara adalah sebanyak 19 orang atau 19%, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 43 orang atau 43%, 22 atau 22 % menjawab kurang setuju, 10 atau 10% menjawab tidak setuju dan 6 orang atau 6 % menjawab sangat tidak setuju.


(72)

Tabel 4.14 Rumah Makan Lobu Bara Merupakan Hasil Dari Perecanaan

Usaha Yang Baik

X1.10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

tidak setuju 4 4.0 4.0 11.0

kurang setuju 36 36.0 36.0 47.0

setuju 33 33.0 33.0 80.0

sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Olahan Statistik 2014

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Rumah Makan Lobu Bara Merupakan Hasil Dari Perecanaan Usaha Yang Baikadalah sebanyak 20 orang atau 20 %, sedangkan responden yang menyatakan setuju adalah 33 orang atau 33%, 36 atau 36 % menjawab kurang setuju, 4 atau 4% menjawab tidak setuju dan 7 orang atau 7 % menjawab sangat tidak setuju.


(1)

sangat setuju 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X1.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0

tidak setuju 6 6.0 6.0 10.0

kurang setuju 24 24.0 24.0 34.0

setuju 47 47.0 47.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X1.9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0

tidak setuju 10 10.0 10.0 16.0

kurang setuju 22 22.0 22.0 38.0

setuju 43 43.0 43.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0


(2)

X1.10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

tidak setuju 4 4.0 4.0 11.0

kurang setuju 36 36.0 36.0 47.0

tidak setuju 33 33.0 33.0 80.0

sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Jawaban Y

Y1.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 11 11.0 11.0 11.0

kurang setuju 26 26.0 26.0 37.0

setuju 43 43.0 43.0 80.0

sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

kurang setuju 25 25.0 25.0 32.0

setuju 52 52.0 52.0 84.0

sangat setuju 16 16.0 16.0 100.0


(3)

Y1.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 9 9.0 9.0 9.0

tidak setuju 3 3.0 3.0 12.0

kurangs setuju 21 21.0 21.0 33.0

setuju 48 48.0 48.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

kurang setuju 31 31.0 31.0 38.0

setuju 43 43.0 43.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0

tidak setuju 4 4.0 4.0 6.0

kurang setuju 19 19.0 19.0 25.0

setuju 49 49.0 49.0 74.0

sangat setuju 26 26.0 26.0 100.0


(4)

Y1.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

tidak setuju 9 9.0 9.0 12.0

kurang setuju 25 25.0 25.0 37.0

setuju 43 43.0 43.0 80.0

sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

tidak setuju 9 9.0 9.0 16.0

kurang setuju 17 17.0 17.0 33.0

setuju 47 47.0 47.0 80.0

sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

tidak setuju 6 6.0 6.0 9.0

kurang setuju 26 26.0 26.0 35.0


(5)

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0

tidak setuju 10 10.0 10.0 16.0

kurang setuju 22 22.0 22.0 38.0

setuju 43 43.0 43.0 81.0

sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y1.10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 7 7.0 7.0 7.0

kurang setuju 25 25.0 25.0 32.0

setuju 50 50.0 50.0 82.0

sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0


(6)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .529a .512 .502 5.36564 1.868

a. Predictors: (Constant), TQM

b. Dependent Variable: Kemajuan Usaha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardi zed Coefficien

ts

t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower Bound

Upper Bound

Zero-order Partial Part

Toleran

ce VIF

1 (Consta

nt) 22.355 2.472 9.045 .000 17.450 27.260

TQM .412 .067 .529 6.165 .000 .279 .544 .529 .529 .529 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Kemajuan Usaha