Pengukuran Tingkat Kebisingan Kebisingan

23

2.4.2. Pengukuran Tingkat Kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil pengukuran yang terukur di lapangan dalam periode waktu tertentu dengan standar yang telah ditetapkan serta dapat dijadikan sebuah langkah awal atau bahan pertimbangan untuk pengendalian. Pengukuran tingkat kebisingan pada suatu area dapat diukur dengan menggunakan Sound Level Meter SLM. Untuk mengetahui secara jelas pola kebisingan pada suatu area yang berdekatan dengan objek yang menghasilkan kebisingan, pengukuran dengan SLM, tidak dapat sekedar dilakukan sesaat dalam waktu tertentu. Idealnya pengukuran dilakukan selama beberapa saat dalam suatu periode tertentu. Cara ini penting untuk mendapatkan gambaran pasti terhadap pola kebisingan sesungguhnya, terutama kebisingan yang muncul secara fluktuatif, seperti kebisingan jalan raya akibat lalu lalangnya kendaraan bermotor. Menurut Mediastika 2005, pengukuran dengan sistem angka penunjuk yang paling banyak digunakan adalah angka penunjuk ekuivalen equivalent index = L eq . Angka penunjuk ekuivalen adalah tingkat kebisingan yang berubah-ubah fluktuatif yang di ukur selama waktu tertentu, yang tertentu, yang besarnya setara dengan tingkat kebisingan tunak steady yang diukur pada selang waktu yang sama. Apabila rentang waktu pengukuran diperpendek, maka angka penunjuk ekuivalen yang diperoleh lebih tinggi daripada pengukuran dalam rentang waktu yang lebih panjang. Meskipun menunjukkan hasil yang berbeda, sesungguhnya total energi sumber bunyi tersebut sama. Tingkat Bising Equivalen L eq adalah suatu angka tingkat kebisingan tunggal dalam beban Weighting Network A, yang menunjukkan energi bunyi yang Universitas Sumatera Utara 24 equivalen dengan energi yang berubah-ubah dalam selang waktu tertentu, secara matematis adalah sebagai berikut : L eq = 10 log 1 100 Σ fi . 10 Li10 Dimana : L eq = Tingkat bising sinambung equivalen dalam dB A L i = Tingkat tekanan suara ke 1 fi = Fraksi Waktu Untuk menentukan apakah suatu kebisingan yang muncul di jalan raya telah memasuki tahap polusi kebisingan, maka kebisingan yang muncul dapat diukur dengan penunjuk atau indeks polusi kebisingan L NP . Persamaan untuk menentukan L NP dikembangkan oleh Robinson dalam Hobbs, 1995, dimana: L NP = L eq + 2,56 σ Dimana : L eq = Tingkat bising sinambung equivalen σ = Standar deviasi Khusus untuk kebisingan yang muncul dari jalan, tingkat kebisingannya dapat ditentukan melalui indeks kebisingan lalu lintas. Indeks kebisingan lalu lintas adalah angka yang menunjukkan hubungan antara perbedaan tingkat kebisingan maksimum dan minimum dengan gangguan yang ditimbulkan oleh kebisingan lalu lintas T NI = 4 L10 - L90 + L90 – 30 Dimana : T NI = Indeks kebisingan lalu lintas Harga T NI yang diperbolehkan adalah 74 dB. Universitas Sumatera Utara 25 Pengukuran kebisingan umumnya dilakukan dengan memakai alat Sound Level Meter atau dapat dihitung dengan menggunakan model yang telah dikembangkan. Sound Level Meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan, yang terdiri dari mikrofon, amplifier, sirkuit affenuator dan beberapa alat lainnya. Alat ini mengukur kebisingan antara 30 - 130 dB dan dari frekwensi 20 - 20.000 Hz. SLM dibuat berdasarkan standar ANSI American National Standard Institute tahun 1977 dan dilengkapi dengan alat pengukur 3 macam frekwensi yaitu A, B dan C yang menentukan secara kasar frekwensi bising tersebut : 1. Jaringan frekwensi A mendekati frekwensi karakteristik respon telinga untuk suara rendah yang kira-kira dibawah 55 dB. 2. Jaringan frekwensi B dimaksudkan mendekati reaksi telinga untuk batas antara 55 - 85 dB. 3. Jaringan frekwensi C berhubungan dengan reaksi telinga untuk batas 85 dB. 1. Sound level meter yang dipakai dalam penelitian ini adalah type Multifunction Environment Meter 4 in 1 CEM DT-8820 Gambar 2.8 yang diperoleh dari Laboratorium Ergonomi dan Laboratorium Core Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Gambar 2.8 Multifunction Environment Meter 4 in 1 CEM DT-8820 Universitas Sumatera Utara 26 Prosedur tata cara penggunaan alat Sound Level Meter type Multifunction Environment Meter 4 in 1 CEM DT-8820 : 1. Tekan tombol “ON” pada alat sound level meter sesuaikan pada tombol kanan A kanan atas. 2. Pastikan tombol pengaturan decibel dB antara 50-100 pastikan tombol kanan bawah pada posisi fast. 3. Posisikan alat ukur setinggi telinga manusia yang ada ditempat kerja. Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau penghalang sumber bunyi. 4. Arahkan microfon alat ukur dengan sumber bunyi dengan kemiringan 70º - 80º dari sumber bunyi. 5. Baca display pada alat sound level meter, catat hasil pembacaan pada form kebisingan data lapangan.

2.5 Kajian Penelitian Terdahulu