tunggal pada konsentrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan slope, intersep dan
koefisien korelasinya Gandjar dan Rohman, 2007.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali. Ini merupakan jenis penelitian terbaik dalam pengujian hipotesis hubungan kausalitas.
3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan, mulai dari bulan Maret sampai Juni 2014.
3. 3 Alat dan Bahan
3. 3. 1 Alat - alat
Universitas Sumatera Utara
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah labu tentukur, beaker glass, hot plate, erlenmeyer, gelas ukur, neraca analitik, corong, kertas saring,
spatula, penangas air, komputer dan spektrofotometerUVvisibel.
3. 3. 2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah natrium benzoat BPFI, vitamin B6 BPFI, dan HCl 0,1N.
3. 4 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang terambil mempunyai karakteristik yang sama
dengan yang diteliti. Sampel minuman berenergi yang digunakan dibeli di beberapa minimarket di sekitar Universitas Sumatera Utara, Medan,dengan merek
yang berbeda. Sampel yang dianalisis diberi kode K dan M dengan nomor bets masing-masing merk sama.Kompisisi dan gambar sampel dapat dilihat di
lampiran 23 dan 24 halaman 99 dan 100.
3. 5 Prosedur Penelitian
3. 5. 1 Pembuatan Pereaksi
Diencerkan 8,5 mL HCl 37 dengan 1 liter akuades untuk membuat pelarut HCl 0,1N Ditjen POM, 1979. Perhitungannya dapat dilihat di lampiran 1
halaman 52.
Universitas Sumatera Utara
3. 5. 2 Pembuatan Larutan Induk Baku dan Larutan Standar 3. 5. 2. 1Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Benzoat BPFI
Larutan induk natrium benzoat dibuat dengan menimbang seksama serbuk natrium benzoat sebanyak 59 mg yang setara dengan 50 mg asam benzoat,
kemudian dilarutkan dengan 20 mLpelarut HCl 0,1N di dalam labu tentukur100 mL dan dicukupkan, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 5
00 μgmL LIB I. Selanjutnya diambil 10mL larutan LIB I untuk diencerkan dengan HCl
0,1N di dalam labu tentukur100 mL untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi 5
0 μgmL LIB II.
3. 5. 2. 2 Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin B6 BPFI