Gambar 9. Kurvatumpang tindihserapan vitamin B6 dalam berbagai
konsentrasi
Gambar 10. Kurva tumpang tindih serapan derivat pertamavitamin B6 dalam
berbagai konsentrasi
Gambar 11. Kurvatumpang tindih serapan derivat kedua vitamin B6 dalam berbagai konsentrasi
Dari gambar 9, 10, dan 11 dapat dilihat bahwa hasil kurva tumpang tindih dari vitamin B6 dalam berbagai konsentrasi baik dari kurva serapan, derivat
pertama dan derivat kedua, memiliki bentuk kurva yang serupa
4. 3 Hasil Penentuan Zero Crossing
4. 3. 1. Penentuan Zero CrossingNatrium Benzoat
n m . 2 0 0 ,0 0
2 5 0 ,0 0 3 0 0 ,0 0
3 5 0 ,0 0 4 0
Abs.
1 ,0 0 0 0
0 ,5 0 0 0
0 ,0 0 0 0 -0 ,2 2 9 6
Universitas Sumatera Utara
Kurva serapan derivat pertama dan kedua natrium benzoat dalam berbagai konsentrasi ditumpangtindihkanuntuk mendapatkan zero crossing. Gambar 12 dan
13 adalah zero crossing natrium benzoat derivat pertama dan kedua.
Gambar 12. Zero crossing natrium benzoat derivat pertama dalam berbagai
konsentrasi
Gambar 13. Zero crossing natrium benzoat derivat kedua dalam berbagai
konsentrasi Dari gambar 12 dan 13 dapat diperoleh beberapa zero crossingdari natrium
benzoat pada masing-masing kurva tumpang tindih serapan derivat pertama dan kedua masing-masing dalam berbagai berbagai konsentrasi.
4. 3. 2 Penentuan Zero Crossing Vitamin B6
Universitas Sumatera Utara
Kurva serapan derivat pertama dan kedua vitamin B6 dalam berbagai konsentrasi ditumpangtindihkan untuk mendapatkan zero crossing. Gambar 14
dan 15 adalah zero crossing vitamin B6 derivat pertama dan kedua.
Gambar 14. Zero crossing vitamin B6 derivat pertama dalam berbagai
konsentrasi
Gambar 15. Zero crossing vitamin B6 derivat kedua dalam berbagai
konsentrasi Dari gambar 14 dan 15 dapat diperoleh beberapa zero crossing dari
vitamin B6 pada masing-masing kurva tumpang tindih serapan derivat pertama dan kedua masing-masing dalam berbagai berbagai konsentrasi.
4. 4 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Universitas Sumatera Utara
Panjang gelombang analisis didapatkan dengan menentukan zero crossing dari kurva serapan maksimum natrium benzoat, vitamin B6 dan campuran natrium
benzoat dan vitamin B6 yang ditumpangtindihkan. Kurva tumpang tindih serapan maksimum, derivat pertama dan derivat kedua natrium benzoat dan vitamin B6
dapat dilihat pada gambar 16, 17 dan 18.
Gambar 16. Kurva tumpang tindihserapan maksimum natrium benzoat dan
vitamin B6
Gambar 17. Kurva tumpang tindih serapan maksimum derivat pertama natrium
benzoat dan vitamin B6
nm . 200,00
250,00 300,00
350,00 400
Ab s.
1,0000
0,5000
0,0000 -0,2176
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Kurva tumpang tindih serapan maksimum derivat kedua natrium
benzoat dan vitamin B6 Dari gambar 16, 17 dan 18 diperoleh hasil bahwa pada spektrum derivat
pertama ditemukan zero crossing hanya untuk vitamin B6. Jika dilihat hanya dari zero crossing senyawa tunggalnya saja, pada serapan derivat pertama, zero
crossing untuk natrium benzoat yaitu pada 209,8nm; 230,0nm; 259,2nm; 273,6nm; dan 298,2 nm. Sedangkan untuk vitamin B6 pada 202,4nm; 258nm;
292,8nm; dan 325,6 nm. Namun jika kita lihat pada gambar 17 dan 18, didapatkan hanya panjang
gelombang analisis untuk vitamin B6 saja. Sedangkan panjang gelombang analisis untuk natrium benzoat belum bisa ditentukan. Oleh karenanya dibuat spektrum
serapan derivat kedua untuk mendapatkan panjang gelombang analisis natrium benzoat dan vitamin B6.
Bila kedua pita serapan mempunyai panjang gelombang yang hampir sama akan terjadi pelebaran pita, maka kurva derivatif pertama tidak akan membantu
pemisahan spektranya. Pada situasi tersebut maka dicoba derivatif kedua Nurhidayati, 2007.
nm . 200,00
250,00 300,00
350,00 400
Ab s.
0,0100
0,0000
-0,0100
-0,0200 -0,0217
Universitas Sumatera Utara
Dari spektrum derivat kedua, didapatkan zero crossing untuk natrium benzoat dan vitamin B6. Maka, pengukuran akan dilakukan pada derivat kedua
dengan panjang gelombang analisis yang diperoleh. Kurva tumpang tindih serapan maksimum, derivat pertama dan derivat kedua natrium benzoat, vitamin
B6 dan campuran natrium benzoat dan vitamin B6 dapat dilihat pada kurva gambar 19, 20, dan 21. Sedangkan panjang gelombang analisis natrium benzoat
dan vitamin B6 dapat dilihat pada gambar 22 dan 23.
Gambar 19. Kurvatumpang tindih serapan maksimum natrium benzoat,
vitamin B6 dan campuran natrium benzoat dan vitamin B6
Gambar 20. Kurvatumpang tindih serapan maksimumderivat pertama natrium
benzoat, vitamin B6 dan campuran natrium benzoat dan vitamin B6
nm . 200,00
250,00 300,00
350,00 400
Ab s.
1,0000
0,5000
0,0000 -0,2176
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21. Kurva tumpang tindihserapanmaksimum derivat kedua natrium
benzoat, vitamin B6 dan campuran natrium benzoat dan vitamin B6
Gambar 22. Panjang gelombang analisis natrium benzoat
Gambar 23. Panjang gelombang analisis vitamin B6
Dari gambar 19 sampai 23 diperoleh panjang gelombang analisis untuk penetapan kadar campuran natrium benzoat dan vitamin B6 adalah pada serapan
derivat kedua. Hal ini diketahui berdasarkan zero crossing pada setiap derivat.
n m . 2 0 0 ,0 0
2 5 0 ,0 0 3 0 0 ,0 0
3 5 0 ,0 0 4 0
Ab s.
0 ,0 1 0 0
0 ,0 0 0 0
-0 ,0 1 0 0
-0 ,0 2 0 0 -0 ,0 2 1 7
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil spektrum serapan derivat kedua, diketahui bahwa zero crossing untuk natrium benzoat berada pada panjang gelombang 203,4nm; 220,2nm;
241,0nm; 267,6nm; 278,2nm dan 300,0 – 400,0 nm . Sedangkan zero crossing untuk vitamin B6 adalah pada panjang gelombang 211,8nm; 226,8nm; 241,4nm;
379,6nm; 302,2nm dan 325,0 – 400,0 nm. Setelah spektrum serapan derivat kedua dari kedua zat ditumpang tindihkan, diperoleh beberapa panjang gelombang
analisis. Panjang gelombang analisis spektrum derivat kedua yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Panjang Gelombang Analisis Spektrum Derivat Kedua
Analit Panjang Gelombang nm pada Spektrum Derivat Kedua
220,2 226,8
245,4 267,8
279,8 307,4
Natrium Benzoat 5 μgmL
-0 -0,0031
0,0032 -0,0002
Vitamin B6 10,5 μgmL
0,0046 0,0013
-0 0,0032
Campuran Natrium Benzoat
dan Vitamin B6 0,0051
-0,0002 0,0029
0,0010 -0,002
0,0036
Dari tabel 4.1 diperoleh panjang gelombang analisis yang paling tepat digunakan untuk menentukan kadar sampel adalah pada 245,4 nm untuk natrium
benzoat dan 307,4 nm untuk vitamin B6. Penentuan panjang gelombang analisis ini didasarkan pada nilai serapan ketiga spektrum pada panjang gelombang
tersebut. Pada panjang gelombang 245,4 nm, nilai serapan vitamin B6 adalah nol, sedangkan nilai serapan untuk natrium benzoat dan larutan campuran hampir
Universitas Sumatera Utara
sama dan maksimum yaitu 0,0032 dan 0,0029. Sehingga untuk natrium benzoat panjang gelombang analisisnya adalah pada 245,4 nm. Sedangkan untuk vitamin
B6 panjang gelombang analisis yang dipakai adalah 307,4 nm. Hal ini dikarenakan nilai serapan dari vitamin B6 dan larutan campuran pada panjang
gelombang tersebut hampir sama dan maksimum yaitu 0,0032 dan 0,0036. Menurut Nurhidayati 2007,bila campuran biner memiliki panjang
gelombang zero crossing lebih dari satu, maka yang dipilih untuk dijadikan panjang gelombang analisis adalah panjang gelombang zero crossing yang
serapan pasangannya dan campurannya persis sama, karena pada panjang gelombang tersebut dapat secara selektif mengukur serapan senyawa pasangannya
dan memiliki serapan yang paling besar. Pada serapan yang paling besar, serapannya lebih stabil sehingga kesalahan analisis dapat diperkecil.
4. 5 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi