KESIMPULAN Sejarah Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja (1985- 2002)

59 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Pekebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1921. Pemilik PT. SIPEF masuk ke Bukit Maradja dengan ijin dari pemerintahan kolonial Belanda sebagai penjajah Nusantara dan juga didasari oleh “politik pintu terbuka”. Tujuan dari PT. SIPEF masuk ke Indonesia adalah untuk mengelolah perusahaan perkebunan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Pada awal berdirinya PT. SIPEF menanam tanaman karet sebagai tanaman awal dan mereka menganggap kedepannya tanaman karet ini dapat memberikan untuk yang besar. Pada tahun 1964 PT. SIPEF pernah diambil alih oleh pemerintah yang dilatar belakangi oleh konfrontasi Indonesia-Malaysia. Pengambilalihan ini merupakan antisipasi agar Negara Belgia tidak mendukung Malaysia agar negara asal dari pemilik perusahaan ini sadar bahwa mereka memiliki kepentingan di Indonesia. setelah konfrotasi mereda, pada tahun 1968 perkebunan PT. SIPEF dikembalikan kepada pemiliknya Sebelum tahun 1985 perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja telah mengkonversi tanaman perkebunannya. Konversi pertama terjadi pada tahun 1972 yaitu menggantikan sebagian tanaman karet menjadi tanaman coklat dan tanaman 60 kelapa sawit. Pergantian tanaman karet menjadi tanaman coklat dan sawit didasari oleh beberapa faktor yaitu biaya produksi karet sangat besar karna membutuhkan banyak pekerja dan apabila hujan di pagi hari maka perkebunan karet tidak dapat di sadap ditambah lagi fluktuasi harga karet tidak menentu. Pemilik perusahaan mulai mengambil kebijakan untuk menggantikan tanaman karet seutyhnya dengan cara berangsur-angsur. Pada tahun 1985 terjadi konversi tanaman yaitu mengganti tanaman karet menjadi tanaman sawit. Hal ini dipengaruhi oleh biaya produksi sawit yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi tanaman karet. Selain biaya produksi alasan lain menganti tanaman karet menjadi kelapa sawit didasari oleh harga minyak sawit di tahun1980an cukup stabil dipasaran dunia. Pergantian tanaman ini terus berlangsung hingga di ahun 1999 semua perkebuna PT. SIPEF Bukit Maradja Estate telah menjadi tanaman kelapa sawit. Pergantian tanaman karet menjadi sawit telah menguntungkan pemilik PT. SIPEF Bukit Maradja Estate. Keuntungan pemilik perusahaan akan berimbas kepada karyawannya. Keuntungan yang didapat karyawan setelah perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja menjadi perkebunan kelapa sawit dapat dilihat dari pendapatan karyawannya. Pada masa perkebunan karet pendapatan karyawan dapat dikatakan hanya sebatas gaji pokok karena tanaman karet tidak dapat disadap pada musim hujan dan disadap pada siang hari. Sedangkan tanaman kelapa sawit walaupun musim hujan masih dapat dipanen setelah hujan mereda. Hasil dari tanaman sawit cukup banyak dan selalu melebihi standart borong perhari setiap pemanenan sehingga karyawan 61 mendapat premi yang cukup banyak. Gaji karyawan ditambah premi yang didapat karyawan dapat dikatakan kehidupan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate lebih sejahtera dibandingan pada masa perkebunan karet. Kesejahteraan ini di dukung oleh perkembangan atau lebih banyak anak karyawan yang sekolah di Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Mengah Atas SMA bahkan sampai ada anak karyawan yang mencapai perguruan tinggi walaupun biaya untuk kuliah itu sangat-sangat besar untuk karyawan. Hal ini sangat menunjukkan kesejahteraan karyawan.

5.2 Saran