Sejarah Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja (1985- 2002)

(1)

Lampiran 1

Gambar 1. Pembibitan Kelapa Sawit PT. SIPEf Bukit Maradja Estate


(2)

Lampiran 2

Gambar 2. Poliklinik PT. SIPEF Bukit Maradja Estate


(3)

Lampiran 3.

Gambar. 3 perumahan lama yang masih ada sampai sekarang


(4)

Lampiran 4

Gambar 4. Kantor Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Haryanto, Budidaya Karet Unggul: Prospek Jitu Investasi Masa Depan, Yogyakarta Pustaka Baru Press, 2012.

Devi, T. Keyzerina, Poenale Sanctie: Studi Tentang Globalisasi Ekonomi dan Perubahan Hukum di Indonesia (1870-1950), Medan: Program pascasarjana USU, 2004

Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI press, 1985.

Kartodirdjo, Sartono dan Djoko Suryo, Sejarah Perkebunan di Indonesia, Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media, 1991.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995 Marihandono, Joko dan Harto Juwono, Sejarah Perlawanan Sang Nawaluh Damanik

Menentang Kolonialisme Belanda di Simalungun (edisi kedua), Medan: CV. Sinarta, 2012.

Mubyarto dan Awan Setya Dewanta, Karet: Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media, 1991.

Nduru, Hartono Putra, Dkk., Praktek Kerja Lapangan PT. Estern Sumatera Indonesia Bukit Maradja Eastate Kec. Gunung Malela, Kab. Simalungun (Tidak Diterbitkan), Medan: Fakultas Pertanian USU, 2015.

Pahan, Iyung, Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir, Jakarta: Swadaya, 2006

Poesponegoro, Marwati Djoenoed dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia IV, Jakarta: Balai Pustaka, 1984.

Sakinah, Jehan Indah, Sumber Daya Manusia di PT. Eastern Sumatera Indonesia Bukit Maradaja Estate Pematang Siantar, (Laporan Praktek Kerja Lapangan), Tidak diterbitkan, Medan: Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, 2004


(6)

Soepomo, Irman, Hukum Perburuhan, Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan, Jakarta: Penerbit Djambatan, 1992.

Tim Penyusun Buku Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Salim Group, Salim Plantations, Pedoman Teknis Budaya Kelapa Sawit, Jakarta: tanpa penerbit, 1995.


(7)

MANAJEMEN PT. SIPEF BUKIT MARADJA ESTATE

(1985-2002)

Menajemen merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan. Manajemen berfungsi untuk memimpin, merencanakan kegiatan dan mengawasi kegiatan didalam perusahaan. Didalam PT. SIPEF bukit Maradja Estate juga terdapat manajemen ditinjau dari hal berikut.

3.1 Stuktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran sistem kerja yang berlaku di dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memajukan kegiatan dan sasaran unit- unit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.12Struktur organisasi diciptakan untuk membagi-bagi tugas beberapa pekerjaan dan untuk memnciptakan garis komando dari atas sampai kebawah. Garis komando diciptakan untuk mengatur dan mengontrol bawahan agar pekerjaan berjalan dengan semestinya. Didalam PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate juga ada struktur organisasi. Struktur organisasi di PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate dimulai dari Manager sebagai pimpinan tertinggi kemudian disusul oleh Asissten Kepala, KTU dan Assisten sampai pada karyawan sebagai posisi atau jabatan terendah di perkebunan ini. Struktur organisasi di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate dapat digambarkan sebagai berikut:


(8)

S


(9)

ADM atatu Administerateur merupakan pimpinan tertinggi di perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate. ADM merupakn orang yang menjalankan perkebunan dan mengambil keputusan tanpa menyalahi intruksi dari pimpinan Pusat perkebunan. Adapun tugas dan tanggungjawab dari manager adalah:

- Manager yang bertindak sebagai top manager/pimpinan tertinggi PT. SIPEF Bukit Maradja dan bertanggungjawab kepada Direksi.

- Manager memimpin perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari 8 afdeling dengan di bantu oleh beberapa staffnya.

- Manager membuat Rencana Anggaran Kerja di Perusahaan (RAKP) sesuai dengan ketentuan/pedoman yang telah digariskan oleh direksi serta melaksanakan dengan penuh dengan tanggung jawab.

- Manager melaksanakan kebijaksanaan Direksi dalam mengontrol (mengkordinir seluruh kegiatan seluruh kegiatan operasional di kebun dengan berpedoman pada RKAP, surat intruksi, surat edaran dan surat surat yang bersifat perintah dari Direksi.

- Menager mengkordinir segala kegiatan sekaligus memelihara asset perusahaan materil maupun personil sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.


(10)

FHA(Field Head Asissten) atau Asisten Kepala merupakan orang yang membantu pekerjaan manager. Asistenten kepala tepat berada dibawah manager. Asistent Kepala merupakan orang yang mengkordinir keadaan perkebunan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari seorang Asistent Kepala adalah:

- Mengkordinir/mengawasi asisten afdeling tanaman dan bertanggung jawab kepada manager.

- Melaukan pengontrolan terhadap hasil kerja para asisten dan membuat prestasi kerja di afdeling

- Memberi arahan yang bersifat positif guna mencapai target yang di harapkan sesuai dengan RAKP.

- Mengkordiir, menelitisegala kebutuhan-kebutuhan untuk afdeling dan memonitoring kualitas dan produktivitas guna mencapai hasil optimal.

3.1.3 Kepala Tata Usaha ( KTU )

Kepala Tata Usaha adalah orang yang mengawasi smua pekerjaan dibidang administrasi seperti gaji karyawan, laporan pekerjaan perminggu maupun perbulan didalam perkebuban PT. SIPEF. Posisi Kepala Tata Usaha berada di bawah manager. Adapun tugas dan tanggungjawab dari Kepala Tata Usaha adalah:

- Mengkordinir semua jenis pekerjaan di bidang manajemen seperti mencatat surat-surat masuk dan surat keluar serta bertanggung jawab kepada Manager - Mengatur anggaran belanja dan keuangan kebun


(11)

- Mengatur penggajian karyawan

- Bertanggungjawab untuk mempersiapkan daftar permintaan barang dan mengawasi persediaan barang.

- Berwenang mengambil keputusan yang sifatnya tidak menyimpang dari kebijakan Manager.

3.1.4 Asisten Teknik/Sipil/Traksi

Asistem Teknik memiliki posisi dibawah Manager dan tidak menerima perintah dari Asisten Kepala. Tugas dan tanggung jawab Asisten teknik adalah:

- Mengawasi secara langsung mesin-mesin produksi guna mendapat perawatan agar tidak terjadi stagnasi dalam operasi pengolahan produksi.

- Melakukan pemeliharaanc teknik.

- Mengelolah pembangunan, perbaikan serta pemeliharaan bangunan-bangunan milik perusahaan.

- Memberi petunjuk dan mengkordinasi pelaksanaan bidang traksi dan dinas sipil.

- Member petunjuk dan mengkordinasi pelaksanaan bidang traksi dan dinas sipil.

- Mengawasi laporan traksi dan dinas sipil menyangkut biaya dan pembendaharaan serta pekerjaan dinas sipil.


(12)

- Mengatur transportasi pengangkutan produksi dari lapangan ke pabrik pengolah.

3.1.5 Asissten Afdeling

Asissten Adeling adalah orang yang mengkodinir jalannya perkebunan. Assisten Afdeling selalu mengambil kebijakan agar perkebunan dapat mencapai hasil maksimal dari perkebunan. Asisten Afdeling berada dibawah Asisten Kepala.Adapun tugas dan tanggung jawab assisten afdeling adalah:

- Memimpim semua kegiatan di afdeling yang di bantu oleh mandor dan krani afdeling dalam pencapaian target produksi yang telah ditetapkan.

- Mengadakan penilaian dan mengusulkan kenaikan pangkat karyawan agar prestasi kerja serta produktifitas kerja dapat di tingkatkan.

- Bertanggungjawab atas pembuatan Rencana Anggaran Belanja Afdeling dan bertanggungjawab langsung kepada Assisten Kepala

3.1.6 Office Clerk

Office Clerk memiliki posisi dibawah Kepala Tata Usaha. adapun tugas dan tanggung jawab Office Clerk seperti:

- Mencek file SP barang - Membuat SPK/kontrak - General informasi


(13)

- Membuat administrasi/ buku gaji dan pensiun

3.1.7 Accounting Clerk

Accounting Clerk memiliki posisi dibawah Kepala Tata Usaha. Adapun tugas dan tanggung jawab Accounting Clerk yaiu:

- Membuat jurnal/eastate account

- Membuat laporan obat-obatan untuk poliklinik PT. SIPEF Bukit MaradjaEastate

- Membuat laporan tenaga kerja - Membuat laporan pajak

- Membuat Summary Distribution of Lab - Membuat debit not

- Membuat subsidiary

- Membuat laporan statistic upah.

3.1.8 Operator Payroll

Operator Payroll memiliki posisi dibawah Kepala Tata Usaha. Adapun tugas dan tanggung jawabOperator Payroll:


(14)

- Memcek pekerjaan karyawan dari afdeling

- Mencek cuti-cuti karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate

- Membuat file laporan Fress Fruits Bucn (tandan buah segar) kelapa sawit dan afsensi karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate.

3.1.9 Agendaris

Agendaris memiliki posisisi dibawah Kepala Tata Usaha. Adapun tugas dan tanggungjawab:

- Membuat surat-surat

- Membuat arsip surat masuk dan surat keluar. - Membuat cash/ bank statemen

- Memfile cash dan bank Voucher - Membuat cash flow

- Membuat administrasi/pemakaian alat-alat kantor - Membuat laporan admiistrasi jamsostek

- Membuat cash /bank voucher 3.1.10 Accounting Material

Accounting material berada dibawah pengawasan Kepala Tata Usaha. Tugas dan tanggungjawab accounting material seperti:


(15)

- Mengintern stock opname barang

- Reconsiliasi stock gudang dengan kantor - Membuat posting kartu control account

3.1.11 Progress report clerk/ produksi clerk

Progrees Report Cerk memiliki posisi dibawah Kepala Tata Usaha. adapun tugas dan tanggungjawab dari Progrees Report Cerk yaitu:

- Membuat laporan bulanan fresh Fruits Bunc ( tandan buah segar ) - Membuat laporan perkembangan bulanan

- Mmembuat laporan solar/ pupuk

- Membuat posting laporan kartu general general ledger - Membuat laporan statistic bulanan dan tahunan

- Membuat cash requisition lapangan tahunan - Mebuatinventaris, peta kebun dan block tananman

- Menyusun daftar pembayaran penggajian dan biaya gaji pensiun - Membuat daftar block

- Membuat rekomendasi dan pemupukan - Membuat laporan jamsostek

3.1.12 Krani Gudang

- Memeriksa barang masuk sesuai SP barang


(16)

- Mengatur barang dan kebersihan gudang - Menceking bahan bakar di affdeling transport - Merekonsiliasi stock gudang dengan kantor - Membuat posting SIN ke kartu

3.1.13 Krani Kepala Personilia Kebun

Krani Kepala personilia Kebun memliki tugas dan tanggungjawab:

- Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan cuti Staff, karyawan pada setiap bulannya.

- Memeriksa dan meneliti seluruh laporan sebelum di paraf oleh Kepala Personilia Kebun

- Menjaga arsip surat yang bersifat rahasia

- Bertanggungjawab kepada Kepala Personilia Kebun.

3.1.14 Krani I

Kerani 1 memiliki posisi dibawah Kepala Tata Usaha dan Asisten Afdeling. Adapun tugas dan tanggungjawab Kerani 1:

- Mengawasi kegiatan Manager Kebun PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate secara keseluruhan


(17)

- Bertanggungjawab kepada Kepala Tata Usaha

3.1.15 Krani SIPEF Training Center

Krani SIPEF Training Center berada dibawah pengawasan Kepala Tata Usaha dan Asisten Afdeling. Adapun tugas dan tanggung jawab Krani SIPEF Training Center yaitu:

- melayani administrasi training staff

- membuat cash requisition SIPEF Training Center - membuat progress report SIPEF Training Center - membuat agenda surat-surat SIPEF Training Center - perpustakaan

3.1.16 perwira Pengaman

Perwira pengaman merupakan pekerja yang penting didalam perkebunan untuk mengamankan perkebuna dari tindakan pencurian.Posisi Perwira Pengamanan berada di bawah para staff. Adapun tugas dan tanggungjawab dari perwira pengaman adalah: - mengamankan perusahaan dari segala gangguan, baik yang berasal dari dalam

maupun dari luar perusahaan

- menjaga keamanan seluruh asset perusahaan - bertanggungjawab kepada Manager.


(18)

3.1.17Krani Ceking Fresh Fruits Bacn

Krani Ceking Fresh Fruits Bacn memiliki posisi dibawah Kepala Tata Usaha. Adapun tanggungjawab Krani Ceking Fresh Fruits Bacn yaitu:

- Membuat progress report lapangan - Membuat cash requisition lapangan - Membuat laporan fresh fruit bucn - Membuat laporan absensi afdeling - Membuat buku catu beras karyawan

3.1.18 Krani Afdeling transport

Krani afeling transport memiliki posisi dibawah Asisten. memiliki tugas sebagai berikut:

- Membuat Store Issue Note

- Membuat laporan afsensi afdeling transport - Membuat laporan perjalanan muatan dump truck - Membuat laporan pemakaian air

- Membuat laporan pemakaian bahan bakar kendaraan.


(19)

Mandor 1 adalah orang yang berada dibawah asisitent afdeling. Mandor 1 mengatur setiap mandor dan pekerja dan mengawasi pekerjaan dilapangan agar pekerjaan dapat berjalan dengan semsestinya. Adapun tugas dan tanggungjawab dari Mandor 1 adalah sebagai berikut:

- Mengawasi seluruh kegiatan di afdeling dan bertanggungjawab kepada Ketua Tata Usaha

- Mengawasi pekerjaan karawan dilapangan/afdeling serta turut memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik

- Mengawasi panen karet dan kelapa sawit

- Bertanggungjawab mengenai keselamatan pekerja untuk mencapai target yang ditetapkan

- Membuat daftar hadir pekerja dan laporan harian kepada assiten afdeling. 3.1.20 Mandor Traksi

Mandor Traksi memiliki tugas dan tanggungjawab seperti:

- Mengawasi dan membagi dan membagi pelaksanaan pekerjaan traksi

- Untuk membantu assisten untuk mengatur perjalanan kendaraan terutama dari afdeling ke pabrik

- Mengawasi pekerjaan supir dan kenek


(20)

3.1.21 Karyawan

Karyawan merupakan personil paling bawah dalam sebuah perusahaan. Karyawan juga merupakan personil yang menjalankan sehari-hari dari semua kegiatan yang digariskan oleh perusahaan berdasarkan intruksi dan jenis perintah atasan. Dalam kontak yang relevan maka karyawan inilah yang disebut seksi-seksi yang bertugas sesuai dengan posisi dan keterampilannya. Karyawan memiliki Posisi dibawah Mandor. Adapun tugas dan tanggungjawab karyawan adalah sebagai berikut:

- Menjalankan semua kegiatan dalam perkebunan - Bertanggungjawab kepada mandor

3.2 SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA (SPSI) PT. SIPEF

Organisasi buruh merupakan organisasi yang lahir untuk menjamin buruh mendapatkan haknya seperti mendapatkan upah dan perlakuann yang adil dan layak dalam hubungan kerja dan setiap orang berhak atas kebebasan berserikat tanpa memandang jenis klamin dan tanpa ada paksaan dari siapapun.13 Organisasi buruh merupakan hal yang wajib di setiap perusahaan agar para pekerja dilindungi oleh organisasi buruh. Ada banyak organisasi buruh di indonesia salah satunya adalah Serikat Buruh Pekerja Seluruh Indonesia. Pada awalnya Serikat Pekerja Seluruh Indonesia bernama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) yang berdiri pada tahun 1973 dan yang menjadi ketua umum pertama adalah Agus Sudono. Pada Tahun 1985 nama organisasi ini diubah menjadi Serikat Pekerja Seluruh


(21)

Indonesia karena mengalami pasang surut. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia memiliki tujuan untuk melindungi pekerja di dalam peerusahaan..Salah satu perusahaan yang pekerjanya ingin dilindungi adalah pekerja di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate. Organisasi buruh juga merupakan perpanjangan tangan pemerintah untuk membuat peraturan pekerja. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia masuk kedalam PT. SIPEF Bukit Mmaradja Estate melalui Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Simalungun. Peran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate adalah sebagai mitra perusahaan dalam arti kesepakatan kerja. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia memiliki tugas melindungi setiap pekerja dan keluarganya dari gangguan Perusahaan dan melindungi perusahaan dari para pekerja apabila pekerja melakukan tindakan anarkis.

Serikat Pekerja memiliki struktur pengurus yaitu Ketua, Wakil ketua 1 dan 2, skretaris dan wakil skretaris satu dan 2, bendahara dan wakil bendahara dan Komisaris. Ketua bertugas untuk mengontrol smua kegiatan didalam organisasi ini. Wakil ketua bertugas untuk menggantikan posisi dan tanggungjawab ketua Serikat Pekerja (SPSI) apabila ketua sedang diluar kota atau memiliki urusan lain. Sekretaris Sekretaris bertugas utuk membuat surat, agenda rapat dan data-data tenggang anggota Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Komisaris bertugas sebagai perpanjangan tangan pengurus kepada anggota.


(22)

BAB IV

AKTIVITAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT.SIPEF BUKIT

MARADJA ESTATE 1985-2002

Tanaman karet dikenal di indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Tanaman ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1864 oleh Hofland yang pada awalnya di tanam sebagai tanaman koleksi, namun pada tahun 1902 tanaman karet ini dikembangkan sebagai tanaman perkebunan untuk menggantikan tanaman tanaman tembakau.14

Besarnya permintaan karet dipasaran internasionan menjadi dasar berkembangnya perkebunan karet di indonesia. Seiring dengan perkembangan pesat sektor industri global sejumlah pabrik industri modren bermunculan di Amerika, salah satu produksi pabrik yang dihasilkan pabrik adalah kendaraan bermotor.15 Pembukaan lahan perkebunan karet merupakan suatu upaya untuk meningkatkan peningkatan pendapatan pemerintahan kolonial Belanda. Peningkatan harga karet di pasaran internasional pada tahun 1910 sampai 1911 membuat banyak perusahaan di

14

Harianto Budiman, Budidaya Karet unggul: Prospek Jitu Investasi Masa Depan, Yogyakarta: Pustaka Baru Prest, 2012, hlm, 9.

15Eron L. Damanik dan Juanda Raya P. Dasuha, Sejarah Perlawanan Sangnaualuh Damanik:


(23)

asing di Nusantara menambah luas perkebunannya, yang tentu saja dengan ijin Pemerintah Belanda.16

4.1 Pergantian Tanaman Karet

Dalam perjalannya harga karet tidak selamanya memiliki harga yang tinggi. Pada tahun 1920-1921 harga karet dipasaran dunia perna mengalami depresi, namun pada tahun 1926 harga karet kembali membumbung tinggi.17Hal ini membuat bertambahnya perkebunan karet yang nantinya akan merusak membust deflasi harga karet di pasaran internasional akibat dari kelebihan kapasitas produksi.

Harga karet di indonesia indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan harga dari produsen lain. Jika dilihat pada tahun 1964 harga karet alam dunia adalah sebesar US Dolar 566,5/ton, sedangkan harga ekspor karet alam indonesia sebesar US Dolar 368,3/ton. Pada tahun 1973 terjadi kenaikan harga yang tinggi dengan harga karet alam di dunia US Dolar 781,1/ton dan karet indonesia US Dolar 456/ton. Pada tahun 1984 harga karet dunia sebesar US Dolar 1.095/ton sedangkan harga ekspor karet indonesia sebesar US Dolar 946,8/ton.18

Hal ini menjadi pertimbangan bagi pemilik perkebuna PT. SIPEF untuk mengganti tanaman karet dengan tanaman coklat dan sawit, selain itu biaya produksi

16 Opcit, Harianto Budiman, Budidaya Karet unggul: Prospek Jitu Investasi Masa Depan,

Yogyakarta: Pustaka Baru Prest, 2012, hlm,10.

17Mubyarto dan Awan Setya Dewanta, Karet: Kajian Sosial-Ekonomi, Yogyakarta: Aditya

Media, 1991, hlm 12.


(24)

karet lebih besar dibandingkan dengan biaya produksi tanaman sawit dan coklat. Pergantian tanaman dimulai sebelum tahun 1985 yaitu dengan mengganti tanaman karet dengan tanaman kelapa sawit dan mengganti tanaman coklat dengan tanaman kelapa sawit. Pergantian tanaman karet dan coklat menjadi sawit didasari faktor ekonomi. Pergantian tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit didasari harga komoditas sawit di pasaran internasiona cukup stabil dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memanen kelapa sawit lebih sedikit dibandingkan jumlah pekerja dalam memanen coklat atau karet.

Pada tahun 1985 tanaman karet diganti dengan tanaman kelapa sawit hal ini dipengaruhi oleh harga biaya produksi cukup besar karena jumlah pekerja untuk memanen karet cukup banyak. Luas lahan tanaman karet yang di tumbang sebanyak 4,87Ha. Pada tahun 1992 tanaman coklat pertama kali di ganti dengan tanaman sawit. Hal ini juga diakibatkan tanaman coklat sudah tidak produktif lagi. Pada tahun 1993 sampai 1997 tanaman coklat diganti dengan tanaman kelapa sawit seluas 457,2Ha. Pada tahun 1996 sampai 1997 tanaman karet kembali dengan tanaman kelapa sawit seluas 233,96Ha. Hal ini dilakukan untuk menjalankan kebijakan perusahaan pada tahun 1972. Pada tahun 1998 semua perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate telah menjadi tanaman kelapa sawit.


(25)

4.2 Pengolahan Lahan

Didalam perkebunan lahan perkebunan merupakan hal yang paling penting. Lahan merupakan tempat untuk menanam tanaman dan sumber pendapan utama dari sebuah perkebunan. PT. SIPEF dalam mengelolah lahan untuk dijadikan lahan menanam kelapa sawit itu berasal dari lahan konversi karet. Pembukaan lahan dilakukan dengan cara membabat dan memotong pohon pohon kecil dan semak-semak yang tumbuh dibawah pohon-pohon besar, memotong pohon-pohon besar selain itu tinggi pemotongan pohon-pohon ini harus diatur agar tunggul pohon yang tersisa tidak mengganggu dan dapat melapuk secara sempurna, memotong cabang pohon dan ranting yang sudah ditumbang ditumpukkan dan setelah kering tumpukkan ranting ini dibakar sampai habis sampai menjadi abu. Pembakaran ini harus dilakukan secara terkoordinasi agar tidak terjadi kebakaran yang meluas kearea lain.

Setelah pembukaan lahan telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalahpersiapan lubang. Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum penanaman bibit. Sebelum pembuatan lubang terlebih dahulu ditetapkan sistem jarak tanam. Sistem jarak segitiga sama sisi merupakan yang universal dalam penanaman kelapa sawit dan jarak tanam yang digunakan pada umumnya 9 meter dengan ukuran luas permukaan lubang 60cm x 60cm dan dalamnya lubang 60 cm.19

19 Tim Bina Karya Tani, Pedoman Bertanam Kelapa Sawit, Bandung: Yrama Widya, 2009,


(26)

4.3Pembibitan

PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate memiliki tempat pembibitan tersendiri dengan luas dengan luas 3,88Ha. Lokasi pembibitan tidak dapat ditempatkan disembarang tempat. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi tempat atau lokasi pembibitan yaitu bertopografi datar, dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup banyak, drainase baik sehingga tidak tergenang pada musim hujan, lokasih harus jauh dari sumber hama, tidak terhalang pohon besar agar bibit mendapat sinar matahari yang cukup dan dekat dengan emplasmen sehingga pengawasan lebih intensif.20Pembibitan Lokasi pembibitan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate terletak didekan emplasmen(perumahan karyawan) dan di tempat pembibitan terdapat 3 tangki air sebagai tempat persediaan air untuk penyiraman tanaman . Pembibitan ini dilakukan dengan memesan kecambah 2 tahun sebelum ditanaman di perkebunan. Tanah tempat pembibian harus bersih dari gulma tanaman. Kecambah disiram dua kali dalam sehari dan harus di pupuk sesuai anjuran yang diberikan oleh perusahaan tempat di belinya kecamba. Setelah 3 bulan maka di lakukan seleksi tanaman. Kecambah kelapa sawit pertama di beli pada ASD Nigeria. Pada tahun 1983 PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate membeli bibit kelapa sawit pada Bahlias Riset Station, kemudian pada tahun 1990 PT. SIPEF membeli bibit kelapa sawit pada DAMPY. Pada tahun 1996 membeli kecambah kelapa sawit pada SOCFIND, di tahun 1994 membeli bibit Bahlias Riset Station.

20PT. Salim Plantation, Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit (kalangan sendiri), Jakarta:


(27)

4.4Persiapan Penanaman

Setelah bibit siap ditanam 1 minggu sebelum di tanam ke lapangan, bibit sudah mulai dipangkas jika sudah lebih dari 1,5 meter dari permukaan polybag, kemudian diikat dan akar dipotong. Hal ini dilakukan agar tanaman sudah tumbuh akar baru sewaktu ditanam ke lapangan, dan diikat untuk memudahkan pengangkutan serta menghindari daun menjadi patah.Bibit tetap disiram setiap hari, dan pada hari H bibit disiram dahulu setelah diangkat untuk mencukupi kebutuhan air di lapangan sebelum hujan turun.21

4.5Penanaman

sebelum bibit ditanam, dasar lubang terlebih dahulu dipupuk dan lubang tanah diisi tanah secukupnya sampai mencapai kedalaman lubang setinggi polibag dan pada tempat pembibitan bibit yang akan ditanam sudah diseleksi sebelum diangkut ke lahan pertanaman dan dua minggu sebelum ditanam akar-akar yang menembus polibag sudah dipotong. Waktu penamaman sebaiknya dilakukan pada saat tanah cukup lembab agar akar dapat dapat berkembang dengan baik setelah penanaman. Untuk menyiasati hal ini, biasanya sehari sebelum bibit ditanam, bibit didalam polibag disiram dengan air. Dengan demikian kelembapan tanah dan persediaan air cukup sehingga bibit tidak mengalami kekurangan air atatu kekeringan setelah


(28)

dipindahkan ke lahan pertanaman.22 Setelah itu pada saat menanam bibit ini, plastik polibag dilepas secara hati-hati dan dimasukkan kedalam lubang dan posisi pohon ini harus tepat ditengah lubang. Pada saat menanam bibit leher akar harus harus tertutup dan permukaan tanah sekita bibit rata.

4.6Perawatan

Perawatan atau pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya tanaman karena perawatan menentukan masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Perawatan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan circle weeding atau membersihkan piringan kelapa sawit dengan menggunakan alat bantu garuk, dengan cara menarik seluruh gulma dari dalam piringan ke arah luar piringan dengan diameter 1 – 2 meter. Pekerjaan circle weeding pada tanaman belum menghasilkan dilakukan tiga kali dalam setahun, sedangkan pada tanaman menghasilkan satu kali dalam setahun. Selain circle weeding juga dilakukan pemupukan yang bertujuan untuk memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan rekomendasi dari konsultan pemupukan, pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (immature) dilakukan dengan cara manual, dosis yang dipakai sesuai rekomendasi pemupukan menurut tanaman setelah penanaman, pupuk ditabur didalam piringan.


(29)

Selain membersikan piringan tanaman kelapa sawit hal yang perlu dilakukan adalah penanaman mukuna di pertengahan barisan kelapa sawit. Penanaman mukuna berfungsi untuk menyuburkan tanah dan juga berfungsi sebagai penghalang tumbuhnya rumput dan lalang di sekitar kelapa sawit.

4.6.1 Panen

Panen hasil perkebunan adalah perkerjaan utama di perkebunan sawit karena hasil dari panen ini merupakan sumber pemasukan uang prusahaan melalui penjualan kelapa sawit. Tugas utama dari setiap pekerja adalah mengambil buah dan mengantarkanya ke pabrik dengan cara dan waktu yang tepat. Waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi. Untuk memanen kelapa sawit dibutuhkan bambu egrek, pisau egrek, tali nilon, kapak dan alat angkutan. Untuk memanen 1Ha dibutuhkan satu org pekerja.23 Teknik panen yang baik bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak maksimum dengan kualitas yang baik. Untuk mencapi maksud ini perlu diperhatikan tentang kematangan buah, selang panen yang tepat, pengumpulan buah dan pengangkutan hasil kepabrik pengolahan buah sawit. Kriteria buah yang dapat di panen yaitu apabilah bobot tandan lebih berat dari 3kg. Dan rotasi panen pada perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate dilakukan sekali dalam dua minggu


(30)

4.6.2 Pengolahan Kelapa Sawit

setelah sawit siap dipanen maka hasilnya akan di bawah ke pabrik kelapa sawit. Proses pengolahan kelapa sawit ini cukup panjang, dimulai dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanaman ke pabrik pengolahan sampai menghasilkan minyak kelapa sawit dan hasil sampingannya. Hasil olahan utama dari tandan buah segar (TBS) pada pabrik pengolahan adalah minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit.24 Selanjutnya hasil dari minyak sawit dan inti sawit akan di kirim ke kantor pusat SIPEF untuk di pasarkan.

4.7 Replanting Tanaman

Replanting merupakan peremajaan tanaman dengan menggantikan tanaman lama menjadi tanaman baru (muda). Di Bukit Maraja Estate, replanting dilakukan jika produksi tanaman yang menurun atau dibawah 20 ton/ha/tahun, tanaman yang sangat tinggi sehingga sulit dalam pemanenan, serta umur tanaman mencapai 25 tahun atau lebih. Pelaksanaan replanting haruslah mendapat persetujuan dari kantor pusat perusahaan.

Replanting tanaman kelapa sawit pertama kali dilakukan pada tahun 1999 dengan luas lahan 198,02 Ha. Hal ini dilakukan untuk mengganti tanaman sawit yang sudah


(31)

tua dan kurang produktif. Pada tahun 2000 PT. SIPEF Bukit Maradja Estate kembali melakukan replanting tanaman seluas 304,01 Ha karena tanaman sawit tidak produktif lagi walaupun usianya belum sampai 25 tahun. Di tahun 2001 dan 2002 PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate kembali melakukan replanting tanaman 565,95Ha. Hal ini dilakukan agar kedepannya perkebunan ini mendapatkan hasil yang memuaskan dan kesejahteraan karyawan tetap dapat diwujudkan oleh pemilik perkebunan.


(32)

BAB V

DAMPAK KEHADIRAN PT.SIPEF BUKIT MARADJA ESTATE

TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN

1985-2002

5.1 Kesejahteraan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang wajib diwujudkan oleh pemerintah. Kesejahteraan itu dapat terwujud apabila ada peran pemerintah di dalam perusahaan dan setiap perusahaan harus menjamin kesejahteraan para tenaga kerja atau karyawanya.

Dalam sebuah perkebunan, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat berperan bagi kelangsungan hidup organisasi.Sumber Daya Manusia ini sering disebut sebagai buruh/karyawan yang sangat di butuhkan perkebunan untuk mencapai produksi yang diharapkan.25Di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate juga memiliki pekerja atau mereka sering menyebutnya karyawan. Para Karyawan PT. SIPEF banyak diambil dari putra daerah dan anak karyawan karena pemilik perusahaan menghargai jasa karyawan selama mereka mengabdikan diri pada perusahaan. Karyawan yang bekerja di PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate harus diperhatikan oleh pemilik perkebunan dan pemerintah dalam hal kesejahteraan


(33)

karyawannya. Untuk mewujudkan kesejahteraan karyawannya maka pemilik PT. SIPEF memberikan pondok atau perumahan karyawan, upah dan gaji, jaminan kesehatan, dan tunjangan-tunjangan lain yang mendukung kesejahteraan karyawan.

5.1.1 Pondok atau perumahan Karyawan

Pondok atau perumahan karyawan merupakan hal yang penting bagi karyawan. Pondok merupakan tempat dimana karyawan tinggal dan juga merupakan bantuan yang besar dari pemilik perusahaan kepada karyawan karena tidak semua karyawan memiliki rumah sendiri. Pondok ini dibangun di dekat perkebunan agar para karyawan dapat cepat sampai di titik kumpul apel pagi sebelum mereka bekerja. Biasanya satu rumah di huni oleh dua sampai lima orang karyawan yang belum menikah dan apabila salah satu dari karyawan tersebut menikah maka teman satu rumahnya akan pergi dari rumah itu dan mencari rumah yang baru. Fasilitas yang di dapat di dalam rumah tersebut adalah dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu dapur, air bersih untuk mandi dan memasak dan juga penerangan atau listrik. Perumahan atau pondok karyawan telah dibangun sejak berdirinya pekebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate.Pondok ini telah dibangun ulang atau renovasi dari rumah berdinding papan sampai rumah permanen. Renovasi itu dimulai dari tahun 1981 sampai tahun2002.


(34)

5.1.2Gaji Karyawan

Sistem penggajian di perkebunan PT. SIPEFBukit Maradja Estate berdasarkan Upah Minimum Propinsi (UMP) yang berlaku di Sumatera Utara dan di sesuaikan dengan golongan yang terdapat di perkebunan tersebut antara lain : staf, karyawan dan pemborong. Upah Minimum Provinsi merupakan gaji pokok bagi karyawan.Selain upah minimum yang mereka peroleh karyawan dapat juga memperoleh tambahan gaji seperti lembur dan premi.Besar gaji atau upah yang di terima oleh buruh atau karyawan pada tahun 1985-1987 adalah sebesar Rp 600/hari. Pada tahun 1989 sampai 1997 upah pekerja sebesar Rp3.000/hari.

Pemberian gaji karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja diberikan sebanyak dua kali dalam sebulan.Gajian pertama di berikan pada pertengan bulan yang disebut dengan gajian kecil atau pinjaman.Gajian kedua di berikan pada akhir bulan yang mereka sebut dengan gajian besar.Gajian besar yaitu semua upah minimum ditambah lembur atau premi dikurang gajian pertama ditambah beras.26

Perhitungan premi karyawan adalah jumlah keseluruhan hasil panen perkaryawan di kurang standart borong. Standar. Standart borong buah di PT. SIPEF adalah seribu kilogram. Jika produksi karyawan melebihi sandart borong kurang dari 200kg adalah sebesar Rp100/kg dan lebih dari 200kg maka pehitungan selanjutnya adalah Rp 200/kg. Dan jika lebih diatas 500kg maka perhitungan selanjutnya setelah 500kg adalah Rp400/kg. Hal ini dilakukan untuk menambah semangat bekerja karyawan PT. SIPEF.


(35)

Selain hal-hal diatas karyawan juga mendapatkan beras. Beras yang didapat karyawan dari PT. SIPEF Bukit Maradja Estate adalah sebanyak 15 kg beras dan apabilah dia telah menika maka akan diberikan beras untuk istri karyawan sebanyak 9kg beras dan jika sudah memiliki anak maka anak dari karyawan tersebut mendapat 7,5 kg beras dari PT. SIPEF. Beras ini diberikan oleh PT. SIPEF Bukit Maradja Estate setiap bulan.Dengan begini dapat dikatakan gaji karyawan dapat mengimbangi harga-harga barang yang berkembang.

5.1.3Jaminan Kesehatan

PT. SIPEF Bukit Maradja selain memperhatikan penghasilan pekerjanya juga memperhatikan kesehatan pekerja dengan memberikan jaminan kesehatan pada pekerjanya. Jaminan kesehatan di tunjukan dengan membangun poliklinik atau Pusat kesehatan kebun ( puskesbun). Poliklinik atau puskesbun dilengkapi dengan fasilitas ruang rawat inap, air bersi dan pelayanan kesehatan.Selain karyawan anak dan istri karyawan juga mendapatkan jaminan kesehatan.Jaminan kesehatan anak yang di berikan seperti imunisasi dan pengobatan penyakit lainnya.Selama anak karyawan masih dalam menjalani pendidikan masih mendapat jaminan kesehatan. Jumlah anak karyawan yang ditanggung adalah sebanyak 3 orang. Jarak puskesbun kepada pondok atau rumah karyawan sekitar 100 m sampai 5 km. Untuk mewujudkan kebijakan ini PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar. Jarak Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar dengan puskesbun


(36)

sekitar 22 km. Puskesbun berfungsi untuk menangani sakit ringan seperti batuk, pilek, deman dan penyakit ringat lainnya. Apabila penyakit yang diderita pasien (karyawan, istri atau anak dari karyawan) tergolong parah seperti sakit jantung, darah tinggi dan lainnya maka pasien tersebut akan diberikan surat rujukan untuk ke Rumah Sakit Tentara.

5.1.4 Tunjangan ( Bonus tahunan, penghargaan kerja selama 25 tahun, 30 tahun bekerja, dana pensiun dan JAMSOSTEK dan lain lain)

PT. SIPEF penghargaan atas pengabdian staf dan karyawannya seperti bonus tahunan, penghargaan setelah 25 tahun bekerja, 30 tahun bekerja, dana pensiun dan jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja). Karyawan yang telah bekerja selama 25 tahun akan mendapatkan penghargaan dari PT. SIPEF Bukit Maradja estate. Bentuk penghargaan itu di wujutkan dalam bentuk uang sebesar 2x gaji pokok bulanan yang mereka terima ditambah sebuah jam dinding yang memiliki logo PT. SIPEF. Setelah bekerja selama 30 tahun maka akan diberikan lagi penghargaan dalam berupa satu bulan gaji pokok dan jam dinding yang memiliki logo perusahaan.

Di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate bila karyawannya telah berusia 55 tahun maka karyawan tersebut akan pensiun dan di berikan dana pensiun. Selain dana pensiun karyawan juga mendapat sejumlah uang dari JAMSOSTEK.27 Jaminan hari tua atau pensiun diberikan sebanyak 3,7% dari gaji bulanan(diberikan oleh


(37)

perusahaan) + 2% gaji karyawan. Ini disimpan setiap bulan sampai karyawan tersebut pensiun.

Jaminan kecelakaan juga diberikan oleh perusahaan. Jaminan kecelakaan ini terdiri dari 0,54% dari gaji karyawan ang diberikan perusahaan. Selain hal diatas karyawan juga diberikan jaminan kematian oleh perusahaan yaitu sebesar 0,3 persen gaji karyawan pertahun.

4.1.5 Tunjangan hari raya dan natal

Tunjangan hari raya diberikan kepada karyawan pada seminggu sebelum hari raya.Tunjangan hari raya dan natal diberikan dalam bentuk uang sebesar gaji sebulan untuk karyawan.banyaknya nilai uang yang diterima karyawan tergantung pada timggi rendahnya golongan yang mereka miliki.Dan tunjangan hari raya dan natal yg di berikan untuk staff sebesar 9 bulan gaji atau lebih. Sedangkan pada karyawan tunjangan hari raya dan natal diberikan sebesar 1,5 bulan gaji.

5.2 pendidikan

Pendidikan merupakan hal yangpaling mendasar dalam kehidupan yang harus diwujudkan oleh pemerintah. Hal ini juga tercatat dalam Undang-undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidkan terdiri dari dua yaitu formal non formal dan informal.


(38)

5.2.1 Pendidikan Formal

Pendidikan formal yaitu pendidikan yang didapat di sekolah-sekolah yang milik pemerintah ataupun swasta. Pendidikan formal memiliki jenjang berurutan dan biasanya setiap sekolah memiliki buku panduan yang sama. Di PT. SIPEF bukit Maradja Estate terdapat sebuah sebuah Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate. TK ini didirikan pada tahun 1980 dengan jumlah siswa sebanyak 60 siswa. Siswa yang masuk TK adalah berusia 4-5 tahun. Dan umur lulus dari TK berusia 6-7 tahun. Secara umum masa belajar di TK selam 2 tahun. Lama masa belajar siswa tergantung dari tingkat kecerdasan siswa yang dinilai dari raport persemester. Di TK diajarkan kesenian (seperti menari, menggambar, mewarnai) dan juga diajarkan membaca, menulis dan juga bermain

Untuk mewujudkan UUD 1945 (mencerdaskan kehidupan bangsa) PT. SIPEF Bukit Maradja Estate juga memfasilitasi transportasi para siswa. Setiap Pagi Siswa diantar ke sekolah dan setelah pulang sekolah para siswa dijemput kesekolah mereka dan di antar ke rumah mereka. jumlah penduduk perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate yang masih mengenyam pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.2 jumlah masyarakat perkebunan yang mengenyam pendidikan

no Jenis pendidikan 1987 2002

1 Belum sekolah 30 19


(39)

SD 34 30

SMP 20 35

SMA - 40

Perguruan tinggi - 10

Sumber: data PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan pendidikan masyarakat Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate. Kesejahteraan ditinjau dari segi pendidikan, semakin tinggi pendidikan yang didapat maka dapat dikatakan keluarga tersebut semakin sejahtera karena untuk mengenyam pendidikan membutuhkan biaya yang cukup besar.

5.2.2 Pendidikan nonformal

Pendidikan informal merupakan pendidikan yang didapat diluar dari sekolah. Pendidikan informal yang ada di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate yaitu mengaji. Anak-anak dibawah 12 tahun diajarkan cara membaca Al-qur’an. Dengan tujuan agar mereka dapat lebih mendalami ajaran agama islam dan betapa pentingnya ajaran agama untuk kehidupan kita. PT. SIPEF Bukit Maradja astate memfasilitasi Ruangan untuk belajar. Ada 4 ruang belajar di setiap Mesjid yang terdapat pada PT. SIPEF Bukit Maradja Estate. Dan difasilitasi papan tulis, meja belajar dan kursi di setiap ruang belajar.


(40)

5.3 Peran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

Serikat buruh atau organisasi buruh merupan organisasi yang penting dalam sebuah perusahaan. Organisasi buru berperan sebagai wadah buruh untuk menyampaikan aspirasi buruh kepada perusahaan dan organisasi buruh juga berfungsi sebagai mitra perusahaan dalam arti membuat peraturan dalam bekerja yang tidak memberatkan buruh dan juga tidak memberatkan pemilik perusahaan. Organisasi buruh yang ada di perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate adalah Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia harus proaktif dan juga harus di bekali pendidikan agar mereka mampu untuk melindungi dan membela angota mereka. Di dalam perjalanan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) telah melakukan peran mereka dengan baik. Ada beberapa kasus yang telah ditangani oleh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate yang pertama yaitu tentang pajak penghasilan.28 Pada tahun 1992 pada masa Pak Buono menjabat sebagai Sekretasis organisasi SPSI pak Buono perna memperjuangkan buruh dengan cara meminta menurunkan pajak penghasilan penghasilan pada masa Muspida Plush (Musyawarah Pimpinan Daerah) daerah Simalungun. Pada masa Muspida Plush Simalungun Buono melakukan meminta kepada Pemerintah agar menurunkan pajak penghasilan dari 10% turun menjadi 5%. Setelah melakukan mediasi permintaan


(41)

Buono untuk menurunkan pajak penghasilan pun dipenuhi oleh pemerintah dengan alasan agar Buruh dapat hidup layak.

Pada tahun 1997 perna terjadi kasus pencurian pupuk di gudang oleh karyawan. Pemilik perusahaan menghubungi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bukit Maradja untuk menanyakan bagaimana menindaklanjuti dari kesalahan pekerja. Kesalahan ini seperti tercatat dalam Peraturan Mentri Tenaga kerja NR: PER. 04/MEN/1986 tentang cara pemutusan hubungan kerja dan Penetapan uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugian pasal 9 ayat 1 (d).29 SPSI sebagai mitra perusahaan sekaligus sebagai pelindung karyawan memutuskan karyawan yang melakukan pencurian ini untuk bertanggungjawab. Perusahaan memberikan dua pilihan kepada karyawan tersebut. Pilihan yang pertama mengganti rugi pupuk yang di curi sebesar 5 juta rupiah dan di PHK atau diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk memprosesnya dan di PHK. Karyawan tersebut lebih memilih di serahkan kepada pihak yang berwajib dan di PHK.

5.4 Perbaikan Infrastruktur

Infrastruktur adalah segala struktur yang berwujud fisik yang digunakan untuk menopang berjalannya kegiatan masyarakat sehingga dapat menekan inefisiensi dari aktifitas masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi . Didalam perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate ada beberapa perubahan dampak dari berdirinya PT.


(42)

SIPEF yaitu Perumahan Karyawan (orang-orang perkebunan menyebutnya Pondok), masjid, gereja dan lapangan bola kaki.

5.4.1 Masjid

Selain pondok karyawan pemilik PT. SIPEF Bukit Maradja juga membangun Masjid sebagai tempat ibadah karyawan dan anak istri mereka yang beragama Islam. Dengan adanya masjid ini para karyawan dan anak mereka tidak perlu jauh-jauh pergi untuk shalat khususnya saat shalat jum’at. Masjid ini juga menjadi dasar adanya perkumpulan perkumpulan bagi mereka yang beragama islam. Perkumpulan yang dimaksud adalah perkumpulan remaja masjid dan wirid.

5.4.2 Gereja

Gereja merupakan sebuah tempat bagi agama kristen untuk beribadah. Walaupun arti sebenarnya dari gereja bukan sebuah bangunan namun gereja memiliki arti orang-orang yang berkumpul didalam nama Tuhan. Gereja ini dibangun sebelum tahun 80an. Dengan adanya gereja ini masyarakat perkebunan dapat beribadah di tempat ini dan dapat melakukan banyak hal di gereja seperti mengadakan acara natal dan tahun baru, acara pemberkatan pernikahan, ibadah, belajar PA (pendalaman Akitab), paskah. Lapangan gereja juga dapat di pakai untuk berolahraga seperti bermain volly dan batminton. Gereja ini difasilitasi dengan air bersih, penerangan dan juga bangku-bangku didalam gereja yang digunakan untuk beribadah.


(43)

5.4.3Stadion Lapangan Bola Kaki dan Lapangan Volly

Selain kebutuhan rohani seperti diatas PT. SIPEF Maradja Eastate juga memberikan kebutuhan untuk kesehatan jasmani yaitu tempat berolahraga seperti lapangan bola kaki dan lapangan volly. Lapangan bola kaki dan volly ini di buat untuk para karyawan dan anak-anak karyawan untuk berolahraga agar mereka tidak bosan di perkebunan tersebut. Lapangan ini dipakai setiap hari dan umumnya di pakai pada sore hari sebelum mereka shalat dan makan malam.

Setelah adanya lapangan sepak bola maka dibentuklah klub sepak bola. Klub sepak bola ini terdiri dari klub sepak bola anak-anak, remaja dan juga ada klub speak bola untuk orang dewasa. Setelah adanya klub ini maka para karyawan sering mengadakan pertandingan persahabatan dengan klub sepak bola dari daerah-daerah sekitar perkebunan yang fungsinya untuk menjalin keakraban dan sebagai ajang mengasah kemampuan para karyawan dan anak karyawan di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate.


(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Pekebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1921. Pemilik PT. SIPEF masuk ke Bukit Maradja dengan ijin dari pemerintahan kolonial Belanda sebagai penjajah Nusantara dan juga didasari oleh “politik pintu terbuka”. Tujuan dari PT. SIPEF masuk ke Indonesia adalah untuk mengelolah perusahaan perkebunan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Pada awal berdirinya PT. SIPEF menanam tanaman karet sebagai tanaman awal dan mereka menganggap kedepannya tanaman karet ini dapat memberikan untuk yang besar. Pada tahun 1964 PT. SIPEF pernah diambil alih oleh pemerintah yang dilatar belakangi oleh konfrontasi Indonesia-Malaysia. Pengambilalihan ini merupakan antisipasi agar Negara Belgia tidak mendukung Malaysia agar negara asal dari pemilik perusahaan ini sadar bahwa mereka memiliki kepentingan di Indonesia. setelah konfrotasi mereda, pada tahun 1968 perkebunan PT. SIPEF dikembalikan kepada pemiliknya

Sebelum tahun 1985 perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja telah mengkonversi tanaman perkebunannya. Konversi pertama terjadi pada tahun 1972 yaitu menggantikan sebagian tanaman karet menjadi tanaman coklat dan tanaman


(45)

kelapa sawit. Pergantian tanaman karet menjadi tanaman coklat dan sawit didasari oleh beberapa faktor yaitu biaya produksi karet sangat besar karna membutuhkan banyak pekerja dan apabila hujan di pagi hari maka perkebunan karet tidak dapat di sadap ditambah lagi fluktuasi harga karet tidak menentu. Pemilik perusahaan mulai mengambil kebijakan untuk menggantikan tanaman karet seutyhnya dengan cara berangsur-angsur.

Pada tahun 1985 terjadi konversi tanaman yaitu mengganti tanaman karet menjadi tanaman sawit. Hal ini dipengaruhi oleh biaya produksi sawit yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi tanaman karet. Selain biaya produksi alasan lain menganti tanaman karet menjadi kelapa sawit didasari oleh harga minyak sawit di tahun1980an cukup stabil dipasaran dunia. Pergantian tanaman ini terus berlangsung hingga di ahun 1999 semua perkebuna PT. SIPEF Bukit Maradja Estate telah menjadi tanaman kelapa sawit.

Pergantian tanaman karet menjadi sawit telah menguntungkan pemilik PT. SIPEF Bukit Maradja Estate. Keuntungan pemilik perusahaan akan berimbas kepada karyawannya. Keuntungan yang didapat karyawan setelah perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja menjadi perkebunan kelapa sawit dapat dilihat dari pendapatan karyawannya. Pada masa perkebunan karet pendapatan karyawan dapat dikatakan hanya sebatas gaji pokok karena tanaman karet tidak dapat disadap pada musim hujan dan disadap pada siang hari. Sedangkan tanaman kelapa sawit walaupun musim hujan masih dapat dipanen setelah hujan mereda. Hasil dari tanaman sawit cukup banyak dan selalu melebihi standart borong perhari setiap pemanenan sehingga karyawan


(46)

mendapat premi yang cukup banyak. Gaji karyawan ditambah premi yang didapat karyawan dapat dikatakan kehidupan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate lebih sejahtera dibandingan pada masa perkebunan karet. Kesejahteraan ini di dukung oleh perkembangan atau lebih banyak anak karyawan yang sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Mengah Atas (SMA) bahkan sampai ada anak karyawan yang mencapai perguruan tinggi walaupun biaya untuk kuliah itu sangat-sangat besar untuk karyawan. Hal ini sangat menunjukkan kesejahteraan karyawan.

5.2 Saran

Perlu diadakan pencerahan-penceharan kepada karyawan dan anak-anak karyawan tentang pentingnya pendidikan agar masyarakat perkebunan menyadari bahwa pendidikan itu berharga.Selain itu PT. SIPEF juga membuat program tentang membuka lowongan pekerjaan untuk anak karyawan yang telah menyelesaikan kuliahnya. Dengan diadakannya program ini dapat memicu anak karyawan untuk mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini dapat merubah mainset anak karyawan bahwa pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dan menjamin masa depan mereka.


(47)

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. SIPEFBUKIT MARADJA ESTATE

PT. SIPEF didirikan pada tahun 1912 di Belgia yang bergerak membangun kegiatan Usaha di sektor Perkebunan sejak 1919. SIPEF merupakan singkatan dari Societe Internationale de Plantetion Et de Finance. PT. SIPEF merupakan perusahaan terbatas dengan tujuan utama untuk mempromosikan dan mengelola perusahaan perkebunan yang akan beroperasi di daerah tropis dan sub-tropis.Selain di Indonesia PT.SIPEF ini juga didirikan diberbagai negara seperti di Papua Neugini, Salomon Island (kepulauan Salomon), Zaire (Afrika), Coast (Australia), Liberia (Afrika) dan Brazil.Untuk Indonesia PT. SIPEF memiliki kantor Pusat di Medan dikenal dengan nama The Anglo DutchEstates Agency. Pada mulanya PT. SIPEF ini hanya berkembang pada perkebunan karet. Tetapi sejak tahun 1961 perusahaan ini bukan saja pada jenis tanaman karet tetapi juga tanaman kelapa sawit dan teh.

Pada tahun 1961 PT. Tolan Tiga Indonesia berdiri untuk menjadi sebuah kelompok agro-industri perkebunan yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing. Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.JA 5/98/22 tanggal 21 September 1961 yang diumumkan langsung dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 5 Desember 1961. Tujuan didirikannya PT. Tolan Tiga Indonesia adalah untuk menaungi dan mengawasi perusahaan asing di Indonesia.


(48)

Perjalanan perkebunan PT. SIPEF di Indonesia tidak selamanya berjalan dengan mulus. Pada tahun 1964 terjadi pengambilalihan atau penguasaan perusahaan asing pada masa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia9. Dalam rangka konfrontasi itu, pemerintah mengambil alih sejumlahperkebunan milik pengusaha Inggris, Prancis, Belgia dan Amerika. Perkebunan PT. SIPEF tidaklepas dari situasi konfrontasi itu, PT. SIPEF yang merupakan perusahaan Belgia diambil alih oleh pemerintah dengan alasan politik yaitu agar Negara-negara yang memiliki perusahaan di Indonesia tidak mendukung Malaysia tetapi mendukung Indonesia karena memiliki keperluan di Indonesia.

Setelah konfrontasi Indonesia dengan Malasya mereda maka pada tahun 1968 pemerintah Republik Indonesia mengembalikan kepemilikan, pengusahaan dan pengelolahan perusahaan-perusahaan perkebunan berikut harta kekayaan dan lain-lain sebagaimana ditetapkan dalam naskah perjanjian bersama antara pemerintah Republik Indonesia dengan:

1. SIPEF GROUP ( Societe Internationale de PerkebunanEt deFinance) pada 29 april 1968.

2. AGRO SUMATERA ESTATE pada tanggal 11 mei 1968.

3. TIMBANG DELI (SUMATERA) RABBER COMPANY pada tanggal 24 juni 1968.

9 Opcit, Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, Sejarah Perkebunan Indonesia: Kajian Sosial


(49)

4. JABELMALEX GROUP pada tanggal 11 mei 1968.10

Setelah empat tahun perusahaan perkebunan Agro Sumatera Eastate, Timbang Deli, Jabelmalex Group diambil alih oleh pemerintah Indonesia maka perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian karena tidak mendapatkan hasil dari perkebunan. Sebagai tindak lanjut proses pengembalian perusahaan–perusahaan tersebut pada tahun 1968 berangsur-angsur mengalihkan pengelolahan dan kepemilikannya kepada PT.SIPEF karena mengalami kerugian.

Pada tahun 1968 PT. Tolan Tiga Indonesia menanamkan modalnya pada PT. SIPEF (SIPEF GROUP)dan selanjutnya menjadi salah satu perusahaan manajemen untuk SIPEF Group, Jabelmalux Group dan PT. Agro Muko yang dibawah manajemen PT. Tolan Tiga Indonesia (SIPEF GROUP). Perusahaan ini telah mengelola sekitar 66.303 hektar perkebunan kelapa sawit dan karet di Sumatera dan 1787 hektar teh di Cibuni (Jawa Barat).

Kantor pusat Medan merupakan Pusat aktifitas SIPEF GROUP di Indonesia, yang berlokasi di Gedung Bank Sumut Jalan Imam Bonjol, No. 18, Medan, Sumatera Utara. Kantor ini sebagai pengelola dan mengontrol perkembangan pertanian, teknik, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusiaPT. Tolan Tiga Indonesia (SIPEF GROUP) memiliki 18 anak perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut :

SIPEF GROUP terdapat di sumatera utara yang ditanami dengan tanaman kelapa sawit yang terdiri dari:


(50)

• PT. Bandar Sumatera Indonesia, Bandar Pinang Sumatera Utara • PT. Timbang Deli Indonesia

• PT. Eastern Sumatera Indonesia ( PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate) • PT. Kerasaan Indonesia,

• PT. Tolan Tiga Indonesia, Kebun Parlabian Sumatera Indonesia

Jabelmalux Grup merupakan perkebunan yang ditanami dengan tanaman kelapa sawit dan tanaman karet yang terdiri dari:

• PT. Melania Indonesia, Kebun Cibuni Jawa Barat • PT. Umbul Mas Wisesa, Sumatera Utara

• PT. Bilah Platindo, Sumatera Utara

• PT. Moesi Indonesia, Kebun Sanna Sumatera Selatan • PT. Pangkatan, Kebun Pangkatan Sumatera Utara

Agromuko Grup terdapat di bengkulu utara yang memiliki tanaman kelapa sawit dan tanaman karet terdiri dari:

• Talang Petai • Sei Kiang • Tanah Rekah • Mukomuko • Sei Betung • Bunga Tanjung • Air Bikuk


(51)

• Air Buluh • Tank Terminal

2.1 Sejarah Singkat PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

PT. SIPEF Bukit Maradja Estate (atau biasa disebut Eastern Sumatera Indonesia)berdiri pada tahun 1921 dengan luas areal

±

3.178Ha.Sebelum tahun 1921 perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate telah ditanamami dengan tanaman kopi11. Pada tahun 1921 kebun kopi diganti dengan kebun karet karena pohon kopi tidak cocok ditanam di tanah yang memiliki ketinggian kurang dari 1500m diatas permukaan laut dan jika dipaksakan hasilnya tidak maksimal. Sebelum berdirinya Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate telah ditanami dengan tanaman kopi. Pada tahun 1972 kebun karet diganti dengan kelapa sawit seluas 2.482,91 Ha karena PT. SIPEF Bukit Maradja membuat kebijakan untuk menjadi penghasil komoditi kelapa sawit karena harga minyak sawit di pasaran internasional cukup stabil.Kemudian pada tahun 1985 sebahagian lagi tanaman karet ditumbang dan diganti dengan tanaman coklat. Pada Tahun 1992 tanaman coklat mulai diganti dengan tanaman kelapa sawit. Sejak tahun 1992 sampai tahun 1997 tanaman coklat diganti dengan tanaman kelapa sawit karena tanaman coklat sudah tidak produktif lagi. Pada tahun 1996 sampai 1997 tanaman karet juga diganti dengan tanaman kelapa sawit. Setelah tahun 1999 perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate yang

11 Hartono Putra Nduru,dkk, Praktek Kerja Lapangan PT. Eastern Sumatera Indonesia Bukit

Maradja Eastate Kec. Gunung Malela Kab. Simalungun ( tidak diterbitkan), Medan: Fakultas Pertanian USU 2015, hlm 2.


(52)

dulunya terdiri dari 3 macam tanaman sekarang menjadi satu tanaman yaitu tanaman kelapa sawit. Pada tahun 1999 PT. SIPEF Bukit Maradja Estate pertama kali meremajakan tanaman Kelapa sawit karena tanaman kelapa sawit sudah tidak produktif dengan luas 198,02 Ha.

2.2 Lokasi Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

Perusahaan perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate berada pada kabupaten Simalungun, Kecamatan Siantar (namun pada tahun 2003 terjadi pemekaran kecamatan. Saat ini perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate berada pada kecamatan Gunung Malela). PT. SIPEF Bukit Maradja Estate terletak sekitar 20 Km dari kota Pematang Siantar ke arah kota perdagangan dan memiliki jarak 21Km dari perkebunan SIPEF Bukit Maradja Ke Kota Perdagangan. PT. SIPEF Bukit Maradja Estate memilikibatas-batas wilayah perkebunan yaitu:

a. Sebelah utara : Desa Suko Sari/ kerasaan Estate

b. Sebelah timur : desa Pematang Sahkuda/ Sahkuda Bolak

c. Sebelah selatan: desa Pematang Sahkuda/ Marihat Bukit dan sungai Bah Bolon

d. Sebelah barat: PTPN III Bangun/ Negri Bayur

2.3 Keadaan Alam PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

PT. SIPEF Bukit Maradja Eastatemerupakan perkebunan yang berada pada dataran rendah. Perkebunan ini memiliki ketinggian sekitar 140 meter sampai 157


(53)

meter diatas permukaan laut dan memiliki curah hujan rata-rata 1.456-2.512mm/tahun. Suhu udaranya rata-rata 230C. Disebelah selatan perkebunan PT.

SIPEF Bukit Maradja Estate terdapat sebuah sungai bernama sungah Bah Bolon. Sungai ini memiliki kedalaman sekitar 1 sampai 2,5 meter dan permukaan airnya terlihat tenang namun di bawah air sungai ini cukup deras.PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate memiliki tanah yang datar cocok dijadikan daerah perkebunan karena saat memanen tanaman tidak sesulit perkebunan yang berada pada tanah berbukit. Diseluruh perbatasan perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate ada parit yang berguna untuk tempat pembuangan air sekaligus tempat pengendapan air. Setelah dilakukan penelitian oleh para ahli maka dapat disimpulkan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate memliki struktur tanah sebagai berikut:

- Podsolik Merah Kekuningan, terkstur liat berpasir, drainase baik (Kela II).Tekstur tanah podsolik kekuningan memiliki kandungan unsur hara yang rendah dan memiliki kandungan alumenium yang terlarut cocok untuk tanaman keras. Walaupun kandungan alumeniumnya tinggi tapi ini tidak berpengaruh pada tanaman sawit karena tanaman sawit dapat membentuk lapisan humus pada permukaan tanah.

- Podsolik coklat Kemerahan, tekstur Lempung Liat berpasir, Drainase cukup baik. Podsolik coklat kemerahan memiliki tingkat kesuburan tanah sedang, baik untuk tanaman keras.

- Regosol coklat Kemerahan, tekstur pasir berlempung, drainase baik (Kelas II). Tanah regosol merupakan tekstur tanah yang kaya akan unsur hara dan cenderung


(54)

memiliki tanah gembur, umumnya tekstur makin halus semakin produktif, kemampuan menyerap air tinggi dan mudah terjadi erosi dan cocok untuk ditanam tanaman sawit dan coklat dan tanaman karet dan tanaman keras lainnya.

- Memiliki topografi datar cocok ditanami tanaman keras seperti karet dan kelapa sawit dan juga untuk memanen hasil perkebunan dari tanah yang datar tidak sesulit perkebunan yang memiliki tekstur tanah berbukit.

Berdasarkan naskah perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan PT. SIPEF pada tahun 1968,pemerintah mengembalikan kepemilikan, pengusahaan dan pengelolahan perusahaan perkebunan berikut harta kekayaan dengan luas perkebunan 3. 178 Ha.

2.4 kehidupan Karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate

Di perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate karyawan merupakan personil yang paling rendah dan bekerja di bawah pengawasan seorang mandor perkebunan. Dan mereka memiliki waktu bekerja selama 8 jam perhari. Apabila karyaan bekerja lebih dari 8 jam sehari maka itu akan dihitung lembur dan mendapatkan gaji tambahan. Pada umumnya karyawan yang bekerja diluar 8 jam dalam sehari adalah keamanan perkebunan. Hal ini terjadi apabila ada teman mereka yang tidak dapat bekerja karna memiliki urusan keluarga ataupun sakit. Selain bekerja di perkebunan mereka juga memiliki kegiatan diluar jam kerja mereka. Di perkebunan SIPEF Bukit Maradja Eastate terdapat dua suku yaitu suku batak dan


(55)

suku jawa dan terdapa agama Kristen dan Islam. Setiap suku memiliki budaya masing-masing. Walaupun demikian perbedaan budaya tidak menjadi pemisah diantara mereka, bahkan perbedaan budaya menjadikan mereka saling berbagi. Apa bila ada dianatara karyawan yang bersuku jawa merayakan acara suka cita mereka selalu mengundang karyawan yang berada dalam lingkungan perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate walaupun karyawan tersebut ada diluar suku ataupun agama mereka dan begitu juga sebaliknya. Dan apabila ada yang kemalangan seperti ada yang meninggal maka mereka akan datang kerumah duka sebagai ungkapan ikut bersedih.

Karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate selain bekerja sebagai karyawan mereka juga memiliki kegiatan lain diluar jam kerja mereka. Hal ini diakibatkan waktu luang mereka cukup banyak. Untuk mengisi waktu luang mereka melakukan banyak kegiatan agar tidak merasa jenuh dengan suasana perkebunan. Kegiatan-kegiatan itu seperti bermain bola, cerita dengan teman mereka, sekedar keliling mencari hiburan dan ada juga yang memiliki pekerjaan sampingan lain seperti berdagang, bertani dan ada juga yang menjadi tukang ojek untuk menambah penghasilan mereka. Pekerjaan-pekerjaan sampingan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat dari tabel berikut:


(56)

Tabel 1. Jumlah karyawan yang memiliki pekerjaan sampingan.

No. Jeniskegiatan menghasilkan uang Jumlah

1 Berdagang 17

Ojek 33

Bertani 60

Yang tidak memiliki pekerjaan sampingan

122

Sumber: wawancara dengan karyawan.

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah karyawan yang memiliki pekerjaan sampingan berdagang adalah 17 orang, jumlah karyawan yang menjadi ojek sebanyak 33 0rang, betani 60 org, dan yang tidak memiliki pekerjaan sampingan adalah sebanyak 122 orang. Pekerjaan sampingan ini mereka lakukan untuk menambah penghasilan mereka agar mereka dapat hidup lebih layak.


(57)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembukaan perkebunan di Sumatera Timur pertama kali dirintis oleh Jacobus Nienhuys pada tahun 1863. Nienhuys dalam membuka perkebunan mengalami kesulitan mendapatkan buruh untuk bekerja di perkebunan.1 Orang-orang yang tinggal di pesisir terdiri dari orang Batak dan melayu tidak berpengalaman untuk bekerja di perkebunan. Awalnya kuli didatangkan dari Singapura dan Malaka namun kebutuhan pekerja semakin meningkat mengakibatkan tuan kebun mendatangkan kuli dari Jawa dan Cina. Kedatangan Nienhuys ke Deli membawa dampak yang besar. Era kebesaran yang membawa nama tembakau Deli ke pasaran dunia di mulai pada tahun 1863 ketika Nienhuys mengembangkan perkebunan tembakau Deli.2

Akibat dari keberhasilan Nienhuys dalam perkebunan tembakau telah mendorong pengusaha Eropa di Sumatera Timur. Pada tahun 1865-1867 ada tiga perusahaan perkebunan Swasta Eropa yang membuat perjanjian dengan Sultan Deli untuk membuka perkebunan pala dan tembakau tercatat pada Kolonial Verslag (laporan kolonial) tahun 1868, tiga orang pengusaha Eropa itu adalah Van Moch, Mots dan Breeker.3 Van Moch menanam kebun pala dengan nama Carls Hure,

1 Marwati Djoenedi Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia IV,

Jakarta:PN Balai Pustaka 1984, hlm 136.

2 T. Keyzerina Devi, Poenale Sanctie, Medan: Program Pascasarjana USU, 2004, hlm 49. 3 Ibid, hlm 59.


(58)

Breeker membuka perkebunan tembakau dengan nama Konninggratz dan Mots membuka tembakau dengan nama Helvetia.

Berkembangnya perkebunan di Sumatera timur diawali dengan lahirnya Agrarische Wet1870 yang bertujuan untuk membuka pintu bagi perusahaan swasta menanamkan modalnya di Hindia Belanda khususnya dalam bidang perkebunan yang memberikan hak atas tanah dalam jangka 75 Tahun.Undang-undang Agraria pada tahun 1870 menetapkan peraturan-peraturan tataguna tanah sebagai berikut:

1. Tanah milik rakyat tidak dapat dijualbelikan kepada non-pribumi

2. Disamping itu tanah domain pemerintah sampai seluas 10 bau dapat di beli non-pribumi untuk keperluan bangunan perusahaan

3. Untuk tanah domain lebih luas ada kesempatan bagi non-pribumi memiliki hak guna, ialah:

a. Sebagai tanah dan hak membangun

b. Tanah sebagai erfpacht (hak sewa serta hak mewariskan) untuk jangka waktu 75tahun.4

Lahirnya Agraria Wet (undang-undang agraria) dilatarbelakangi oleh sistem tanam paksa yang diberlakukan pemerintahan kolonial Belanda selama 40 tahun banyak menguntungkan Belanda namun mendatangkan kelaparan dan kematian bagi masyarakat jajahan di Hindia Belanda dan munculnya kaum liberal di Belanda yang ingin menanamkan modalnya di tanah jajahan. Politik kolonial liberal juga

4 Sartono Kartodrdjo dan Joko Suryo, Perkebunan di Indonesia: Kajian Sosial Ekonomi,


(59)

melahirkan politik pintu terbuka untuk memberi kesempatan kepada bangsa asing untuk menanamkan modal dibawah pemerintahan kolonial.5

Agraris Wetdan politik pintu terbuka menjadi dasar datangnya pengusaha asing dari Belgia untuk membuka perkebunan PT. SIPEF di sumatera. Pada tahun 1921 PT. SIPEF (Societe Internationale de Perkebunan Et deFinance) mendirikan perkebunan di Bukit Maradja dengan luas 3.174 Ha. Sebelum berdirinya perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja telah ditanami dengan tanaman kopi namun pada tahun 1921 tanaman kopi diganti dengan tanaman karet hal ini diakibatkan harga kopi di pasar internasional tidak stabil dan jugahasil tanaman karet melebihi hasil tembakau.

PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate memiliki lokasi perkebunan yang terterletak di Kabupaten Simalungun, kecamatan Siantar desa Pematang Sahkuda. PT. SIPEF memiliki jarak sekitar 20km dari kotaPematang Siantar dan 21km dari kota Perdagangan.

Pada awal berdirinya perkebunan PT.SIPEFmemiliki kantor pusatdi Medan yang dikenal sebagai The Anglo Dutch Estates Agency. Kemudian tahun 1958 namaThe Anglo Dutch Estates Agency diubah menjadi The Anglo Dutch Estates Agency Terbatas. Karena pada saat itu perusahaan ini telah berkembang sangat baik dan banyak mengelola beberapa jenis tanaman seperti karet, kelapa sawit, dan teh. Pada tahun 1961 lembaga sekali lagi berubah nama menjadi PT. TOLAN TIGA INDONESIA .Sejak saat itu perusahaan ini telah berkembang menjadi sebuah kelompok agro-industri perkebunan yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal

5 Sartono Kartodirdjo, pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Jilid


(60)

Asing Kredit No.1 tahun 1967, berdasarkan akta No. 40 tanggal 7 September 1961 oleh Profesor Meester Raden Soedja, notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.JA 5/98/22 tanggal 21 September 1961 yang diumumkan langsung dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 5 Desember 1961.

Perjalanan perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja tidak selamanya berjalan dengan baik. Pada tahun 1964 terjadi proses pengambilalihan atau penguasaan perusahaan asing diakibatkan konfrontasi Indonesia dengan Malaysia. Dalam rangka konfrontasi Indonesia-Malaysia pemerintah Indonesia menguasai sejumlah kebun milik pengusaha Inggris, Prancis, Belgia dan Amerika. Penguasaan perusahaan asing ini berlangsung sementara, karena setelah selesai konfrontasi, perusahaan milik Inggris, Prancis, Belgia dan Amerika dikembalikkan kepada pemiliknya.Pada tahun 29 april 1968 pemerintah Republik Indonesia mengembalikan semua kepemilikan, pengusahaan dan pengelolahan perkebunan PT. SIPEF kepada pemiliknya dengan Hak Guna Usaha seluas 3.178 Ha.6PT.Tolan Tiga Indonesia (SIPEF GROUP) membawahi SIPEF Group, Jabelmalux Group dan PT. Agro Muko.Perusahaan ini telah mengelola sekitar 66.303 hektar perkebunan kelapa sawit dan karet di Sumatera dan 1787 hektar the di Cibuni.

Pada tahun 1972 kebun karet sebahagian diganti dengan kelapa sawit diakibatkan pasaran minyak sawit lebih stabil dibandingkan harga karet dipasar

6 Jehan Indah Sakinah, PKL: Sumber Daya Manusia di PT. Eastern Sumatera Indonesia Bukit


(61)

internasional.Kemudian pada tahun 1986 sebahagian lagi tanaman karet digantikan dengantanaman coklat.Tahun 1997 tanaman coklat digantikan dengan tanaman sawit. Pada tahun 1998 seluruh perkebunan PT.SIPEF Bukit Maradja Eastate telah menjadi tanaman kelapa sawit. Proses pergantian tanaman mengakibatkan para pemanen dipindahkan kepekerjaan lain seperti perawatan.

Penelitian ini berjudul “Sejarah Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja (1985-2002)”.Penulis memilih judul ini karena PT. SIPEF merupakan sebuah perusahaan besar yang memberi dampak terhadap kehidupan ekonomi masyarakat perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja. Penulis memilih tahun 1985 karena pada tahun 1985 tanaman karet diganti dengan tanaman kelapa sawit, hal ini didasari pada harga minyak kelapa sawit lebih stabil di pasaran internasional dan juga biaya produksi sangat besar karena membutuhkan lebih banyak pekerja untuk karet di bandingkan pekerja di perkebunan sawit. Pergantian tanaman dimaksudkan untuk mensejahterakan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate. Tahun 1998 seluruh perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja telah menjadi perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 2002 terjadi replanting tanaman kelapa sawit diakibatkan tanaman sudah tidak produktif lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam melakukan suatu penelitian maka yang menjadi landasan penelitian itu adalah apa yang menjadi akar permasalahannya. Perumusan masalah ini penting


(62)

untuk membatasi masalah agar mempertajam bahan kajian. Penelitian ini dapat dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan berikut:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate?

2. Bagaimana managemen PT. SIPEF Bukit Maradja Estate ? 3. Bagaimana aktivitas perkebunan PT SIPEF tahun 1978-2002? 4. Apa dampak kehadiran PT. SIPEF terhadap buruh?

1.3Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting bukan hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum.Setelah hasil penelitian ini dituliskan dalam bentuk buku sehingga dapat dibaca oleh khalayak umum. Adapun tujuan dari penelitian ini:

1. Menjelaskan latar belakang berdirinya perkebunan kelapa sawit PT. SIPEF Bukit Maradja Estate.

2. Menjelaskan managemen PT. SIPEF Bukit Maradja Estate.

3. Menjelaskan aktivitas perkebunan kelapa sawit PT. SIPEF Bukit Maradja Estate.

4. Menguraikan dampak kehadiran PT. SIPEF Bukit Maradja terhadap buruh. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:


(63)

1. Agar sejarah perkebunan kelapa sawit PT. SIPEF Bukit Maradja tidak hilang begitu saja karena peranannya yang cukup besar dalam kehidupan sosial ekonomi karyawan.

2. Penelitian yang bersifat deskripti-naratif tentang aktivitas perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja dapat menjadi pemicu penelitian-penelitian berikutnya. Juga dapat menjadi refrensi bagi penelitiannya selanjutnya.

1.4 Tinjauan Pustaka

Informasi terkait perkebunan dan dampaknya terhadap masyarakat diperoleh . Buku ialah buku karangan Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo dengan judul “ Sejarah Perkebunan di Indinesia: Kajian SosialEkonomi”. Didalam buku ini menjelaskan sejarah perkebunan di Indonesia. Didalam buku inidi jelaskan bagaimana pengaruh perkebunan terhadap buruh pada masa Sistem Tanam Paksa, bagaimana pemerintah kolonial memperlakukan buruh, dan bagaimana cara pemerintah kolonial mendapatkan buruh. Buku ini juga menjelaskan apa yang mendasari lahirnya Undang-Undang Agraria pada tahun 1870. Didalam buku ini juga dijelaskan bagaimana situasi perkebunan pada masa pendudukan jepang yang telah banyak menggantikan perkebunan menjadi tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan perang. Setelah masa kemerdekaan terjadi konfrontasi Indonesia dengan Malasia sehingga terjadi pengambilalihan perkebunan milik swasta asing, seperti: Amerika, Inggris, Prancis dan Belgia dan pengambilalihan perusahaan ini hanya


(64)

berlangsung sementara, setelah konfrontasi selesai perusahaan-perusahaan swasta asing dikembalikan kepemiliknya.

Buku selanjutnya adaalah buku karangan T. Keizerina Devi dengan judul “Poenale Santie”. Didalam buku ini dijelaskan bagaimana situasi perkebunan pada masa pembukaan perkebunan yang dilakukan oleh Nienhuys di Deli. Untuk mengelolah perkebunan Nienhuys membutuhkan banyak pekerja namun orang sumatera timur tidak ahli dalam mengelolah perkebunan sehingga dia mendatangkan pekerja dari malaka, cina dan pulau jawa. Didalam buku ini dijelaskan fasilitas yang di dapat oleh buruh perkebunan. Pada tahun 1870 lahirlah Agrarische Wet yang didasari munculnya kaum liberal di negara induk sehingga mereka ingin membebaskan Hindia belanda dari sistem tanam paksa yang selama 40 tahun di berlakukan pemerintahan kolonial. Didalam buku ini juga dijelaskan Agrarische Wet mengundang pengusaha swasta asing untuk mendirikan perkebunan di Hindia Belanda.

Buku yang selanjutnya adalah buku Praktek Kerja Lapangan yang tulis oleh Jehan Indah Sakinah dengan judul ”Sumber Daya Manusia di PT. Eastern Sumatera Indonesia Bukit Maradja Eastate Pematangsiantar”. Didalam buku ini dijelaskan bagaimana dan kapan berdirinya PT. SIPEF. Didalam buku PKL ini juga dijelaskan perusahaan-perusahaan apa saja yang termasuk didalam menejemen PT. Tolan Tiga dan menjelaskan letak geografis perkebunan.


(65)

Buku selanjutnya adalah karangan Sartono Kartodirdjo, pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Jilid 2. Didalam buku ini dijelaskan tentang cultur stelsel yang sangat meresahkan kaum liberal di Belanda sehingga melahirkan Agraris wet agar tidak terjadi tindak sewenang-wenang pemerintah Belanda terhadap kaum pribumi. Agraris wet juga menjadi dasar lahirnya politik pintu terbuka karena masih banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan untuk perkebunan.

Buku selanjutnya adalah karangan Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dengan judul “Sejarah Nasional Indonesia IV”. Didalam buku ini dijelaskan apa yang terjadi pada Hindia Belanda pada masa tanam paksa dan apa tindakan yang dilakukan kaum liberal untuk membebaskan Hindia Belanda dari penderitaan tanam paksa. Perjuangan kaum liberal berhasil dan memunculkan Agraria wet dan politik pintu terbuka pada akhir abad ke-19. Agraria Wet dan politik pintu terbuka menjadi dasar para pemilik modal asing menanamkan modalnya di Hindia Belanda.

1.5 Metode penelitian

Metode menjadi bagian yang wajib dalam setiap penelitian, terutama metode penelitian. Penelitian merupakan aturan sistematis yang berguna sebagai proses dalam dalam memperoleh fakta-fakta dan perinsip-perinsip untuk mencari kebenaran dari permasalahan. Metode yang penulis pergunakan dalam melakukan penelitian ini


(66)

adalah metode sejarah. Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan jejak-jejak sejarah.7Dalam penerapannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Tahap pertama adalah heuristik yakni mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang kita teliti.Metode yang dilakukan dalam heuristik adalah studi pustaka dan studi lapangan.Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian ini baik dalam bentuk buku, skripsi, jurnal dan lainnya. Untuk mengumpulkan sumber pustaka penulis mengunjungi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Sementara itu, studi lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yg mengetahui dampak berdirinya perkebunan terhadap kehidupan sosial ekonomi di Bukit Maradja.

Setelah terkumpul sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian ini, maka tahapan selanjutnya adalah kritik sumber, baik kritik intern maupun ekstern.Kritik ekstern dilakukan untuk memilah apakah dokumen itu diperlukan atau tidak serta manganalisis apakah dokumen yang telah dikumpulkan asli atau tidak dengan mengamati tulisan, ejaan, jenis kertas, serta apakah dokumen tersebut isinya masih utuh atau di ubah sebagian.Kritik intern yaitu suatu langkah untuk menilai isi

7

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. dari Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hlm 39.


(67)

dari sumber-sumber yang telah dikumpulkan.Tujuannya adalah untuk mendapatkan kredibilitas sumber atau kebenaran isi dari sumber tersebut.8

Tahapan selanjutnya interpretasi yaitu memuat analisis dan sintesisterhadap data yang dikritik atau diverifikasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara menafsirkan kata, membandingkannya untuk diceritakan kembali dalam bentuk tulisan. Tahapan terakhir dari metode ini adalah historiografi atau penulisan.Tahapan penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang telah ditafsirkan baik secara tematis maupun kronologis dapat dituliskan.

Historiografimerupakan proses mensintesakan fakta suatu proses menceritakan rangkaian kata dalam suatu bentuk tulisan yang kritis analitis dan bersifat ilmiah sehingga tahap akhir dalam penulisan ini dapat dituangkan dalam bentuk tulisan yang kritis dan bersifat ilmiah sehingga tahap akhir penulisan ini dapat dituangkan dalam bentuk skripsi dengan terlebih dahulu menulis rancangan daftar isi skripsi.

8

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995, hlm 99-100.


(68)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate (1985-2002). Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan studi lapangan dan studi pustaka. Proses pelaksanaan metode ini dengan melakukan wawancara dengan karyawan dan pensiunan karyawan PT. SIPEF, serta mencari buku-buku diberbagai perpustakaan yang berhubungan dengan perkebunan.

Rencana penelitian tentang sejarah PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang berdirinya PT. SIPEF dan kebijakan yang diambil oleh pemilik perusahaan untuk mengkonversi tanaman dari tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawi yang dimulai sebelum tahun 1985 sampai tahun 1999 dan melihat dampak dari pengkonversian tanaman terhadap kesejahteraan karyawaan.

Hasil dari penelitian ini akan diketahui latar belakang pengkonversian tanaman dan dampak konversi tanaman terhadap kesejahteraan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja.


(1)

administrasi Departemen Sejarah yang membantu kelancaran penelitian dan kegiatan akademik penulis.

5. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan T. Lukman Sinar, Maneger PT. SIPEF Bukit Maradja Estate beserta seluruh stafnya yang telah mengizinkan penulis untuk PKL serta memberikan data, waktu dan pelayanan yang baik selama penulis melakukan penelitian.

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda R. Siahaan dan alm. R. Pasaribu yang telah membesarkan dan memberikan cinta serta mendukung penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun materil. 7. Abang-abang dan kakak penulis, abangda Abdi Agustin Siahaan, Kristian

Jansen Siahaan, Fransiska Siahaan, Ferry Harrison Siahaan dan Uba Hasian Siahaan. Terimakasih atas motivasi, perhatian dan materil yang diberikan kepada penulis dalam menempuh study dan proses penyelesaian penulisan skripsi.

8. Rekan-rekan stambuk 2011 Ilmu Sejarah, Jan B. Nainggolan, Junedy Nasution, Kiki Maulana, Venica Simanjuntak, Suhariadi, Dores, Josia dan serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas dukungan dan dorongan kepada penulis selama penulis menempuh studi sehingga saat ini.

9. Rekan-rekan PMKRI dan UKM KMK FIB USU, Adinda Edo Martua, Eka Yuni Silalahi dan rekan rekan lain yang tidak dapat disebutkan oleh penulis, atas masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.


(2)

iv

10. Spesial Untuk Yana Investa Tarigan yang telah memberikan waktu, semangat, dukungan dan sindiran buat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

11. Kepada semua Informan dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih banyak atas segala bantuan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Penulis doakan semoga bantuan yang diberikan kepada penulis tidak sia-sia melainkan beroleh berkat.

Medan, Desember 2015 Penulis,

Alexander Siahaan NIM 110706022


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka ... 7

1.5 Metode Penelitian………... 9

BAB II GAMBARAN UMUM PT. SIPEF BUKIT MARADJA EASTATE 2.1 Sejarah Singkat PT. SIPEF. Bukit Maradja Estate ... 16

2.2 Lokasi Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate ... 17

2.3 Keadaan Alam PT. SIPEF Bukit Maradja Estate ... 17

2.4 Kehidupan Karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate...19

BAB III MANAJEMEN PT. SIPEF BUKIT MARADJA ESTATE 3.1 Struktur Organisasi ... 22

3.1.1 ADM ... 24

3.1.2 FHA ... 25

3.1.3 Kepala Tata Usaha (KTU) ... 25

3.1.4 Asisten Teknil/Spil/Traksi ... 26


(4)

vi

3.1.6 Office Clerk... 27

3.1.7 Accounting Clerk ... 28

3.1.8 Operator Payroll ... 28

3.1.9 Agendaris ... 29

3.1.10 Accounting Material ... 29

3.1.11 Progress Report Clerk/Produksi Clerk ... 30

3.1.12 Krani Gudang ... 30

3.1.13 Krani Kepala Personalia Kebun... 31

3.1..14 Krani I ... 31

3.1.15 Krani SIPEF Training Centre ... 32

3.1.16 Perwira Pengaman ... 32

3.1.17 Krani Cecking Fresh Fruit Banc ... 33

3.1.18 Krani Afdeling Transport ... 33

3.1.19 Mandor I ... 34

3.1.20 Mandor Traksi... 34

3.1.21 Karyawan ... 35

3.2 Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) SIPEF Bukit Maradja Estate ... 35

BAB IV AKTINITAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. SIPEF BUKIT MARADJA ESTATE (1985-2002) 4.1 Pergantian Tanaman ... 38

4.2 Pengolahan Lahan ... 40

4.3 Pembibitan ... 41

4.4 Persiapan penanaman ... 42

4.5 Penanaman ... 42

4.6 Perawatan ... 43

4.6.1 Panen ... 44

4.6.2 Pengolahan Kelapa Sawit ... 45

4.7 Replanting Tanaman ... 45

BAB IV UPAYA PT. SIPEF BUKIT MARADJA EASTATE MENSEJAHTERAKAN KARYAWANNYA (1985-2002)


(5)

Estate ... 47

5.1.1 Pondok atau Perumahan Karyawan ... 48

5.1.2 Gaji Karyawan ... 49

5.1.3 Jaminan Kesehatan ... 50

5.1.4 Tunjangan (Bonus tahunan, penghargaan kerja, dana Pensiun dan JAMSOSTEK ... 51

5.1.5 tunjangan hari raya dan natal ... 52

5.2 Pendidikan ... 52

5.2.1 Pendidikan Formal ... 53

5.2.2 Pendidikan Nonformal ... 54

5.3 Peran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di PT. SIPEF Bukit Maradja Estate ... 55

5.4 Perbaikan Ifrastruktur ... 56

5.4.2 Masjid ... 57

5.4.3 Gereja ... 57

5.4.4 Stadion Lapangan Bola Kasi dan Lapangan Volly ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 61

DAFTAR INFORMAN ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN


(6)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate (1985-2002). Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan studi lapangan dan studi pustaka. Proses pelaksanaan metode ini dengan melakukan wawancara dengan karyawan dan pensiunan karyawan PT. SIPEF, serta mencari buku-buku diberbagai perpustakaan yang berhubungan dengan perkebunan.

Rencana penelitian tentang sejarah PT. SIPEF Bukit Maradja Eastate ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang berdirinya PT. SIPEF dan kebijakan yang diambil oleh pemilik perusahaan untuk mengkonversi tanaman dari tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawi yang dimulai sebelum tahun 1985 sampai tahun 1999 dan melihat dampak dari pengkonversian tanaman terhadap kesejahteraan karyawaan.

Hasil dari penelitian ini akan diketahui latar belakang pengkonversian tanaman dan dampak konversi tanaman terhadap kesejahteraan karyawan PT. SIPEF Bukit Maradja.