Pergantian Tanaman Karet Sejarah Perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja (1985- 2002)

38 asing di Nusantara menambah luas perkebunannya, yang tentu saja dengan ijin Pemerintah Belanda. 16

4.1 Pergantian Tanaman Karet

Dalam perjalannya harga karet tidak selamanya memiliki harga yang tinggi. Pada tahun 1920-1921 harga karet dipasaran dunia perna mengalami depresi, namun pada tahun 1926 harga karet kembali membumbung tinggi. 17 Hal ini membuat bertambahnya perkebunan karet yang nantinya akan merusak membust deflasi harga karet di pasaran internasional akibat dari kelebihan kapasitas produksi. Harga karet di indonesia indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan harga dari produsen lain. Jika dilihat pada tahun 1964 harga karet alam dunia adalah sebesar US Dolar 566,5ton, sedangkan harga ekspor karet alam indonesia sebesar US Dolar 368,3ton. Pada tahun 1973 terjadi kenaikan harga yang tinggi dengan harga karet alam di dunia US Dolar 781,1ton dan karet indonesia US Dolar 456ton. Pada tahun 1984 harga karet dunia sebesar US Dolar 1.095ton sedangkan harga ekspor karet indonesia sebesar US Dolar 946,8ton. 18 Hal ini menjadi pertimbangan bagi pemilik perkebuna PT. SIPEF untuk mengganti tanaman karet dengan tanaman coklat dan sawit, selain itu biaya produksi 16 Opcit, Harianto Budiman, Budidaya Karet unggul: Prospek Jitu Investasi Masa Depan, Yogyakarta: Pustaka Baru Prest, 2012, hlm,10. 17 Mubyarto dan Awan Setya Dewanta, Karet: Kajian Sosial-Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media, 1991, hlm 12. 18 Ibid, hlm, 34. 39 karet lebih besar dibandingkan dengan biaya produksi tanaman sawit dan coklat. Pergantian tanaman dimulai sebelum tahun 1985 yaitu dengan mengganti tanaman karet dengan tanaman kelapa sawit dan mengganti tanaman coklat dengan tanaman kelapa sawit. Pergantian tanaman karet dan coklat menjadi sawit didasari faktor ekonomi. Pergantian tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit didasari harga komoditas sawit di pasaran internasiona cukup stabil dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memanen kelapa sawit lebih sedikit dibandingkan jumlah pekerja dalam memanen coklat atau karet. Pada tahun 1985 tanaman karet diganti dengan tanaman kelapa sawit hal ini dipengaruhi oleh harga biaya produksi cukup besar karena jumlah pekerja untuk memanen karet cukup banyak. Luas lahan tanaman karet yang di tumbang sebanyak 4,87Ha. Pada tahun 1992 tanaman coklat pertama kali di ganti dengan tanaman sawit. Hal ini juga diakibatkan tanaman coklat sudah tidak produktif lagi. Pada tahun 1993 sampai 1997 tanaman coklat diganti dengan tanaman kelapa sawit seluas 457,2Ha. Pada tahun 1996 sampai 1997 tanaman karet kembali dengan tanaman kelapa sawit seluas 233,96Ha. Hal ini dilakukan untuk menjalankan kebijakan perusahaan pada tahun 1972. Pada tahun 1998 semua perkebunan PT. SIPEF Bukit Maradja Estate telah menjadi tanaman kelapa sawit. 40

4.2 Pengolahan Lahan