63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi dan belanja modal terhadap kinerja keuangan dengan
pendapatan asli daerah sebagai variabel moderating pada pemerintah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari laporan realisasi APBD yang terdapat pada website pemerintah Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan www.djpk.depkeu.go.id,
Badan Pusat Statistik www.sumut.bps.go.id dan juga data tambahan yang terdapat pada Kantor Gubernur Sumatera Utara bagian kabupatenkota. Sampel
awal yang diperoleh berjumlah 33 kabupatenkota, namun setelah diseleksi berdasarkan kriteria yang ditetapkan makadiperoleh sampel akhir sebanyak 19
pekabupatenkota.Penentuan sampel menggunakanmetode purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan dalam BAB III.Penentuan sampel dapat
dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Penentuan Sampel
Keterangan
Jumlah
KabupatenKota yang mempublikasikan laporan APBD Provinsi Sumatera Utara 2010-2014.
33 KabupatenKota tidak mempublikasikan laporan realisasi APBD
2010-2014. 14
Jumlah sampel kabupatenkota 19
Jumlah Tahun Observasi 5
Jumlah Observasi 95
Sumber : Data sekunder yang diolah
Universitas Sumatera Utara
64
4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dapat diinterpretasikan secara sederhana, jelas dan objektif sehingga
diperoleh informasi dan gambaran yang sebenarnya mengenai topik yang dibahas.Gambaran tersebut berupa nilai minimum, maksimum, rata-rata dan
standar deviasi.Hasil dari pengujian analisis deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DBH-X1
95 2.520
695.012 58.16378
87.155438 PE-X2
95 1.543
147.325 14.74206
25.356089 BM-X3
95 27.867
783.883 182.93785
140.275793 KINERJAKEUANG
AN-Y 95
1.98 38.27
7.4731 7.19994
PAD-Z 95
1.147 995.073
66.69104 128.088531
Valid N listwise 95
Sumber: Output SPSSdalam jutaan rupiah
Tabel 4.2 merupakan ouput analisis deskriptif variabel penelitian dari tahun 2010-2014 dengan menggunakan software SPSS. Jumlah observasi N
keseluruhan adalah 95 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Dari tabel dapat dijelaskan analisis deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut :
Dana bagi hasil DBH-X
1
kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2014, nilai terendah sebesar 2,520dan tertinggi sebesar 695,012
dengan rata-rata sebesar 58,6378 dan standar deviasi sebesar 87,155438. Kabupatenkota yang memiliki nilai diatas rata-rata tahun 2010,2013Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
65
Asahan, tahun 2010,2013 dan 2014 Kabupaten Simalungun, pada tahun 2011,2012,2013,2014 Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan
pada tahun 2010-2014, sedangkan KabupatenKota yang memiliki nilai dibawah rata-rata pada tahun 2010 Kabupaten. Dana bagi hasil yang diperoleh dari
penerimaan daerah pada Provinsi di Sumatera Utara memiliki peran penting dalam mendanai pembangunan daerah tersebut.
Pertumbuhan ekonomi PE-X
2
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada periode
tertentu. Indikator yang di gunakan adalah pertumbuhan produk domestik regional bruto PDRB pada Pemerintah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara
selama tahun 2010-2014 cenderung mengalami kenaikan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi untuk kabupatenkota di Provinsi
Sumatera Utara sebesar 14,74206dan standar deviasinya sebesar 25,356089. Nilai terendah pertumbuhan ekonomi sebesar 1,543 dan nilai tertinggi sebesar
147,325.KabupatenKota yang memiliki nilai pertumbuhan ekonomi diatas rata- rata pada tahun 2010-2014 Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli
Serdang, Kabupaten Simalungun, pada tahun 2014 Kabupaten Labuhan Batu Selatan, pada tahun 2012,2013,2014 Kabupaten Asahan, sedangkan
kabupatenkota di bawah rata-rata 2010-2014 Kabupaten Samosir, Kota Sibolga, pada tahun 2010,2011,2012 Kota sidempuan, pada tahun 2012 Kabupaten
Humbang Hasundutan. Deviasi standarnya 25,356089 yang berarti variasi data besar, yaitu 171,99 dari rata-rata.Dengan semakin tingginya PDRB maka
perekonomian masyarakat akan semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
66
Belanja modal BM-X
3
kabupatenkota di Sumatera Utara tahun 2010- 2014, nilai terendah 27,867 dan tertinggi sebesar 783,883 dengan rata-ratas
sebesar 182,93875 dan standar deviasi sebesar 140,275793. KabupatenKota yang memiliki nilai diatas rata-rata yaitu Kabupaten 2010-2014 Kota Medan,
Kabupaten Deli Serdang, pada tahun 201011,2013 pada tahun 2012-2014 Kabupaten Asahan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Simalungun, Kabupaten
Tapanuli Selatan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Labuha Batu Selatan, sedangkan yang di bawah rata-rata 2010,2014 Kota Padang Sidempuan,
pada tahun 2011 Kota Pematang Siantar, pada tahun 2012 Kabupaten Labuhan Batu Selatan, pada tahun 2013 Kota Sibolga. Deviasi standarnya 140,275793 yang
berarti variasi data besar, yaitu 76,67 dari rata-rata. Kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan kegiatan
suatu perusahaan maupun pemerintahan. Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio, namun rasio yang digunakan dalam penelitian ini
rasio kemandirian. Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan
daerah yang berasal dari sumber yang lain, misalnya bantuan pemerintah pusat atau dari pinjaman.
Rata-rata kinerja keuangan Y di Provinsis Sumatera Utara pada tahun 2010-2014 sebesar 7,4731. Nilai tertinggi sebesar 38,27 dan nilai terendah sebesar
1,98 dengan standar deviasi sebesar 7,19994. KabupatenKota yang memiliki nilai diatas rata-rata yaitu pada tahun 2010-2014 Kota Medan, Kabupaten Deli
Serdang, Kota Tebing Tinggi, pada tahun 2011-2014Kabupaten Tapanuli Selatan,
Universitas Sumatera Utara
67
pada tahun 2011,2013 Kota Pematang Siantar, pada tahun 2012 Kabupaten Langkat sedangkan kabupatenkota 2010 Kabupaten Mandailing Natal, pada tahun
2011,2012 Kabupaten Labuhan Batu Selatan, pada tahun 2013,2014 Kabupaten Toba Samosir, pada tahun 2013 Kabupaten Samosir. Deviasi standarnya 7,19994
yang berarti variasi data besar, yaitu 96,34 dari rata-rata. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap
bantuan pihak eksternal terutama pemerintah pusat dan provinsi semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya.Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.Semakin tinggi tingkat rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam pembangunan
daerah.Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen PAD.
Semakin tinggi masyarakat yang membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.
Rata-rata PAD sebesar 66,69104 dengan nilai tertinggi sebesar 995,073 dan nilai terendah sebesar 1,147. Standar deviasi sebesar
128,088531.KabupatenKota yang memiliki nilai diatas rata-rata yaitu pada tahun 2010-2014 Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan, pada tahun 2012,2014
Kabupaten Langkat, pada tahun 2014 Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Pematang Siantar, Kota Tebing Tinggi. Deviasi
standarnya 128,088531 yang berarti variasi data besar, yaitu 192,06 dari rata- rata. Semakin besar kontribusi PAD terhadap APBD, maka akan semakin kecil
pula ketergantungan terhadap bantuan pemerintah pusat. Hal ini karena PAD
Universitas Sumatera Utara
68
dapat dipergunakan sesuai dengan kehendak dan inisiatif pemerintah daerah demi kelancaran penyelenggaraan urusan daerahnya Bastian, 2012.
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengangggu atau residual memiliki distribusi normal.Pengujian
normalitas mengggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 95
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 2.98713908
Most Extreme Differences
Absolute .084
Positive .084
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .822
Asymp. Sig. 2-tailed .509
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Output SPSS
Hasil uji statistik non-parametric Kolmogorov-Smirnov seperti ditampilkan dalam Tabel 4.3, menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,822 dan nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,509 dengan nilai signifikan yang ditetapkan 0,05 yang berarti data residual terdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan
yang lain. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas terlihat melalui scatterplot pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.4 Scatterplot
Sumber: Output SPSS
Gambar 4.4 merupakan scatterplot yang memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2.2.3 Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen multikolinearitas yang
dapat diketahui atau dideteksi dengan memanfaatkan statistik korelasi Variance Inflation Factor VIF.VIF dalam hal ini merupakan suatu harga koefisien statistik
yang menunjukkan pada Collinearity. Berikut merupakan hasil uji
multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1Constant DBH-X1
.242 4.133
PE-X2 .188
5.317 BM-X3
.403 2.481
a. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Pada tabel 4.5 menujukkan hasil uji multikolinearitas masing – masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
kurang dari 0,1. Jadi dapat dinyatakan bahwa antara variabel dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi dan belanja modal tidak terjadi multikolinearitas dan dapat
digunakan dalam penelitian.
4.2.2.4 Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 atau sebelumnya.Uji autokorelasi dilakukan menggunakan uji Durbin-Watson pada model regresi seperti ditunjukkan di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .911
a
.830 .824
3.03598 1.831
a. Predictors: Constant, BM-X3, DBH-X1, PE-X2 b. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
71
Dari table 4.6 menunjukkan hasil uji autokorelasi Durbin-Watson, skor DW sebesar 1,831. Nilai n = 95 dan variabel independen 3 k=3; taraf
signifikansi sebesar 5; maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai sebagai berikut lihat lampiran 9.
Tabel 4.7 Durbin Watson Test Bound
k=3 N
dL dU
15 .
. 95
0,814 .
. 1,602
1,750 .
. 1,732
Oleh karena itu, dU DW 4 – dU yaitu 1,732 ≤1,831≤2,2684 – 1,732 dan
nilai DW lebih kecil daripada 4 – dL yaitu 2,398 4 – 1,602.Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat adanya autokorelasi diantara data pengamatan
dalam penelitian ini.
4.2.3 Hasil Analisis Regresi 4.2.3.1 Hasil Analisis Regresi Sederhana
4.2.3.1.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Dimana nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
sangat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
Universitas Sumatera Utara
72
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R
2
pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.Maka, digunakan nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
Tabel 4.8 Hasil Uji R
2
DBH, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal terhadap Kinerja Keuangan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.911
a
.830 .824
3.03598 a. Predictors: Constant, BM-X3, DBH-X1, PE-X2
b. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Dari tabel 4.8 di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Nilai R sebesar 0,911 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan
antara kinerja keuangan dengan dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi dan belanja modal sangat erat yaitu sebesar 91,1.
2. R square sebesar 0,830 berarti 83 kinerja keuangan mampu
diprediksikan oleh dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi dan belaja modal. Sisanya sebesar 17 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. 3.
Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,824 berarti 82,4 kinerja keuangan mampu diprediksikan oleh dana bagi hasil,
Universitas Sumatera Utara
73
pertumbuhan ekonomi dan belanja modal, sisanya sebesar 17,6 oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. Terdapat dua pilihan, yaitu antara memakai R Square atau memakai
Adjusted R Square. Apabila jumlah variabel lebih dari dua maka digunakan Adjusted R Squarekarena apabila kita menggunakan R Square
sering menimbulkan permasalahan, yaitu bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel bebas dalam suatu
model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh model dengan R tinggi, seorang peneliti dapat dengan sembarangan
menambahakan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan
variabel terikat atau tidak. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan Adjusted R Square. Interpretasinya sama dengan R Square,
akan tetapi nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas
tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Sehingga nilai yang digunakan sebagai koefisien determinasi adalah 83.
5. Standar Error of estimate SEE sebesar 3,03598. Semakin kecil nilai SEE
akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen kinerja keuangan.
Universitas Sumatera Utara
74
4.2.3.1.2 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen pada model regresi mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen. Berikut
ini uji F yang digunakan yaitu :
a. Jik a F h itu n g F tabel p ad a α 0,05, maka H
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. Jika F hitung F tabel pada α 0,05, maka H
a
ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Tabel 4.9
Hasil Uji F DBH, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal terhadap Kinerja Keuangan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
4088.084 3
1362.695 147.843
.000
a
Residual 838.762
91 9.217
Total 4926.846
94 a. Predictors: Constant, BM-X3, DBH-X1, PE-X2
b. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa F hitung sebesar 147,843. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan
α = 0,05 dengan
df
1
= k – 1 = 4 – 1 = 3 df
2
= n – k = 95 – 4 = 91 Keterangan : k = jumlah variabel,
Universitas Sumatera Utara
75
n = jumlah observasi maka F tabel adalah sebesar 2,70lihat lampiran 10.
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel 147,843 2,70, sedangkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,000
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H
a
diterima. Oleh karena itu disimpulkan bahwa variabel dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi dan belanja
modal secara simultan mempengaruhi kinerja keuangan.
4.2.3.1.2 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji parsial Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.Nilai dari uji t dapat dilihat
dengan membandingkan t
hitung
dan t
tabel
. Suatu variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen jika : -t
tabel
- t
hitung
atau t
hitung
t
tabel
t
tabel
dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikansi 5 dengan df = n – k = 95 – 4 = 91
keterangan : df = degree of freedom n = jumlah observasi
k = jumlah variabel maka t tabel adalah 1,986 lihat lampiran 10.
Hasil dari uji regresi parsial uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.10 Hasil Uji t DBH, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal terhadap
Kinerja Keuangan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
1 Constant 4.361
.559 7.795
.000 DBH-X1
-.025 .007
-3.366 .001
PE-X2 .344
.028 12.066
.000 BM-X3
-.003 .004
-.915 .363
a. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian statistik t
hitung
pada table 4.10 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dana bagi hasil X
1
terhadap kinerja keuangan Y, menunjukkan signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan t
hitung
t
tabel
-3,3661,986. Maka H
diterima H
a
ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dana bagi hasil secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. 2.
Pertumbuhan ekonomi X
2
terhadap kinerja keuangan Y, menunjukkan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan
t
hitung
t
tabel
12,0661,986. Maka H ditolak H
a
diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. 3.
Belanja modal X
3
terhadap kinerja keuangan Y, menunjukkan signifikansi 0,363 lebih besar dari 0,05 dan t
hitung
t
tabel
-0,9151,986. Maka H
diterima dan H
a
ditolak. Dari hasil tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
77
disimpulkan bahwa variabel belanja modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
4.2.3.2 Hasil Analisis Regresi dengan Uji Interaksi 4.2.3.2.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Dimana nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R
2
pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.Maka, digunakan nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
Tabel 4.11 Hasil Uji R
2
DBH, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Modal terhadap Kinerja Keuangan dan ModerasiPAD
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .931
a
.867 .856
2.74698 a. Predictors: Constant, INTERAKSI3, DBH-X1, BM-X3, PE-X2, INTERAKSI,
PAD-Z, INTERAKSI2 b. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Dari tabel 4.11 di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
78
1. Nilai R sebesar 0,931 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan
antara kinerja keuangan dengan dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi, belanja modal dan moderasi pendapatan asli daerah erat yaitu sebesar
93,1. 2.
R square sebesar 0,867 berarti 86,7 kinerja keuangan mampu diprediksikan oleh dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi, belaja modal
dan moderasi pendapatan asli daerah. Sisanya sebesar 13,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,856 berarti
85,6 kinerja keuangan mampu diprediksikan oleh dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi, belanja modal dan moderasi pendapatan asli
daerah, sisanya sebesar 14,4 oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. Terdapat dua pilihan, yaitu antara memakai R Square atau memakai
Adjusted R Square. Apabila jumlah variabel lebih dari dua maka digunakan Adjusted R Squarekarena apabila kita menggunakan R Square
sering menimbulkan permasalahan, yaitu bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel bebas dalam suatu
model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh model dengan R tinggi, seorang peneliti dapat dengan sembarangan
menambahakan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan
variabel terikat atau tidak. Oleh karena itu, disarankan untuk
Universitas Sumatera Utara
79
menggunakan Adjusted R Square. Interpretasinya sama dengan R Square, akan tetapi nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya
penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Sehingga nilai yang
digunakan sebagai koefisien determinasi adalah 86,7. 5.
Standar Error of estimate SEE sebesar 2,74698. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel
dependen kinerja keuangan.
4.2.3.2.2 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen pada model regresi mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen. Berikut
ini uji F yang digunakan yaitu : a.
Jika F hitung F tabel pada α 0,05, maka H diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
b. Jika F hitung F tabel pada α 0,05, maka H
a
ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
80
Tabel 4.12 Hasil Uji F DBH, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Modal terhadap Kinerja
Keuangan dan Moderasi PAD
ANOVA
b
Model Df
F Sig.
1 Regression
7 80.845
.000
a
Residual 87
Total 94
a. Predictors: Constant, INTERAKSI3, DBH-X1, BM-X3, PE-X2, INTERAKSI, PAD-Z, INTERAKSI2
b. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, terlihat bahwa F hitung sebesar 80,845 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan
α = 0,05 dengan
df
1
= k – 1 = 8 – 1 = 7 df
2
= n – k = 95 – 8 = 87 maka F tabel adalah sebesar 2,12 lihat lampiran 10.
Keterangan : k = jumlah variabel n = jumlah observasi
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel 80,845 2,12, sedangkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,000
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H
a
diterima.Oleh karena itu disimpulkan bahwa variabel dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi, belanja
modal, pendapatan asli daerah dan moderasinya dengan masing-masing variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan, sehingga
dapat disimpulkan variabel pendapatan asli daerah PAD dapat memoderasi
Universitas Sumatera Utara
81
hubungan antara dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi dan belanja modal dengan kinerja keuangan.
4.2.3.2.3 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji parsial Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.Nilai dari uji t dapat dilihat
dengan membandingkan t
hitung
dan t
tabel
. Suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika :
-t
tabel
- t
hitung
atau t
hitung
t
tabel
t
tabel
dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikansi 5 dengan df = n – k = 95 – 8 = 87
keterangan : df = degree of freedom n = jumlah observasi
k = jumlah variabel maka t tabel adalah 1,988lihat lampiran 10.
Hasil dari uji regresi parsial uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.13 Hasil Uji t DBH, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Modal terhadap Kinerja
Keuangan dan Moderasi PAD
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
1 Constant 4.673
.591 7.913
.000 DBH-X1
-.033 .008
-4.312 .000
PE-X2 .386
.031 12.534
.000 BM-X3
-.012 .004
-2.703 .008
PAD-Z .009
.011 .895
.373 INTERAKSI1
.000 .000
3.519 .001
Universitas Sumatera Utara
82
TERAKSI2 -.001
.000 -3.000
.004 INTERAKSI3
.000 .000
2.623 .010
a. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
1 Constant 4.673
.591 7.913
.000 DBH-X1
-.033 .008
-4.312 .000
PE-X2 .386
.031 12.534
.000 BM-X3
-.012 .004
-2.703 .008
PAD-Z .009
.011 .895
.373 INTERAKSI1
.000 .000
3.519 .001
INTERAKSI2 -.001
.000 -3.000
.004 INTERAKSI3
.000 .000
2.623 .010
a. Dependent Variable: KINERJAKEUANGAN-Y
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.13 maka hasil penelitian untuk masing-masing variabel yaitu : 1.
Dana bagi hasil mempunyai nilai signifikansi 0,000yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung
-4,312 t
tabel
1,988, dari hasil tersebut dapat disimpulkan variabel dana bagi hasil secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 2.
Pertumbuhan Ekonomi mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung
12,534 t
tabel
1,988, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan
ekonomi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 3.
Belanja modalmempunyai nilai signifikansi 0,008yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung
-2,703 t
tabel
1,988, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel belanja modal secara parsial
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Universitas Sumatera Utara
83
4.
Pendapatan asli daerah mempunyai nilai signifikansi 0,373 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05 sedangkan nilai t
hitung
0,895t
tabel
1,988 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan asli daerah
secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
5. Interaksi DBH dengan PAD 3,519 1,988 dengan signifikansi 0,001
lebih kecil dari 0,05 maka secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
6. Interaksi PE dengan PAD -3,000 1,988 dengan signifikansi 0,004 lebih
kecil dari 0,05 maka secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
7. Interaksi BM dengan PAD 2,623 1,988 dengan signifikansi 0,010 lebih
besar dari 0,05maka secara parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh DBH, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pengelolaan keuangan yang efisien akan meningkatkan kualitas akan
pengambilan keputusan sehingga bila keputusan yang diambil berkualitas akan meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah. Anggaran daerah
dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan, alat bantu pengambilan keputusan dan perencanaan
pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
84
Dalam penelitian ini, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel dana bagi hasil memiliki nilai koefisien sebesar -0,025 dengan tingkat signifikan sebesar
0,001 atau signifikansi diba wah α = 0,05 dan nilai t
hitung
= -3,366 nilai t
tabel
= 1,986. Dimana H
diterima dan H
a
ditolak. Hal ini berarti dana bagi hasil merupakan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Dana bagi hasil dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan karena nilai koefisiennya negatif.
Variabel pertumbuhan ekonomi memiliki nilai koefisien 0,344 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 atau signifikansi dibawah α = 0,05 dan nilai t
hitung
= 12,066 nilai t
tabel
= 1,986. Dimana H ditolak dan H
a
diterima.Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan.Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini berpengaruh positif karena nilai koefisiennya positif. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil
penelitian Siti 2015 yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah, dimana
hasil uji t menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi memiliki tingkat signifikan sebesar 0,004 atau signifikan dibawah α = 0,05 dan nilai t
hitung
= 2,943 nilai t
tabel
= 1,9858. Variabel belanja modal memiliki nilai koefisien -0,003 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,363 atau signifikan diatas α = 0,05 dan nilai t
hitung
= -0,915 nilai t
tabel
= 1,986 dimana H diterima dan H
a
ditolak. Hal ini berarti belanja modal merupakan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.Belanja modal dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
85
keuangan karena nilai koefisiennya negatif.Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Siti 2015 yang menyatakan belanja modal tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan, dimana hasil uji t menunjukkan bahwa variabel belanja modal memiliki tingkat signifikan sebesar 0,310 atau signifikansi
di atas α = 0,05 dan nilai t
hitung
= -1,021 nilai t
tabel
= 1,9858.
4.3.2 Pengaruh Variabel Moderasi PAD terhadap Hubungan DBH, Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Modal dan Kinerja Keuangan
Secara teori pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
PAD merupakan akumulasi dari Pos Penerimaan Pajak yang berisi Pajak Daerah dan Pos Retribusi Daerah, Pos Penerimaan Non Pajak yang berisi hasil
perusahaan milik daerah, Pos Penerimaan Investasi serta Pengelolaan Sumber Daya Alam Isdijoso, 2002. Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang
bersumber dari kegiatan ekonomi itu sendiri.Pendapatan asli daerah merupakan salah satu pilar kemandirian suatu daerah. Menurut UUD No 33 Tahun 2004
tentang perimbangan keuangan anatara pemerintah pusat dan daerah, sumber PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Karena itu, kemampuan suatu daerah menggali PAD akan mempengaruhi perkembangan dan pembangunan daerah
tersebut disamping itu semakin besar kontribusi PAD terhadap APBD, maka akan semakin kecil pula ketergantungannya terhadap bantuan pemerintah pusat. Hal ini
karena PAD dapat dipergunakan sesuai dengan kehendak dan inisiatif pemerintah daerah demi kelancaran penyelenggaraan urusan daerahnya Bastian,
Universitas Sumatera Utara
86
2012.Dalam hasil penelitian ini, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel interaksi1 memiliki nilai koefisien 0,000 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001
atau signifikansi dibawah α = 0,05 dan nilai t
hitung
= 3,519 nilai t
tabel
= 1,986 H
o
ditolak dan H
a
diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa PAD mampu memoderasi hubungan dana bagi hasil. Dalam hal ini PAD memperkuat hubungan
dana bagi hasil dengan kinerja keuangan , karena nilai koefisien yang berniai positif. Ini berarti dana bagi hasil berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
ketika dimoderasi oleh PAD. Variabel interaksi2 memiliki nilai koefisien sebesar -0,001 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,004 atau signifikansi dibawah α = 0,05 dan nilai t
hitung
= - 3,000 nilai t
tabel
= 1,986.Dimana H diterima dan H
a
ditolak.Penelitian ini menunjukkan bahwa PAD tidak mampu memoderasi hubungan pertumbuhan
ekonomi.Dalam hal ini PAD memperlemah hubungan anatara pertumbuhan ekonomi dengan kinerja keuangan, karena nilai koefisien yang bernilai negatif.Ini
berarti pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan ketika dimoderasi oleh PAD.
Variabel interaksi3 memiliki nilai koefisien sebesar 0,000 dengan tingkat signifikan sebesar 0,010 atau diatas α = 0,05 dan nilai t
hitung
= 2,623 nilai t
tabel
= 1,986.Dimana H
ditolak dan H
a
diterima.Penelitian ini menunjukkan bahwa PAD mamou memoderasi hubungan belanja modal dan kinerja keuangan.dalam hal ini
PAD memperkuat hubungan antara belanja modal dengan kinerja keuangan, karena nilai koefisien yang positif. Ini berarti belanja modal berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan ketika dimoderasi oleh PAD.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan.
1. Secara simultan Dana Bagi Hasil, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja
Modal berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan, sedangkan secara parsial Belanja Modal yang berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan. 2.
Interaksi Dana Bagi Hasil, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal dengan Pendapatan Asli Daerah secara simultan berpengaruh positif
terhadap Kinerja Keuangan, sedangkan secara parsial interaksi Pertumbuhan Ekonomi dengan Pendapatan Asli Daerah yang
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi. 1.
Dalam penelitian ini hanya mengambil sampel dari KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara.
2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel dana bagi hasil,
pertumbuhan ekonomi dan belanja modal untuk melihat pengaruh
Universitas Sumatera Utara